Robot India Temukan Belerang di Dekat Kutub Selatan Bulan

Penjelajah Pragyan beroda enam baru saja mencatatkan tonggak sejarah lainnya di bulan.

network /Ilham Tirta
.
Rep: Ilham Tirta Red: Partner

Jalur penjelajah Chandrayaan-3 terlihat di dekat kutub selatan bulan pada 27 Agustus Gambar: ISRO

ANTARIKSA -- Robot penjelajah bulan India, Chandrayaan-3 mendeteksi belerang di dekat kutub selatan bulan. Meski India adalah negara keempat yang mendarat di bulan, temuan itu adalah yang pertama untuk kandungan tersebut.

Badan antariksa negara itu, ISRO mengumumkan penemuan itu awal pekan ini. "Unsur yang dicari ini biasanya ditemukan di dekat gunung berapi di Bumi, sehingga kemunculannya di bulan mengisyaratkan sejarah vulkanik satelit kita serta kondisi atmosfer di masa lalu," kata para ilmuwan dilansir Live Science, Senin, 4 September 2023.

Menurut para ilmuwan, cadangan unsur tersebut bisa menjadi kunci untuk membangun infrastruktur di bulan. Deteksi ini terjadi kurang dari sepekan setelah pesawat ruang angkasa India mendarat sekitar 70 derajat dari kutub selatan bulan. Kurang dari sehari kemudian, robot penjelajah Pragyan bertenaga surya memulai pencarian air beku di rumah barunya itu.

Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) mengatakan, Pragyan langsung mendeteksi belerang di tanah bulan dengan melakukan pengukuran pertama kali. Penjelajah ini dilengkapi dengan alat analisis kimia, tidak seperti yang ada di penjelajah Mars Curiosity NASA dan Zhurong milik China yang sekarang sudah tidak berfungsi. Peralatan Pragyan dapat memancarkan laser ke permukaan bulan dan menyedot partikel tanah menjadi gumpalan plasma. "Belerang kemudian terdeteksi di gumpalan tersebut berdasarkan panjang gelombang unik yang memancarkan cahaya," kata ISRO.

Dengan menggunakan metode yang sama, Pragyan juga menemukan sejumlah elemen lain di tanah bulan, yaitu Aluminium, kalsium, kromium, besi, mangan, oksigen, silikon, dan titanium. Meskipun unsur-unsur ini dan kelimpahannya dapat mengungkap lebih banyak rincian tentang bagaimana bulan berevolusi secara geologis, keberadaan belerang secara khusus telah menarik minat para ilmuwan sejak tahun 1970-an.

Analisis terbaru terhadap batuan bulan seberat 382 kilogram (842 pon) yang dibawa pulang oleh misi Apollo pada awal 1970-an menemukan belerang, namun sampel tersebut diambil dari dekat ekuator bulan. Ini adalah pertama kalinya unsur tersebut juga terdeteksi di dekat kutub selatan, yang merupakan wilayah yang sangat menarik bagi banyak misi berawak dan tidak berawak, sebagian besar karena adanya reservoir air beku.

Penelitian sebelumnya menunjukkan para astronom dapat menggunakan belerang bulan untuk menyimpan baterai dan untuk keperluan konstruksi. Belerang bahkan dapat menggantikan air di bulan saat membangun infrastruktur atau habitat, karena ia paling baik digunakan sebagai elemen panas dengan suhu sekitar 248 derajat Fahrenheit (120 derajat Celcius). Panas itu hanya sedikit lebih tinggi daripada suhu siang hari di bulan sebesar 224 derajat Fahrenheit (106 derajat Celcius.

"Meskipun bulan dikelilingi oleh beberapa pesawat ruang angkasa, mendeteksi belerang adalah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh instrumen yang ada di pengorbit,” kata ISRO.

Misi Chandrayaan-3 yang berlangsung selama dua pekan milik mencapai titik tengahnya pada 30 Agustus. Sementara itu, penjelajah Pragyan menghindari tabrakan dengan kawah berbahaya setelah dialihkan ke jalur baru. Tidak lama kemudian, ia mengambil gambar pendarat bulan, Vikram yang terparkir di bulan.

Pragyan masih memburu hidrogen, yang diharapkan dapat ditambang untuk menghasilkan air dan bahan bakar roket. Sumber: Live Science

 
Berita Terpopuler