Gerakan Pemuda Hijrah Bentukan Ustadz Hanan Attaki Sasar Dakwah Anak Muda

Gerakan Pemuda Hijrah merupakan komunitas dan sebuah gaya hidup.

Republika/Mahmud Muhyidin
Ustadz Hanan Attaki (kiri) bermain sepeda kate saat ngabuburide di Lapangan Blok S, Senopati, Jakarta. Gerakan Pemuda Hijrah Bentukan Ustadz Hanan Attaki Sasar Dakwah Anak Muda
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Ustadz Hanan Attaki di kalangan muda bukanlah sesuatu yang asing. Dengan ciri khasnya menggunakan kemeja dan kupluk, ia kerap memberikan dakwah kepada remaja Indonesia.

Pria dengan nama asli Tengku Hanan Attaki merupakan sosok penting di balik komunitas Shift Pemuda Hijrah. Gerakan ini bermula di Bandung, dari sebuah majelis taklim kecil yang ia bentuk di Masjid Al Latief.

Sejak awal, ia memang telah menargetkan dakwahnya untuk generasi muda. Upaya untuk menjangkau sasarannya ini ia lakukan dengan memanfaatkan media sosial, dengan membuat beragam konten dakwah.

Dikutip dari berbagai sumber, disebutkan Ustadz Hanan Attaki mengenal Alquran dan dakwah sejak masih belia. Di usia SMA, ia pun melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Ruhul Islam Banda Aceh.

Namun, selama proses pembelajaran itu ada yang membuatnya merasa tidak nyaman. Ia pun mengaku selama di pondok masih susah jika disuruh bangun untuk sholat Subuh.

Baca Juga

Semangatnya untuk belajar sempat hilang, karena merasa belajar agama, fiqih dan lainnya ternyata tidak membuat ia merasa lebih bersemangat untuk beribadah dan berakhlak baik.

Tak lama, ia pun bertemu dengan Jamaah Tabligh saat berada di bangku kelas dua SMA. Melihat jamaah tengah beriktikaf di masjid lingkungan rumahnya membuat ia penasaran dan memilih bergabung.

"Belajar dakwah lebih santun. Setelah mengikuti itu, saya semangat beribadah, semangat memperbaiki diri. Terus saya belajar, syariat dan lainnya dengan dibarengi metode dakwah," kata dia.

Semangat itu pun terus ia pupuk sekembalinya ke pesantren. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Al Azhar, Mesir, jurusan Tafsir Alquran.

Selama berada di kampus ini, ia merasa menemukan filosofi dakwah dan semakin matang. Dakwah disebut sebagai seni untuk memikat hati, bukan sekadar mengajarkan kebenaran atau memberi tahu halal dan haram.

Dakwah, menurut dia, adalah mengajak orang untuk bersimpati, menerima kebaikan maupun kebenaran. Ia juga menganggap dakwah adalah program untuk perubahan, bukan hanya sekadar ceramah.

Berbekal hal ini, sekembalinya ke Indonesia ia pun mulai memetakan target dakwahnya. Ia melihat yang belum banyak tersentuh adalah anak-anak muda, baik yang suka main, rajin, gaul, mereka yang tinggal di jalan, hingga yang cenderung ke kriminal.

Ustadz Hanan Attaki pun berjuang agar dakwah bisa diterima oleh kelompok ini dengan membentuk Shift Pemuda Hijrah. Taklim kecilnya ini semula dilakukan di Masjid Al Latief yang anak mudanya berjumlah 20 orang dari 50 jamaah.

Semakin lama taklimnya pun semakin besar dan mulai dibentuk Komunitas Pemuda Hijrah. Awalnya, program ini mengarah pada gaya hidup. Ia tidak menyangka jika tren yang ia bentuk ini menyebar ke seluruh Indonesia.

"Pemuda Hijrah itu bukan organisasi, ini komunitas dan model lifestyle (gaya hidup) baru anak muda. Hijrah itu artinya ke masjid meninggalkan dosa. Lebih luas, lifestyle yang positif," ucap dia.

Pemuda Hijrah pun dipatenkan menjadi yayasan pada 2021.

 
Berita Terpopuler