Ke Grasberg Mendaki Keindahan di Puncak Papua

Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana tiba Grasberg pada ketinggian sekitar 4.285 mdpl dengan kereta gantung yang digerakan dengan energi listrik dan menggantung pada kabel baja dengan panjang lintasan 1.660 meter,

network /MASPRIL ARIES
.
Rep: MASPRIL ARIES Red: Partner

Tambang Terbuka Grasberg dengan diameter 4 km. (FOTO-FOTO : Maspril Aries)

KAKI BUKIT – Ada dua destinasi wisata di muka bumi ini bernama “Grasberg.” Yang pertama, Grasberg yang terletak di Jerman di benua Eropa. Grasberg ini adalah kotamadya di Distrik Osterholz. Yang kedua, Grasberg yang ada di Indonesia. Apa hubungan kedua Grasberg ini? Tidak ada hubungan.

Grasberg yang di Indonesia terletak di Papua berada dalam wilayah Kabupaten Mimika. Grasberg adalah nama tambang terbuka yang dikelola PT Freeport Indonesia (PTFI), perusahaan tambang yang melakukan eksplorasi, menambang, dan memproses bijih hingga menjadi pasir halus yang mengandung tembaga, emas, dan perak.

Tambang Grasberg.

Bagi para pekerja Freeport Indonesia, Grasberg adalah area tambang dengan kondisi alam yang ekstrim berada pada ketinggian sekitar 4.200 mdpl (meter di atas permukaan laut) sarat dengan tantangan dan merupakan pertambangan skala besar. Cuaca ini di sini setiap saat bisa berubah tiba-tiba, dengan udara yang dingin suhu bisa berada pada 8-10 celsius khususnya pada pagi hari. Dari Grasberg kita bisa juga melihat pucak gunung tertutup salju.

Sekilas sejarah penemuan cebakan bijih Grasberg ditemukan pada 1988 oleh Dave Potter. Cebakan bijih Grasberg merupakan salah satu dari tiga cebakan bijih terbesar di dunia dan cebakan bijih emas terbesar di dunia.

Penambangan di Grasberg menggunakan metode penambangan terbuka (open pit), setiap hari kendaraan dan alat berat berukuran besar seperti shovel dan truk besar (haul truck) lalu lalang untuk menambang dan mengangkut material. Pasca penutupan tambang Grasberg, tempat ini juga menjadi museum terbuka dua peralatan tambang, truk raksasa atau Haul Truck Caterpillar 797 dan Shovel Bucyrus.

Tambang Grasberg.

Grasberg mempunyai pesona menarik karena berada pada ketinggian 4.800 di atas permukaan laut. Hawa dingin dapat mencapai 8-10 Celsius pada pagi hari. Biasanya, pada bulan tertentu, seperti April, jalan menuju Grasberg tertutupi salju.

Jika dapat berkunjung ke Grasberg adalah keberuntungan dari sebuah kesempatan, karena belum ada biro perjalanan atau biro wisata menawarkan destinasi Grasberg dalam daftar penawaran promosinya. Maka beruntunglah mereka yang pernah ke sana, ke destinasi wisata yang sudah dikunjungi Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana pada 1 September 2022.

Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana tiba Grasberg pada ketinggian sekitar 4.285 mdpl dengan kereta gantung yang digerakan dengan energi listrik dan menggantung pada kabel baja dengan panjang lintasan 1.660 meter. Bayangkan sensasinya jika berkunjung ke Grasberg, untuk sampai ke puncak lokasi tambang harus dengan kereta gantung yang melintas di atas hutan rimba Papua yang masih hijau.

Tambang Grasberg.

Ada satu sensasi lagi jika berkunjung ke Grasberg adalah berkunjung ke tambang tertutup atau tambang bawah tanah. Tambang bawah tanah Freeport Indonesia beroperasi pasca ditutupnya tambang terbuka Grasberg. Kini Freeport Indonesia mengoperasikan tambang bawah tanah blok penambangan Deep Ore Zone (DOZ). Juga ada tambang bawah tanah Deep Mill Level Zone (DMLZ), Big Gossan menyusul berikutnya tambang bawah tanah Grasberg Block Cave dan Kucing Liar. DMLZ berada di ketinggian 2.500 mdpl terletak di perut bumi yang cukup dalam sekitar 5 km secara horizontal dan 1,6 km secara vertikal dari permukaan tanah.

Tambang bawah tanah pertama dioperasikan Freeport Indonesia adalah Esteberg East atau Gunung Bijih Timur. Tembang ini terletak pada ketinggian 3.686 mdpl, mulai berioperasi tahun 1980. Tambang dalam ini sebagai pengembangan dari tambang terbuka Esteberg.

Perjalan ke Papua menuju Grasberg, mendaki menuju keindahan puncak Papua bermula dari Bandara Soekarno-Hatta, Banten menuju Timika dengan penerbangan pada malam hari, butuh waktu sekitar lima jam. Pesawat lepas landas menjelang waktu tengah malam menggunakan maskapai Airfast. Penerbangan singgah dulu di bandara Hasanuddin, Makassar dan akan tiba di Bandar Udara Internasional Mozes Kilangin, Timika setelah matahari pagi menyapa bumi Papua.

