On This Day: 3 Mei 1964, Pidato Dwikora Sukarno Minta Bubarkan Negara Boneka Malaysia

Neokolonialis Malaysia dinilai ancaman dan tantangan bagi revolusi Indonesia.

network /Ani Nursalikah
.
Rep: Ani Nursalikah Red: Partner

Seorang pemuda membawa Garuda Pancasila di depan layar yang menampilkan Proklamator Soekarno di acara pembukaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD PDI Perjuangan Provinsi Kalimantan Barat di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (27/8/2022). Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang

MAGENTA -- Hari ini, 59 tahun lalu tepatnya 3 Mei 1964, Presiden Sukarno menggelar apel besar bersama 21 juta sukarelawan Indonesia di depan Istana Merdeka.

Dalam pidatonya, Sukarno menyampaikan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang berisi perhebat ketahanan revolusi Indonesia dan membubarkan negara boneka Malaysia

Berikut isi pidato Dwikora Sukarno.

.

.

KOMANDO AKSI SUKARELAWAN

Kami pemimpin besar revolusi Indonesia dalam rangka politik konfrontasi terhadap projek neokolonialis Malaysia, yang nyata-nyata merupakan ancaman dan tantangan bagi revolusi Indonesia;

Setelah berulang kali berikhtiar untuk menginsafkan pihak apa yang dinamakan Malaysia mencapai penyelesain dengan musyawarah secara kekeluargaan Asia;

Setelah nyata pula bahwa ikhtiar-ikhtiar pihak kita ini ditantang dan dijawab dengan sikap-sikap penghinaan dan permusuhan seperti panggilan mobilisasi umum dan sebagainya, dengan ini kami perintahkan pada dua puluh satu juta sukarelawan Indonesia untuk menyatakan diri;

"Perhebat ketahanan revolusi Indonesia dan bantu perjuangan revolusioner rakyat-rakyat Malaysia, Singapura, Sabah, Serawak dan Brunai untuk membubarkan negara Boneka Malaysia"

Semoga rahmat dan taufik Tuhan beserta kita.

Jakarta, 3 Mei 1964

Pemimpin Revolusi Besar Indonesia

Sukarno

BACA JUGA:

Janji Mahathir Mohamad Temui Soeharto Jika Jadi Perdana Menteri, Memuji Setinggi Langit

Penghematan! Soeharto Putuskan tak Gelar Open House Idul Fitri 1987

Sukarno tak Puasa Ramadhan Saat Bacakan Teks Proklamasi, Apa Sebab?

On This Day: 26 Maret 1968, Soeharto Terima Mandat Jadi Presiden Gantikan Sukarno

Kisah Soedirman: Guru SD yang Jadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat

 
Berita Terpopuler