Tujuh Panduan Haji Lengkap Untuk Jamaah

Haji dapat didefinisikan sebagai pengalaman spiritual tahunan.

Muhammad Hafil/Republika
Tujuh Panduan Haji Lengkap Untuk Jamaah. Foto: Jamaah haji sedang melaksanakan shalat wajib di Masjidil Haram pada musim haji 1440 H / 2019 M (Ilustrasi).
Rep: Fuji E Permana Red: Muhammad Hafil

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Menjadi salah satu rukun Islam yang mendasar, haji dapat didefinisikan sebagai pengalaman spiritual tahunan yang dilakukan oleh umat Islam setidaknya sekali seumur hidup mereka untuk mengungkapkan pengabdian dan iman mereka kepada Allah SWT. Mengikuti Sunah Nabi Muhammad SAW yang berusia 1.377 tahun, jutaan Muslim mengunjungi Kabah suci setiap tahun di bulan Dzulhijjah untuk menunaikan haji.

Baca Juga

Namun, agar memenuhi syarat untuk melakukan haji, seorang Muslim harus stabil secara fisik, mental, dan finansial. Kondisi mampu secara finansial dan fisik untuk melakukan haji disebut istitaah, di mana Muslim yang berhasil memenuhi perjalanan disebut haji atau mustati.

Allah SWT tentang pentingnya haji berfirman dalam Alquran,

"Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud." (Surat Al-Baqarah Ayat 125)

"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh," (Surat Al-Hajj Ayat 27)

Ritual haji dilakukan dalam durasi lima atau enam hari, secara resmi dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah hingga berakhir pada tanggal 13 bulan yang sama. Haji adalah acara keagamaan tahunan terbesar yang terjadi dalam Islam. Secara harfiah berarti ikut serta dalam perjalanan.

Berikut adalah Tujuh Langkah Haji, dilansir dari laman The Pilgrim, Ahad (19/3/2023).

Langkah 1: Ihram dan Niat

Berniat murni dan mengenakan Ihram adalah dua langkah penting pertama saat pergi haji. Setelah melakukan niyat, jamaah Muslim disarankan untuk mengenakan Ihram, yakni dua lembar kain putih tanpa jahitan untuk pria dan Abaya longgar untuk wanita, menutupi seluruh tubuh dengan baik.

Dianjurkan agar peziarah mengenakan Ihram pada Dzulhijjah sebelum memasuki Miqat yakni batas luar Mekkah. Lima pintu masuk atau Miqat yang relevan untuk jamaah adalah sebagai berikut.

Abbyar Ali (Dhu'l Hulaifah) ini adalah titik Miqat bagi jamaah yang datang melalui Madinah atau dari Arab Saudi. Mereka disarankan untuk melakukan Haji al-Tamatt'u.

(As-Sail Al-Kabeer) Qarn-al Manzil, ini adalah titik Miqat bagi peziarah yang datang melalui atau dari Taif atau Najd.

Al-Juhfah, terletak di dekat Rabigh, itu adalah titik Miqat bagi peziarah yang datang melalui atau dari Mesir, Suriah, atau Maroko.

Dhat'Irq, titik Miqat bagi jamaah yang datang dari atau melalui Irak.

Sa'adiyah (Yalamlam), ini adalah titik Miqat bagi jamaah yang datang melalui atau dari Yaman, India, atau Pakistan.

Juga, sekali di Ihram, jamaah disarankan untuk membaca Talbiyah sambil menahan diri dari segala perbuatan dosa. Talibyah harus dibaca dengan suara keras.

Setelah tiba di Makkah, umat Islam yang berniat menunaikan Haji al-Tamattu harus menggabungkan manasik Umrah dengan Haji. Untuk melakukan ini, umat Islam berjalan mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali dengan arah berlawanan jarum jam, yang juga dikenal dengan Tawaf. Mereka kemudian melakukan ritual Hajr-e-Aswad (Batu Hitam) dan bergerak menuju tahap Umrah berikutnya, berjalan di antara bukit Safa dan Marwa. Setelah umrah selesai, jamaah memulai perjalanan mereka menuju Mina.

Langkah 2: Mina Alias “Kota Tenda”

Terletak 5 km hingga 6 km dari Makkah, Mina adalah kota kecil. Sesampainya di kota tenda Mina, jamaah disarankan beristirahat disana hingga keesokan harinya. Dimulai dengan sholat Dzuhur dan diakhiri dengan sholat subuh (Fajr), jamaah melakukan sholat lima waktu selama tinggal di Mina.

Saat ini, tanah Mina terdiri dari tenda-tenda modern yang dilengkapi dengan semua fasilitas penting. Muslim harus membaca doa wajib dan tidak wajib saat tinggal di Mina.

