Banyak Tikus di Rumah dan Lingkungan Sekitar? Gejala Ini Terasa Ketika Kena Penyakit Pes

Tikus patut diwaspadai karena dapat menyebabkan penyakit.

Freepik
Tikus. Paris, Prancis merupakan kota keempat dengan populasi tikus terbanyak di dunia.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tikus menjadi salah satu masalah besar di Paris, Prancis. Paris merupakan kota keempat dengan populasi tikus terbanyak di dunia, setelah Deshnoke di India, London (Inggris), dan New York (Amerika Serikat).

Populasi tikus di Ibu Kota Prancis itu mencapai enam juta ekor. Jumlah ini lebih banyak daripada jumlah populasi manusia yang hanya 2,1 juta.

Tikus patut diwaspadai karena dapat menyebabkan penyakit. Salah satunya adalah penyakit pes.

Dikutip dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Kamis (15/6/2023), penyakit pes adalah penyakit yang menyerang manusia juga mamalia lainnya. Pes disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis.

Manusia biasanya terkena penyakit pes setelah digigit kutu hewan pengerat yang membawa bakteri pes atau karena memegang hewan yang terinfeksi pes. Bakteri penyakit pes dapat ditularkan ke manusia dengan cara gigitan kuku, kontak dengan cairan atau jaringan yang terkontaminasi, dan tetesan infeksius.

Gejala pes tergantung pada cara pasien terkena bakteri pes. Pes dapat mengambil bentuk klinis yang berbeda, tetapi yang paling umum adalah bubonic plague, septicemic plague, dan pneumonia plague.

Bubonic plague biasanya memiliki masa inkubasi dua hingga delapan hari. Pasien mengalami demam, sakit kepala, menggigil, dan lemas serta satu atau lebih gelenjar getah bening yang bengkak dan nyeri (disebut bubo). Bentuk ini biasanya hasil dari gigitan kutu yang terinfeksi.

Bakteri berkembang biak di kelenjar getah bening di dekat tempat bakteri memasuki tubuh manusia. Jika pasien tidak diobati dengan antibiotik yang sesuai, bakteri dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Sementara itu, septicemic plague memiliki masa inkubasi yang tidak jelas tetapi kemungkinan terjadi dalam beberapa hari setelah paparan. Pasien mengalami demam, menggigil, sangat lemah, sakit perut, syok, dan kemungkinan pendarahan ke kulit serta organ lain. Kulit dan jaringan lain bisa menghitam dan mati, terutama pada jari tangan, kaki, dan hidung.

Septicemic plague dapat terjadi sebagai gejala pertama pes atau dapat berkembang dari pes yang tidak diobati. Bentuk ini dihasilkan dari gigitan kutu yang terinfeksi atau dari penanganan hewan yang terinfeksi.

Berikutnya, pneumonia plague. Masa inkubasinya biasanya hanya satu hingga tiga hari.

Baca Juga

Pasien mengalami demam, sakit kepala, lemas, dan pneumonia yang berkembang pesat dengan sesak napas, nyeri dada, batuk, dan terkadang lendir berdarah atau berair. Pneumonia plague dapat berkembang dari menghirup tetesan infeksius atau dapat berkembang dari pes atau septicemic yang tidak diobati setelah bakteri menyebar ke paru-paru.

Untuk mengetahui apakah Anda terkena pes, penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan gejala Anda. Tes yang mungkin dilakukan antara lain kultur darah, kultur aspirasi kelenjar getah bening (cairan diambil dari kelenjar getah bening atau bubo yang terkena), kultur dahak, dan rontgen dada.

Orang yang terkena pes perlu segera diobati. Dilansir MedlinePlus, jika pengobatan tidak diterima dalam waktu 24 jam setelah gejala pertama muncul, risiko kematian meningkat.

Antibiotik seperti streptomisin, gentamisin, doksisiklin, atau ciprofloxacin digunakan untuk mengobati pes. Oksigen, cairan infus, dan dukungan pernapasan biasanya juga diperlukan.

Orang dengan pneumonic plague harus dijauhkan dari pasien lain dan prosedur isolasi akan dijalankan di rumah sakit. Orang yang pernah kontak dengan orang yang terinfeksi pneumonic plague harus diawasi dengan hati-hati dan diberikan antibiotik sebagai tindakan pencegahan.

MedlinePlus menyarankan untuk menghubungi profesional medis jika Anda mengalami gejala pes setelah terpapar kutu atau hewan pengerat. Selain itu, hubungi profesional medis jika Anda tinggal atau pernah mengunjungi daerah di mana terjadi pes.

Di sisi lain, pengendalian tikus dan pemantauan penyakit pada populasi hewan pengerat liar adalah tindakan utama yang digunakan untuk mengendalikan risiko epidemi.

 
Berita Terpopuler