Viral, Pria Marah-Marah Larang Main Rebana di Masjid, Debat Panas Pecah dengan Pengurus
Pria dalam video itu menilai bermain musik dilarang di dalam masjid.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Debat panas soal pelarangan main musik viral di media sosial Twitter. Dalam video yang beredar itu tampak seorang pria berjanggut mengenakan pakaian Muslim tampak marah-marah melihat alat musik rebana yang berada di dalam masjid.
Pria yang disebut sebagai pendatang itu terlibat debat panas dengan seorang pengurus masjid. Debat bahkan hingga membawa nama-nama aliran syiah.
"Alat Musik di dalam masjid (dia) minta dalil katanya tak ada dalilnya," kata pria itu dengan nada tinggi sambil menunjuk ke alat kendang rebana.
Pengurus masjid lalu membalas, 'jaremu (katamu) mungkar"?
"Munkar ini," kata pria itu.
"Gak ada musik di dalam masjd, munkar (musik) di dalam masjdi, demi Allah," seru pria tersebut.
Pria itu lalu bertanya apa hujjah yang memperbolehkan musik di dalam masjid. "Dalilmu apa hujah mu apa? "
"Iki kegiatan masjid kene," kata pengurus itu menimpali.
Pria pendatang itu lantas membalas dengan pernyataan berapi-api sembari menegaskan bahwa dalam agama itu cuma dua yakni sunah dan wajib. "Enggak ada lagi," katanya.
"Iki masjid kene dudu (bukan) urusan kamu," balas pengurus itu.
Lelaki dengan tas selempang warna hitam itu lantas menimpali lagi. "Masjid sini punya Muslim, gak saya gak orang Amerika punya hak, tapi bukan untuk kemungkaran," katanya.
Pengurus berkopiah hitam itu lalu mengatakan bahwa ini adalah masjid perumahaan. Tapi, lagi-lagi lelaki itu membalas. "Peumahan gak ada ormas yang masuk masjid."
"Lho memang gak orang memang nang kene," kata pengurus.
"Lha iki opo kalo bukan ormas," tanya pria itu masih nada tinggi.
"Ini jamaah, iki, iki remaja kene," kata pengurus.
"Jamaah mana, jamaah syiah," tanya lelaki itu lagi.
Di pengujung video lelaki itu tidak keluar dari masjid dan duduk menyandar di salah satu tiang bagian belakang.
Seperti diunggah laman akun Twitter Kakak Pembina, kejadian tersebut terjadi di perumahan Palm Spring, Surabaya. Tidak dijelaskan detail waktu kapan peristiwa itu terjadi.