Donald Trump Tuduh Presiden Prancis Sebagai Kaki Tangan Cina

Baru-baru ini Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan kunjungan ke Cina.

AP Photo/Susan Walsh
Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kiri) dan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam sebuah kesempatan bersama beberapa waktu lalu.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuduh Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi kaki tangan Presiden Cina Xi Jinping. Belum lama ini, Macron melakukan kunjungan ke Cina dengan fokus untuk membicarakan perdamaian di Ukraina. 

Baca Juga

Trump menjalin hubungan permusuhan dengan Cina selama masa kepresidenannya. Dalam sebuah wawancara televisi, Trump mencemooh kebijakan luar negeri Presiden Joe Biden karena telah memberanikan ruang kepada Rusia, Korea Utara, dan Cina serta mengesampingkan Amerika Serikat sebagai pemimpin dunia.

"Anda membuat dunia gila ini meledak dan Amerika Serikat sama sekali tidak memiliki suara. Dan Macron, yang merupakan teman saya, sudah berakhir dengan menjadi kaki tangan Cina," kata Trump dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada Selasa (11/4/2023) malam waktu setempat.

Di akhir kunjungannya minggu lalu, Macron meminta Uni Eropa untuk mengurangi ketergantungan pada Amerika Serikat. Macron juga memperingatkan agar Uni Eropa tidak terseret ke dalam krisis atas Taiwan.

Saat menjabat sebagai presiden, Trump mengubah beberapa prinsip kebijakan luar negeri Amerika pasca-Perang Dunia Kedua dengan mempertanyakan aliansi NATO, mengasingkan mitra Eropa, dan memanjakan para otokrat. Trump dituduh menjadi kaki tangan para pemimpin dunia, khususnya para otokrat, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Trump kerap memuji Putin. Bahkan, Hillary Clinton menyebut Trump sebagai

"boneka Putin." Trump mengadakan pertemuan puncak dengan Kim pada 2018. Dalam sebuah pertemuan umum, Trump menyatakan bahwa dia bertukar surat dengan Kim.

 
Berita Terpopuler