Cegah Anak Kena Diabetes, Ingat-Ingat Prinsip '5210'

Obesitas yang diikuti dengan terjadinya sindrom metabolik picu diabetes pada anak.

Darmawan/Republika
Anak kegemukan (ilustrasi). Kelebihan nutrisi dapat membuat anak obesitas dan berisiko diabetes tipe 2.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar endokrin anak Prof dr Aman Bhakti Pulungan mengingatkan pentingnya penerapan prinsip "5210" pada anak agar tetap sehat dan tak terkena penyakit diabetes tipe 2. Ia mengatakan prinsip ini diawali dengan konsumsi buah dan sayur lima kali sehari serta anak juga tidak boleh duduk lebih dari dua jam.

Lalu, anak harus melakukan olahraga atau minimal harus bergerak satu jam setiap hari. Di samping itu, anak tidak boleh menyantap gula tambahan atau melebihi anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kalaupun mau menambahkan gula, kita bisa lihat harusnya makanan dan minuman anak-anak dibuat labelnya berapa gram gulanya dan ini harus sesuai rekomendasi WHO," kata Executive Director of International Pediatric Association (IPA) atau Asosiasi Dokter Anak Sedunia itu.

WHO merekomendasikan orang dewasa dan anak-anak untuk mengurangi asupan gula bebas harian hingga kurang dari 10 persen dari total asupan energi mereka. Pengurangan lebih lanjut hingga di bawah lima persen atau kira-kira 25 gram (enam sendok teh) per hari akan memberikan manfaat kesehatan tambahan.

Baca Juga

Diabetes tipe 2 merupakan salah satu tipe diabetes yang bisa dialami anak. Umumnya, penyakit ini diawali dengan obesitas lalu terjadi sindrom metabolik.

Agar anak tak kena diabetes, Prof Aman mengingatkan orang tua untuk memastikan anak mendapatkan makanan dan minuman sehat di rumah. Dengan begitu, nutrisi anak bisa lebih terkontrol.

"Tidak boleh lagi ada anak gemuk. anak tidak boleh makan makanan manis di luar anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada anjuran maksimalnya," tutur Project Leader Changing Diabetes in Children (CDiC) Indonesia Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu dalam media briefing secara daring, Rabu (8/2/2023).

Prof Aman lantas memaparkan langkah pencegahan diabetes di Jepang. Di sana, setiap tahun ajaran baru, anak-anak menjalani tes reduksi urine, yakni pemeriksaan uji laboratorium untuk mendeteksi adanya glukosa atau gula pada urine.

Mereka yang hasil tes reduksinya positif, harus menjalani pemeriksaan gula darah. Ini dapat menjadi cara deteksi dini diabetes sehingga bisa segera dilakukan intervensi.

"Ketika dikatakan gizi lebih atau obesitas, ya orang tuanya harus melakukan (upaya) jangan sampai menjadi diabetes," kata Prof Aman.

 
Berita Terpopuler