Sampah Organik di Bandung Meningkat Selama Ramadhan

Masyarakat diajak untuk tidak membeli makanan berlebihan pada bulan Ramadhan.

Antara/Rahmad
Pekerja menggunakan alat berat untuk meratakan sampah (ilustrasi). Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung mengungkapkan, jumlah sampah organik selama bulan puasa Ramadhan 1444 Hijriah di Kota Bandung meningkat.
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung mengungkapkan, jumlah sampah organik selama bulan puasa Ramadhan 1444 Hijriah di Kota Bandung meningkat. Namun, volume sampah organik selama bulan Ramadhan yang meningkat masih didata.

Baca Juga

Akumulasi data tersebut dapat diperoleh saat akhir bulan nanti. Sampah tersebut berasal dari rumah tangga maupun sektor lainnya.

"Iya meningkat (sampah organik). Datanya belum, biasanya kita tahu akhir bulan ketika diakumulasi. Iya banyaknya organik, banyak jualan takjil," ujar Kepala DLHK Kota Bandung Dudy Prayudi saat dikonfirmasi, Sabtu (1/4/2023).

Dudy mengajak masyarakat untuk tidak membeli makanan berlebihan di bulan puasa Ramadhan. Sebab, makanan yang dibeli banyak yang terbuang atau menjadi sampah makanan.

"Ya pertama, kalau bisa meminimalisasi sampah dan kalau makan dihabiskan. Kadang kalau siang hari pas pengen buka puasa pengen, pas buka keterbatasan perut banyak sisanya," katanya.

Di mengajak masyarakat untuk memilah sampah sejak di rumah antara organik dan non organik. Dudy menyebut, sampah yang berasal dari hotel pun mengalami peningkatan.

Dia mengatakan, pusat-pusat keramaian ikut menyumbang peningkatan sampah organik pada bulan puasa Ramadhan. Terkait pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir, dia menilai akan berjalan lancar tergantung kondisi cuaca.

"Kalau pengangkutan ke TPA tergantung cuaca, sekarang kalau cuaca hujan agak terhambat antrean mengingat jalan TPA licin. Kami berharap cuaca cerah sehingga pembuangan normal," katanya.

 

 
Berita Terpopuler