Cina Perketat Pengelolaan Konten Video Pendek untuk Cegah Adiksi Anak

Cina akan memperketat pengelolaan konten video pendek di medsos

Republika/Agung Supriyanto
Media sosial
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Pemerintah Cina akan memperketat pengelolaan konten video pendek di platform media sosial di negaranya. Hal itu bertujuan mencegah anak-anak di sana kecanduan konten semacam itu.

“Ciptakan ruang bersih untuk video pendek, tingkatkan tingkat perlindungan anak di bawah umur, serta mainkan peran yang lembut dan positif dalam menumbuhkan sentiment, mencerahkan pikiran, dan memimpin tren,” kata Badan Radio dan Televisi Nasional Cina di situs webnya, Senin (27/2/2023).

Mereka tidak mengungkapkan apakah ada tindakan khusus yang bakal diambil. Pernyataan Badan Radio dan Televisi Nasional Cina merupakan yang terbaru dalam kampanye mereka memperketat aturan seputar streaming atau siaran langsung, video gim, dan penggunaan internet di kalangan anak di bawah umur.

Tahun lalu, regulator Cina melarang anak di bawah umur memberikan tip kepada pelaku live streaming. Selain itu, para streaming domestik dan platform media sosial diperintahkan melakukan penilaian perlindungan siber yang berfokus pada anak kecil secara reguler.

Pada 2021, Cina memperkenalkan aturan baru yang membatasi jumlah waktu anak berumur di bawah 18 tahun untuk bermain gim video, yakni hanya tiga jam sepekan. Beijing menyebut, langkah tersebut dilakukan untuk “memerangi” kecanduan gim.

Saat berpidato di Kongres Rakyat Nasional Cina pada Maret 2021 lalu, Presiden Cina Xi Jinping sempat menyoroti fenomena adiksi gim daring pada kalangan remaja di negaranya. Ia menempatkan hal itu dalam isu kesehatan psikologis. “Kecanduam gim daring, bersama dengan hal-hal kotor lainnya secara daring, dapat berdampak buruk pada remaja Cina karena mereka tidak dewasa secara psikologis,” ujar Xi.

Xi pun mengemukakan isu itu dalam pertemuan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Cina. Dia membahasnya dengan perwakilan perawatan kesehatan dan sektor pendidikan Cina.

 
Berita Terpopuler