Warga Paris Bakal Hidup Berdampingan dengan Tikus? Penyakit Ini Paling Mungkin Melanda

Gigitan, cakaran, dan kencing tikus bisa menjadi sumber penyakit.

AP Photo/Richard Drew
Seekor tikus melintasi platform kereta bawah tanah (Ilustrasi). Populasi tikus di Paris, Prancis sudah terlalu banyak.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah hama tikus yang kian tak terkendali memaksa warga Paris, Prancis untuk hidup berdampingan dengan tikus. Beberapa kota besar lain di dunia, seperti New York, juga mulai kewalahan dalam menghadapi munculnya serangan tikus.

Ketika manusia harus hidup berdampingan dengan populasi tikus yang besar, risiko masalah kesehatan tentu tak terelakkan. Keberadaan tikus liar yang tak terkendali bisa menularkan sejumlah penyakit kepada manusia.

Penyakit-penyakit tersebut bisa ditularkan melalui gigitan atau cakaran tikus hingga makanan yang terkontaminasi oleh tikus. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), beberapa jenis penyakit yang dapat disebabkan atau ditularkan oleh tikus adalah leptospirosis, pes, dan infeksi hantavirus.

Baca Juga

Penyakit lain yang juga patut diwaspadai bila manusia hidup berdampingan dengan tikus liar adalah rat bite fever atau demam gigitan tikus. Demam gigitan tikus disebabkan oleh bakteri Streptobacillus moniliformis atau Spirillum minus yang bisa ditemukan di mulut, hidung, sekresi konjungtiva, dan urin tikus.

Menurut CDC, sekitar 10-100 persen tikus peliharaan dan tikus laboratorium serta sekitar 50-100 persen tikus liar membawa Streptobacillus moniliformis. Sedangkan Spirillum minus dapat ditemukan pada sekitar 25 persen tikus liar.

Kasus demam gigitan tikus akibat Streptobacillus moniliformis umumnya ditemukan di negara barat, seperti Amerika Serikat. Sedangkan kasus demam gigitan tikus akibat Spirillum minus lebih sering ditemukan di Asia.

Seperti dilansir National Institute of Health pada Kamis (15/6/2023), sebagian besar kasus demam gigitan tikus terjadi di Jepang. Akan tetapi, kasus ini juga ditemukan di berbagai wilayah lain, seperti Amerika Serikat, Eropa, Australia, dan Afrika.

Demam gigitan tikus bisa dikatakan sebagai penyakit yang cukup langka. Akan tetapi, lebih dari 50 persen kasusnya terjadi pada anak.

Mewaspadai penularan dan gejala

Demam gigitan tikus bisa mengenai manusia melalui beberapa cara. Cara yang paling umum adalah melalui gigitan atau cakaran tikus yang membawa bakteri.

Selain tikus, penyakit ini juga bisa ditularkan melalui hewan pengerat lain yang membawa bakteri penyebab demam gigitan tikus. Penularan juga dapat terjadi ketika manusia berkontak dengan tikus atau hewan pengerat pembawa bakteri dan terpapar oleh liur dan urinenya.

CDC mengungkapkan bahwa bakteri penyebab demam gigitan tikus bisa masuk ke dalam tubuh manusia lewat luka terbuka, kulit terbuka, atau selaput lendir seperti mata, hidung, serta mulut.

"Konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi feses atau urin dari hewan pengerat yang membawa bakteri (juga bisa menjadi sarana penularan)," ujar CDC seperti dilansir laman resminya pada Kamis (15/6/2023).

Demam gigitan tikus pada manusia hanya disebabkan oleh tikus atau hewan pengerat yang membawa bakteri. Penyakit ini tidak menular antarmanusia.

Perlu diketahui bahwa demam gigitan tikus bisa menjadi serius atau bahkan mengancam jiwa penderitanya. Diperkirakan, satu dari 10 orang yang mengalami demam gigitan tikus akibat bakteri Streptobacillus moniliformis mengalami kematian.

Oleh karena itu, orang-orang yang mengalami gejala demam gigitan tikus harus segera mencari pertolongan medis. Gejala dan tanda demam gigitan tikus adalah demam, muntah, sakit kepala, dan nyeri otot.

Sekitar lima dari 10 penderita demam gigitan tikus juga dapat mengalami nyeri atau bengkak sendi, dan sekitar tiga dari empat penderita demam gigitan tikus dapat mengalami ruam. Gejala-gejala demam gigitan tikus umumnya muncul dalam waktu tiga hingga 10 hari setelah manusia terinfeksi bakteri.

Masa inkubasi paling lama dari demam gigitan tikus adalah tiga pekan. Bila tak ditangani, demam gigitan tikus bisa memicu sejumlah komplikasi yang lebih berat. Beberapa komplikasi tersebut adalah abses di dalam tubuh, infeksi hati dan ginjal, infeksi pada paru (pneumonia), infeksi pada otak dan sistem saraf (meningitis), dan infeksi pada jantung (endokarditis, miokarditis, atau perikarditis).

 
Berita Terpopuler