Rusia Klaim Gagalkan Serangan Besar Ukraina, Tewaskan 250 Tentara

Ukraina menyebut, tanpa memberikan bukti, Rusia berupaya menyebarkan kebohongan.

EPA-EFE/SERGEY DOLZHENKO
Pencari ranjau Ukraina meledakkan ranjau anti-tank yang ditemukan di dekat kota Bucha, pada jarak militer di luar Kiev, Kamis (13/4/2023).
Rep: Lintar Satria Zulfikar Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Kementerin Pertahanan Rusia mengeklaim berhasil menggagalkan serangan besar Ukraina di Donetsk. Mereka mengaku menewaskan 250 tentara Ukraina serta menghancurkan kendaraan-kendaraan lapis baja mereka. 

Ukraina dalam beberapa waktu terakhir menyatakan akan melakukan serangan balik berskala besar. Namun, mereka tak pernah menyatakan kapan dimulainya. Bahkan warganya diminta tak mengumbar informasi mengenai serangan itu.

Rusia menyebarkan video, menggambarkan kendaraan-kendaraan militer Ukraina dihujani tembakan di medan tempur. Belum diketahui apakah rencana serangan balik Ukraina dilakukan lebih awal dari rencana yang mereka tetapkan. 

Terkait hal ini, Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan, Ukraina mengerahkan serangan skala besar di Donetks pada Ahad (4/6/2023), menggunakan enam kendaraan tempur dan dua tank batalion.

‘’Pada 4 Juni pagi, musuh melancarkan serangan skala besar di lima sector di Donetsk selatan. Mereka tak mampu menembus pertahanan kami,’’ jelas Kementerian Pertahanan Rusia. Moskow mengeklaim, dalam serangan ini Ukraina kehilangan 250 tentara dan 16 tank. 

Komandan pasukan darat Ukraina, Oleksandr Syrskyi menyatakan pasukannya terus bergerak di Bakhmut, sebelah utara Donetsk. Ia enggan berkomentar soal serangan balik. Staf Umum melaporkan, hanya 29 pertempuran di Donetsk dan Luhansk. 

Pusat Komunikasi Strategis Ukraina, tak menyebut langsung soal serangan yang disinggung Rusia, mengungkapkan, tanpa memberikan bukti, Rusia berupaya menyebarkan kebohongan. ‘’Tujuannya mendemoralisasi warga Ukraina,’’ katanya seperti dilaporkan BBC.  

Pertempuran 

Kementerian Pertahanan Rusia merilis video yang memperlihatkan kendaraan-kendaraan lapis baja meledak setelah terkena tembakan. Pasukan Rusia menewaskan 250 tentara Ukraina, juga menghancurkan 16 tank, tiga kendaraan tempur infanteri, dan 21 kendaraan tempur. 

Kepala Staf Umum Militer Rusia Valery Gerasimov, yang bertanggung jawab atas operasi militer di Ukraina, berada di lokasi saat serangan Ukraina berlangsung. 

Baca Juga: Menhan Ukraina tak Yakin Cina Bisa Bujuk Rusia Akhiri Perang 

Bloger militer ternama dari Rusia, Semyon Pegov yang menggunakan nama panggilan War Gonzo, menceritakan, pasukan Ukraina menyerang dekat Velyka Novosilka, sebuah desa di sebelah barat Vuhledar. ‘’Terjadi pertempuran sengit.’’

Bloger militer lainnya, melaporkan pertempuran besar terjadi di Senin (5/6/2023) pagi dekat Bakhmut. Reuters menyatakan, tak bisa secara independen memverfikasi laporan-laporan tersebut. 

Tetap diam

Militer Ukraina kembali meminta masyarakat bungkam mengenai rencana serangan balik ke pasukan Rusia. Serangan yang sudah lama dinantikan itu bertujuan untuk merebut kembali wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.

Pejabat Pemerintah Ukraina meminta masyarakat berhenti berspekulasi mengenai operasi tersebut sebab hanya akan membantu musuh tahu lebih banyak soal itu. Terkait hal ini, beberapa hari terakhir Pemerintah Ukraina menindak warga.

Di antaranya, ada sejumlah warga yang membagikan foto atau rekaman video sistem pertahanan udara sedang menembak jatuh rudal Rusia.

"Rencana mencintai keheningan, tidak akan ada pengumuman dimulainya serangan," kata Kementerian Pertahanan Ukraina mengacu rencana operasi serangan balik di sebuah video yang diunggah di aplikasi kirim-pesan Telegram, Ahad (4/6/2023).

Negara-negara yang bersekutu dengan Ukraina dan Rusia. - (Tim Infografis Republika.co.id)

Di video yang diproduksi dengan baik memperlihatkan seorang tentara bertopeng dan bersenjata lengkap mengacungkan jari telunjuk ke depan bibir sebagai gestur meminta orang lain diam. Sementara di belakangnya ada gemuruh suara artileri dan tembakan.

Video ini berakhir dengan pesawat jet F-16 lepas landas. Kiev mengharapkan negara-negara Barat mengirimkan pesawat tempur itu untuk meningkatkan kemampuan tempur menghadapi rudal dan drone Rusia.

Sekutu-sekutu Barat mengirimkan senjata, amunisi, dan perlengkapan tempur ke Kiev untuk serangan balik. 

Pakar militer mengatakan, senjata-senjata Ukraina sulit untuk menghadapi pasukan Rusia. Dalam wawancara yang dipublikasikan Sabtu (3/6/2023), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, Kiev tengah mempersiapkan operasi. Namun, ia tak menyampaikan prediksi.

"Sejujurnya, operasi dapat berjalan dengan berbagai cara, benar-benar berbeda, tapi kami akan melakukan dan kami sudah siap," kata Zelenskyy kepada Wall Street Journal.

Pejabat senior Ukraina lainnya, termasuk Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov, juga mencoba meredam ekspektasi. Namun, di beberapa kasus, militer juga mengumbar antisipasi di media sosial untuk mengintimidasi Kremlin.

Pekan lalu, militer Ukraina mengunggah video yang diproduksi dengan baik menunjukkan pasukan bersiap bertempur dan mengucapkan berkat. Video itu kemudian disiarkan sebagai video iklan perekrutan personel militer. 

 
Berita Terpopuler