Ini Dampak Buruk dari Makan Mi Instan, Bisa Picu Obesitas Hingga Kanker

Mi instan memiliki kandungan natrium tinggi yang tidak baik bagi kesehatan.

www.freepik.com
Memasak mi instan. Orang tua perlu mempertimbangkan anak sebelum mengizinkan anak memasak mi instan. (ilustrasi)
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mi instan telah menjadi pilihan makanan yang populer dalam beberapa tahun terakhir karena harganya yang murah, mudah disiapkan, dan nyaman. Namun sayangnya konsumsi mi instan secara rutin memiliki segudang efek negatif bagi kesehatan.

Baca Juga

Bahkan baru-baru ini, Departemen Kesehatan Taipei, Taiwan, menyatakan bahwa Indomie Rasa Ayam Spesial mengandung zat pemicu kanker. Ini tentu harus menjadi perhatian bersama, mengingat Indomie menjadi salah satu mi instan yang difavoritkan warga Indonesia. 

Dilansir dari Radio Mirchi, Rabu (26/4/2023), berikut enam dampak buruk bagi kesehatan jika konsumsi mi instan secara teratur.

1. Kandungan natrium yang tinggi

Mi instan sering kali mengandung natrium yang tinggi, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Natrium adalah nutrisi penting, tetapi mengonsumsi terlalu banyak natrium dapat menyebabkan masalah seperti tekanan darah tinggi, retensi air, dan kerusakan ginjal. 

Banyak merek mi instan yang mengandung penguat rasa yang dikemas dengan natrium untuk mempergurih cita rasa. Sebagai contoh, satu porsi Maruchan Ramen Noodle Soup mengandung 760 mg sodium, yang merupakan 32 persen dari asupan harian yang direkomendasikan.

2. Nilai gizi yang buruk

Mi instan terbuat dari tepung olahan, yang tidak memiliki nutrisi penting seperti serat, protein, dan lemak sehat. Ini berarti mereka tidak memberikan nutrisi yang cukup, dan mengonsumsinya secara teratur dapat menyebabkan kekurangan nutrisi.

Meskipun dapat mengenyangkan dalam jangka pendek, mereka bukanlah sumber energi yang berkelanjutan. Sebagai contoh, satu porsi Top Ramen Chicken Flavor hanya mengandung 2 gram protein, yang merupakan 4 persen dari asupan harian yang direkomendasikan.

3. Memicu obesitas

Mi instan mengandung karbohidrat yang tinggi, yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan obesitas jika dikonsumsi secara teratur. Sebuah penelitian yang dilakukan di Korea Selatan menemukan bahwa orang yang makan mi instan lebih dari dua kali seminggu memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom metabolik, yang merupakan sekelompok kondisi yang mencakup obesitas, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. 

Sebagai contoh, satu porsi Nissin Top Ramen Chicken Flavor mengandung 26 gram karbohidrat, yang merupakan 9 persen dari asupan harian yang direkomendasikan.

 

4. Meningkatkan risiko kanker

Mi instan mengandung bahan kimia berbahaya seperti bisphenol A (BPA) yang digunakan dalam kemasannya. Mengonsumsi mi instan secara teratur dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker perut.

Sebuah studi menemukan bahwa wanita yang makan mi instan lebih dari dua kali seminggu memiliki risiko 68 persen lebih tinggi terkena kanker perut. Sebagai contoh, sebuah penelitian menemukan bahwa satu merek mie instan memiliki 140 kali lipat jumlah BPA dalam kemasannya dibandingkan dengan jenis sup serupa yang terbuat dari mi segar.

5. Masalah pencernaan

Mi instan dapat menyebabkan masalah pencernaan karena rendah serat, yang sangat penting untuk pencernaan yang baik. Mi instan juga dapat menyebabkan kembung, mengeluarkan gas, dan sembelit karena kandungan natriumnya yang tinggi. Sebagai contoh, mengonsumsi beberapa porsi mie instan dalam satu hari dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada perut dan buang air besar yang tidak teratur.

6. Dampak negatif pada kesehatan mental

Mi instan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental karena mengandung natrium yang tinggi, yang dapat mengganggu keseimbangan zat kimia di otak. Mengonsumsi mie instan lebih dari dua kali seminggu telah dikaitkan dengan depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya.

 

Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang makan mi instan secara teratur cenderung memiliki kesehatan mental yang buruk dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi mi instan.

 
Berita Terpopuler