Netizen Ramai-Ramai Tolak Kaesang Maju Pilkada Depok

Majunya Kaesang dinilai upaya membangun dinasti politik seperti PKS.

Republika/Putra M. Akbar
Baliho bergambar putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep di Jalan Margonda Raya, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (23/5/2023). Baliho yang dipasang oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Depok itu untuk memperkenalkan sosok Kaesang kepada warga yang nantinya akan diusung oleh partai tersebut pada Pilkada 2024.
Rep: Wahyu Suryana Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jalan putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, maju di Pilwalkot Depok 2024 ternyata tidak mulus. Rencana Kaesang ikut dalam pemilihan Depok 1 ternyata mendapatkan penolakan terutama oleh netizen di sejumlah media sosial seperti Twitter.

Kaesang diragukan bisa memimpin Depok. Ketua Perkumpulan Pemuda Keadilan, Dendi Budiman, mengatakan mereka menolak Kaesang di Depok sama seperti menolak rezim PKS diteruskan. Ia berharap, ada anak bangsa yang bersih hati dan niat membangun Depok.

Karena itu, Dendi merasa semua sepakat kalau reformasi yang dibangun dan dijaga untuk menghilangkan praktIk politik seperti itu. Apalagi, di tataran Pilpres, Presiden Jokowi sudah mengakui dan menyampaikan akan terus cawe-cawe.

Dendi menekankan, warga harus bersatu menolak politik dinasti dengan menutup peluang Kaesang masuk ke Depok. Ia berpendapat, politik dinasti Jokowi tidak ada bedanya dengan rezim PKS di Depok yang itu-itu saja.

"Menghancurkan rezim PKS di Depok harus kompak seperti kita memburu Johnny sampai koma. Buat kita, dinasti politik Jokowi dan dominasi PKS mutlak harus kita lawan," kata Dendi lewat akun Twitter bercentang biru @DemokrasiMartir.

Dendi merasa, dibandingkan Kaesang, ada calon-calon lain seperti Sigit Purnomo Said atau Pasha Ungu yang bisa didorong untuk maju di Pilwalkot Depok. Apalagi, Pasha sudah ada pengalaman menjadi wakil wali kota Palu.

Selain Dendi, ada juga yang kurang setuju dengan majunya Kaesang...

Baca Juga

DEPOK TAK HANCUR LEBUR

Selain Dendi, ada Pengasuh PP Baitul Qur'an Assa'adah, Hilmi Firdausi. Sebagai warga dan memiliki lembaga pendidikan yang berdomisili di Depok, ia tidak sepakat jika Depok dibilang hancur lebur selama 20 tahun ini.

Ia membenarkan, memang masih perlu dilakukan pembenahan-pembenahan untuk penyempurnaan yang lebih lanjut di Kota Depok. Tapi, Hilmi berpendapat, jika dibilang Depok hancur lebur itu terbilang tendensius sekali.

"Bencinya sudah sampai ke ubun-ubun kayaknya," ujar Hilmi lewat akun Twitter bercentang biru @Hilmi28.

Sebelumnya, Kaesang Pangarep menyusul menantu dan anak Presiden Jokowi untuk terjun ke dunia politik. Kaesang mulai menunjukkan ketertarikan untuk maju di Pilwalkot Depok 2024. Bahkan, Kaesang mengaku sudah mendapatkan restu dari keluarga besarnya.

Namun sejumlah pihak menilai gembar-gembor pemberitaan Kaesang untuk kepentingan PSI...

KAESANG UNTUK KEPENTINGAN PSI

Bendahara Umum DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Depok, Ade Supriyatna menyebut gembar-gembor PSI yang mendorong Kaesang Pangarep untuk maju Pilkada Depok sebenarnya untuk kepentingan Pileg 2024. Partai tersebut dikatakan Ade membutuhkan tokoh yang dikenal untuk menaikkan citranya.

"Gembar-gembor naikin Kaesang sekarang tujuannya buat Februari 2024 (Pileg) bukan semata buat Pilkada. Itu untuk kepentingan Pileg dia (PSI), supaya dia masih bisa eksis di Depok makanya dia kampanye gembar-gembor sekarang," jelas Ade Supriyatna kepada Republika, Kamis (8/6/2023).

Karena alasan inilah, PKS disebut Ade tidak terlalu banyak menanggapi pencalonan Kaesang yang santer dilakukan PSI. "Makanya kita nggak terlalu tanggapi lah soal ini," katanya.

Ada menjelaskan, tindakan yang dilakukan PSI merupakan coattail effect atau efek ekor jas yang merupakan strategi melibatkan tokoh penting atau tersohor untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Cara ini dikatakan Ade merupakan hal yang biasa dalam dunia politik.

Meski begitu, DPD PKS Depok dikatakannya masih terus memantau perkembangan terkait isu pencalonan Kaesang ini. Walaupun pihaknya saat ini masih akan berfokus untuk Pileg 2024.

"Kita pantau terus perkembangannya. Nggak apa-apa, ada lawan yang punya popularitas, itu kan malah bikin kita lebih semangat,"ujarnya.

 

 
Berita Terpopuler