Fakta Skill Dewa Khas Valentino Rossi; 'Petantang-Petenteng' dengan Cross Leg Wheelie

Cross leg wheelie kerap ia pertontonkan setelah mencapai garis finish.

EPA/IMRE FOELDI
Valentino Rossi saat melakukan aksi Cross Leg Wheelie di MotoGP seri Ceska pada tahun 2006 silam.
Rep: Rahmat Fajar Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Valentino Rossi adalah salah satu pembalap tersukses sepanjang sejarah MotoGP. The Doctor bukan hanya meraih tujuh gelar juara dunia balapan kelas utama, ia juga sudah berjaya di kelas 125cc (1997)dan 250cc (1999) dengan keluar sebagai juara. 

Baca Juga

Pada tahun 2000-an, Rossi begitu mendominasi selama satu dekade baik saat bersama Yamaha maupun Honda. Rossi meraih tujuh gelar MotoGP pada tahun 2001, 2002, 2003, 2004, 2005, 2008 dan 2009.

Medio 2000-an adalah tahun menyenangkan bagi pembalap asal Italia tersebut. Pecinta MotoGP selalu disuguhkan aksi-aksi menarik Rossi di arena lintasan.

Rossi sering melakukan aksi akrobatik wheelie. Yakni, aksi manuver kendaraan yang mana roda depan di angkat ke atas setelah menyentuh garis finis.

Aksi-aksi itu jarang dilihat di akhir karier Rossi. Mengapa? Tampaknya aksi akrobatik tersebut berkaitan dengan kenyamanan Rossi mengendarai motornya.

 

Rossi juga kerap memperlihatkan kelihaiannya dalam melakukan cross leg wheelie. Cross Leg wheelie adalah aksi wheelie dengan satu kaki. Aksi yang dilakukan Rossi membutuhkan keahlian tingkat tinggi.

Mengapa membutuhkan keahlian tingkat tinggi? Karena dibutuhkan keseimbangan motor saat melakukan wheelie dan menyilangkan kaki ke sisi yang lain.

Aksi Cross Leg Wheelie sering dilakukan Rossi sejak bersama Honda di GP500. Bahkan aksi tersebut tetap sering ia lakukan ketika menyeberang ke Yamaha.

Sehingga ada anggapan bahwa aksi Cross Leg Wheelie selalu menjadi pertanda Rossi nyaman dengan motor dan saat menungganginya. Pasalnya aksi tersebut tampak seperti disengaja. Itu menjadi gambaran bagaimana setting-an motor dan mood Rossi.

Sikap interaktif Rossi saat jumpa pers usai balapan menambah anggapan bahwa sang pembalap dalam mood yang baik. Sikap-sikap ini berbanding berbalik ketika Rossi merasa tidak nyaman.

 
Berita Terpopuler