Rusia dan Ukraina Saling Klaim Jatuhkan Drone Musuh di Wilayahnya

Rusia menjatuhkan dua pesawat tak berawak di luar Moskow.

Pesawat tanpa awak (Drone). Ilustrasi.
Rep: Amri Amrullah Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Rusia dan Ukraina saling klaim telah menjatuhkan drone milik musuh yang akan menyerang wilayah mereka.

Baca Juga

Rusia mengatakan telah menjatuhkan tiga pesawat tak berawak di luar Moskow, dan menduga itu adalah drone serangan dari Ukraina. Sementara Ukraina mengaku menjatuhkan drone Rusia, tetapi beberapa lainnya berhasil lolos karena celah dari pertahanan udaranya.

Rusia menjatuhkan dua pesawat tak berawak di luar Moskow ketika drone ini mendekati gudang-gudang unit militer setempat, kata pihak berwenang Rusia pada Rabu (21/6/2023). Pihak Rusia menyebut, drone itu disebut menjadi upaya terbaru Ukraina untuk menyerang target-target di dalam wilayah Rusia.

Serangan pada tahap awal, di antaranya berupa serangan balasan terbaru yang dilancarkan Kiev. Pada saat yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa pasukan Ukraina sedang berupaya melakukan serangan balasan yang tetap gagal. Kemudian Putin menilai Ukraina mungkin akan terus mempersiapkan cara baru untuk menyerang posisi strategis Rusia.

Dua pesawat tak berawak yang disebut Rusia milik Ukraina itu, jatuh di dekat desa Lukino, yang secara administratif merupakan bagian dari Kota Moskow, demikian laporan media Rusia. Puing-puing drone ketiga dilaporkan ditemukan sekitar 20 kilometer (12 mil) jauhnya. Namun tidak ada kerusakan atau korban jiwa yang dilaporkan.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa serangan drone itu adalah upaya serangan teroris yang gagal oleh rezim Kiev. Serangan itu ditujukan terhadap fasilitas-fasilitas di wilayah Moskow, dan pihaknya menambahkan ketiga drone tersebut dijatuhkan oleh gangguan sinyal elektronik.

Ukraina, yang biasanya tidak mengkonfirmasi serangan di wilayah Rusia, tidak memberikan komentar apapun. Sebelumnya, para pejabat Ukraina telah menekankan bagi negara pendukung untuk menyerang target apa pun, sebagai tanggapan atas invasi dan perang Rusia yang dimulai pada Februari 2022.

Bulan lalu, dua serangan pesawat tak berawak mengguncang ibu kota Rusia, dalam apa yang tampaknya merupakan serangan terdalam dan paling berani yang pernah dilakukan Kiev ke Rusia. Serangan pertama, pada 3 Mei, menargetkan Kremlin, tetapi pihak berwenang Rusia mengumumkan bahwa perangkat tersebut ditembak jatuh sebelum sempat menimbulkan kerusakan.

Serangan kedua, pada 30 Mei, menyasar...

 

Serangan kedua, pada 30 Mei, menyasar Moskow, meskipun kerusakan yang ditimbulkan sangat kecil. Pada saat serangan terhadap Kremlin, Putin mengatakan bahwa pertahanan udara Moskow bekerja dengan cara yang memuaskan.

"Jelas apa yang harus kami lakukan untuk menutup celah dalam sistem tersebut," katanya menambahkan.

Drone lain dilaporkan telah terbang jauh ke dalam wilayah Rusia beberapa kali. Sejak Februari, ketika UJ-22 jatuh 100 kilometer (60 mil) dari Moskow, drone Ukraina berulang kali mendekati ibu kota Rusia.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, mengonfirmasi serangan pesawat tak berawak pada Rabu. Ia mengatakan bahwa alat tempur drone telah melakukan tugasnya.

Sedangkan Ukraina menyebut pertahanan udaranya telah menjatuhkan 32 dari 35 pesawat tak berawak peledak Shahed yang diluncurkan Rusia pada Selasa pagi. Sebagian besar drone di wilayah Kyiv, kata para pejabat Ukraina.

Pasukan Rusia sebagian besar menargetkan wilayah di sekitar ibu kota Ukraina, Kiev dalam serangan drone di malam hari, yang berlangsung sekitar tiga jam, kata para pejabat Ukraina. Namun pertahanan udara Ukraina juga telah menembak jatuh sekitar selusin pesawat tak berawak Rusia tersebut.

Serangan drone Rusia itu, disebut merupakan upaya pemboman yang lebih luas di wilayah Ukraina, meluas hingga ke wilayah Lviv di bagian barat negara itu, dekat Polandia. Drone Shahed berhasil mencapai Lviv karena ketidakmampuan aset pertahanan udara menjangkau wilayah yang begitu luas, kata juru bicara angkatan udara Ukraina, Yuriy Ihnat.

Sistem pertahanan udara sebagian besar telah didedikasikan untuk melindungi kota-kota besar, fasilitas infrastruktur utama, termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir, dan garis depan. "Secara umum ada kekurangan aset pertahanan udara untuk melindungi negara seperti Ukraina," ujar Gubernur Lviv, Maksym Kozytskyi.

Rusia juga telah menyerang wilayah Zaporizhzhia, selatan Ukraina dengan rudal balistik. Pertahanan udara Ukraina telah diperkuat dengan persenjataan canggih dari sekutu Baratnya, sehingga meningkatkan tingkat keberhasilan dalam menjatuhkan pesawat tak berawak dan rudal yang masuk.

Sebelumnya, upaya pemboman musim dingin oleh Rusia merusak pasokan listrik Ukraina. Meskipun perbaikan cepat pembangkit listrik itu justru telah mematahkan upaya Kremlin tersebut. Serangan udara drone terbaru di belakang garis depan Ukraina bertepatan dengan tahap awal serangan balasan Ukraina.

Serangan ini bertujuan untuk mengusir pasukan Kremlin dari wilayah yang telah mereka kuasai sejak invasi skala penuh pada Februari 2022. Sementara serangan balasan juga menghadapi medan yang penuh ranjau dan benteng pertahanan yang diperkuat, demikian menurut Valerii Zaluzhnyi, panglima tertinggi angkatan bersenjata Ukraina.

 
Berita Terpopuler