Blak-blakan, Artika Sari Devi Ungkap Pengalaman Body Check di Kontes Kecantikan

Artika yang merupakan Puteri Indonesia 2004 juga tampil di Miss Universe.

dok Republika
Puteri Indonesia 2004 Artika Sari Devi pernah menjalani body check saat ikut kontes kecantikan, namun tidak seperti yang dilakukan di Miss Universe Indonesia.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selebritas Artika Sari Devi mengaku prihatin dengan munculnya kasus dugaan pelecehan dalam proses pemeriksaan tubuh (body check) pada ajang Miss Universe Indonesia 2023. Artika pun menyayangkan komentar negatif yang justru menjatuhkan mental para finalis yang bersangkutan.

Artika yang merupakan Puteri Indonesia 2004 itu menyayangkan adanya kontestan yang mengalami perlakuan tidak menyenangkan. Berdasarkan pengalamannya saat awal karantina di provinsi sampai terpilih ke tahap nasional, tidak ada proses body check seperti itu.

Baca Juga

Artika menjelaskan panitia Puteri Indonesia hanya melakukan pengukuran tubuh untuk keperluan pembuatan baju. Kemudian ketika terpilih dalam skala nasional, ia juga tidak mengalami body check selama karantina. Baru setelah terpilih jadi Putri Indonesia, ada body check yang dilakukan untuk persiapan menuju ke kontes internasional.

"Body checking yang dimaksud di sini untuk kebutuhan mengecek kesehatan dan kebugaran tubuh secara umum meliputi kulit wajah, rambut, dan gigi, juga dicek body mass index untuk diberikan program kebugaran. Saya juga ditanya punya keloid atau bekas luka yang dalam atau tidak, supaya bisa diberikan treatment yang tepat," kata Artika saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (12/8/2023).

Body checking ini tidak termasuk ke dalam proses penilaian di karantina kontes kecantikan. Body checking, menurut Artika, bahkan tidak ada di dalam rangkaian karantina pemilihan kontes kecantikan, sehingga para finalis tidak dicek satu per satu setiap detail tubuhnya, apalagi ke area pribadi.

Menurut Artika, setiap yayasan atapun penyelenggara kontes kecantikan sepatutnya menjadi lingkungan yang memberi rasa aman dan nyaman untuk semua kontestannya. Dia berharap para korban mendapat pemulihan dan perlindungan yang layak, dan masalah ini bisa diselesaikan segera untuk memperoleh keadilan dan tidak akan terulang lagi kejadian pahit seperti ini dikemudian hari.

Artika mengatakan bahwa kontestan ratu kecantikan diharapkan punya tampilan gracefully (anggun). Maka tidak sewajarnya jika diperlakukan tidak hormat.

Lebih jauh, Artika berharap pihak kontes dan oknum yang terlibat kasus saat ini segera bertanggung jawab, apalagi Miss Universe Indonesia perdana digelar. Sebagai ajang awal, menurut pemain Opera Jawa itu, seharusnya Miss Universe Indonesia bisa membuktikan bahwa kontesnya prestisius dan menjunjung tinggi rasa hormat.

Artika juga berharap untuk finalis Miss Universe Indonesia yang menjadi korban dugaan pelecehan bisa dapat perlindungan. Hal itulah yang ia nilai sebagai poin utama untuk diperhatikan.

Sebab, menurut Artika, apa yang telah kontestan lewati itu sudah berat secara fisik maupun mental. Kasus ini dinilainya pasti ada dampaknya.

Artika berharap kasus tersebut penyelesaiannya tidak berlarut-larut. Ia ingin pihak yang bertanggung jawab segera muncul untuk mengambil sikap berani menyelesaikan ini sesegera mungkin.

"Karena efek di citra baik yang sudah dibangun para pelaku kontes kecantikan yang telah konsisten untuk menjaga nama baik ikut terbawa ke sini, bahkan perwakilan itu sama sekali nggak ada body check karena mereka pakai lisensi Amerika, tapi saat saya di Thailand juga nggak ada dicek, nggak ada begituan," jelas istri dari penyanyi Baim tersebut.

Artika mengatakan bahwa tagline "confidently beauty" itu artinya cantik dengan penuh rasa percaya diri. Ia menyebut Yayasan Miss Universe Indonesia seharusnya menjadi cerminan tagline tersebut melalui seluruh panitia menciptakan ruang aman dan nyaman yang membuat finalis menjadi pribadi percaya diri, sehingga berdaya untuk melakukan pemberdayaan wanita.

 
Berita Terpopuler