 

Langkah 3: Mina ke Arafah, Hari ke-9 Dzulhijjah

Pada pagi hari kedua haji yaitu tanggal 9 Dzulhijjah, jamaah mulai berjalan menuju Arafah sambil membaca Talbiyah dengan suara keras. Peziarah Muslim melakukan Zuhrain, kombinasi sholat Dzuhur dan Ashar dengan sholat Qasar setelah mencapai gunung Arafah. Ini dikenal sebagai Waquf, tindakan berdiri di hadapan Allah (SWT) dan diamati di dekat Jabal al-Rahmah dari siang hingga matahari terbenam.

Terletak 14,4 km dari Mina, Gunung Rahmat atau Jabal al Rahmah di Arafah adalah tempat Nabi Muhammad SAW tercinta menyampaikan khotbah terakhir.

Langkah 4: Muzdalifah

Tujuan jamaah haji berikutnya adalah Muzdalifah, sebuah kota kecil yang terletak di antara Mina dan Gunung Arafat. Saat tiba saat matahari terbenam di halaman Muzdalifah, para peziarah melakukan Maghribaenm atau sholat gabungan Maghrib dan Isya. Muslim menghabiskan satu malam penuh di bawah langit terbuka dan mengumpulkan 49 kerikil dengan ukuran yang sama untuk ritual Rami (rajam setan). Mereka kemudian meninggalkan kota Muzdalifah pada pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah.

Tawaf Al Ifadah dan Sa'i

Para peziarah sekarang kembali ke Makkah untuk melakukan Tawaf al-ifadah dan Sa'I, tindakan berlari antara bukit Safa dan Marwa. Setelah selesai, umat Islam kemudian kembali ke Mina untuk melakukan tindakan Rami, Nahr, dan Halq.

Langkah 5: Rami (lempar jumroh)

Saat tiba di Mina, jemaah melakukan aksi Rami dengan melempari Jamraat al-Aqabah. Tujuh batu dilemparkan ke struktur kolom. Rajam Jamrat dilakukan untuk mengenang tindakan Nabi Ibrahim (AS) ketika setan mencoba mencegahnya dari mengikuti perintah Allah (SWT). Sebagai jawaban, Nabi Ibrahim (AS) melemparkan kerikil kecil untuk mengusir setan. Rami harus dilakukan pada siang hari setiap hari. Rami dilakukan pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah.

Langkah 6: Nahr

Setelah Rami selesai, pada tanggal 12 Dzulhijjah, jamaah Muslim dianjurkan untuk menyembelih hewan kurban; itu bisa berupa unta atau domba. Untuk ini, jamaah dapat membeli kupon atau voucher kurban, yang menyatakan bahwa kurban telah dilakukan atas nama mereka. Daging hewan kurban harus dibagikan kepada yang membutuhkan.

Halq dan Taksir

Halq berarti mencukur rambut, sedangkan taqsir berarti memendekkan atau menggunting rambut. Setelah melakukan kurban suci, peziarah laki-laki disarankan untuk mencukur habis atau memotong rambut mereka. Meskipun dilarang mencukur rambut mereka, wanita disarankan untuk memotong sehelai atau seikat rambut mereka. Tindakan Halq dan Taqsir melambangkan pengabdian penuh seorang Muslim kepada Allah (SWT) dan pelepasan dari penampilan duniawi.

Langkah 7: Tawaf Perpisahan

Peziarah Muslim melakukan tawaf di sekitar Ka'bahSetelah menyelesaikan ritual, peziarah kembali ke Kabah Suci di Makkah untuk melakukan "Tawaf al-Ifadah," juga dikenal sebagai "Tawaf Perpisahan," diikuti oleh Sa'I. Meski secara resmi menandai akhir haji, banyak peziarah juga mengunjungi Madinah sebelum pulang.

Mengapa Muslim Mengelilingi Ka'bah 7 Kali?

Tidak ada penjelasan khusus mengapa umat Islam mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali. Sama seperti umat Islam yang disarankan untuk beribadah lima kali sehari, mereka juga diperintahkan untuk mengelilingi Kabah selama tujuh putaran saat melakukan umrah atau haji. Namun, tindakan Thawaf adalah cerminan dari gagasan bahwa kehidupan seorang Muslim seharusnya hanya berkisar pada menaati perintah Allah (SWT) dan mengikuti Sunnah Nabi Muhammad (SAW).

Ringkasan: Tujuh Langkah Haji

Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam yang penting. Menjadi wajib bagi setiap Muslim, disarankan agar melaksanakan ibadah haji setidaknya sekali oleh Muslim yang mampu secara finansial dan fisik.

 

 

 
Berita Terpopuler