Papua memang tanah yang indah, sudah terlihat dari jendela pesawat yang berputar untuk bersiap mendarat. “Selamat datang di bumi Papua.” Sambil menanti penerbangan selanjutnya, rehat sejenak menikmati aroma dan kehangatan kopi Papua di terminal bandara yang menggunakan nama pejuang asal Papua Mozes Abraham Kalmalan Kilangin Tenbak.


Bus yang beroperasi di Grasberg.

Bandara Mozes Kilangin adalah bandara internasional memiliki fasilitas yang modern dan lengkap. Dan untuk kopinya ada beragam jenis kopi Papua yang bisa dipilih. Ada kopi Pegunungan Bintang, kopi Amungme, kopi Moanemani dan kopi Baliem.

Nama bandara Mozes Kilangin diambil dari nama seorang guru pertama di suku Amungme. Suku ini mendiami dataran tinggi di Kabupaten Mimika, tepatnya di lembah Tsinga (sebelah Timur dari Tembagapura). Mozes Kilangin dijuluki Urumeki artinya guru besar. Ia orang pertama dari suku Amungme dan suku-suku di pegunungan tengah yang mengenyam pendidikan di Belanda, kemudian bekerja sebagai pejabat pemerintah.

Perjalanan selanjutnya akan terbang di atas hutan rimba Papua menggunakan chopper menuju Tembagapura kota tambang “kota negeri di awan.” Ada dua pilihan ke sana, dengan perjalanan darat menggunakan bus atau terbang dengan chopper. Jika menggunakan bus butuh waktu sekitar dua sampai tiga jam untuk tiba di Tambagapura. Perjalanan dengan menggunakan chopper hanya butuh waktu sekitar 20 menit untuk tiba di Heliport Aing Bugin.

Chopper alat transportasi di Papua dari Bandara Mozes Kilangin ke Tembagapura.

Chopper adalah sebutan masyarakat di Timika atau karyawan Freeport untuk alat transportasi jenis helikopter dengan kapasitas angkut lebih besar dari helikopter pada umumnya. Mampu membawa 30 orang berikut awak dan kru untuk satu kali penerbangan. Dalam ilmu sejarah, chopper adalah istilah yang dilekatkan atau nama kapak dari batu. Chopper di Papua adalah alat transportasi domestik paling mahal.

Mendarat di heliport Aing Bugin yang terletak Mile 66 perjalanan dilanjutkan dengan bus “Western yang memiliki kaca jendela berlapis anti-peluru menuju menuju guest house di Tembagapura dengan waktu tempuh 15 menit guna beristirahat di tengah udara Tembagapura yang pagi itu sangat dingin. Guest house-nya memiliki fasilitas layak standar hotel berbintang.

Jika berkunjung ke sini atau Grasberg jangan lupa membawa perlengkapan jaket tebal untuk menghangatkan tubuh. Suhu di Tembagapura berkisar 5 – 20 derajat celcius. Di kota ini matahari kerap bersinar “malu-malu” karena selalu tertutup awan dan kabut serta hujan.

Kota Tembagapura berada pada ketinggian lebih dari 2.000 mdpl (meter di atas permukaan laut) memiliki topografi perbukitan yang cukup terjal maka tak heran jika jalanan berkelok-kelok dan bergelombang. Tembagapura adalah kota yang rapi dan teratur. Selain di Tembagapura yang terletak di Mile 68 yang menjadi tempat tinggal sebagian besar karyawan PT Freeport Indonesia, juga ada komplek perumahaan Hidden Valley atau Aing Bugin yang terletak sekitar tiga kilometer ke arah Selatan Tembagapura.

Naik Trem ke Grasberg

Trem/ kereta gantung yang membawa menuju puncak Grasberg.

Setelah persiapan di Tembagapura, perjalanan dilanjutkan ke puncak destinasi wisata Indonesia di Grasberg. Kini saatnya menempuh perjalanan yang sensasional di atas rimba belantara Papua. Perjalanan ke puncak destinasi Indonesia yang berada pada ketinggian sekitar 4.285 mdpl. Mengingat pada ketinggian tersebut oksigen sangat tipis setiap pengunjung yang akan ke sana harus menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu.

Dari Tembagapura perjalan menggunakan bus sekitar 30 menit menuju lokasi yang disebut “Ridge Camp” atau Mile 74. Di sini menjadi tempat pusat pengendali tambang bawah tanah dan tempat tinggal bagi pekerja tambang Freeport Indonesia. Untuk mencapai lokasi tempat ini perjalanannya sangat berkesan karena harus melewati terowongan sepanjang 900 meter dan jalan berkelok -kelok pada ketinggian 2.400 mdpl.

Terminal Trem.

Di Mile 74 moda transportasi harus berganti kali ini akan naik trem atau kereta gantung yang stasiunnya ada pada ketinggian sekitar 2.833,70 mdpl. Kereta gantung ini mampu mengangkut penumpang dan barang kapasitas 14,5 ton dalam satu kali perjalanan. Trem di sini adalah gerbang pertama menuju Grasberg.

Para pekerja tambang menggunakan kereta gantung untuk mencapai tambang emas dan tembaga terbuka (open pit) Grasberg. Di dalam kereta gantung tidak ada tempat duduk, semuanya berdiri berpegangan pada tali gantungnya seperti dalam KRL Jabotabek atau bus kota.

PT Freeport Indonesia memiliki dua kereta gantung atau trem. Kereta gantung yang digerakan dengan energi listrik ini menggantung pada kabel dengan panjang lintasan 1.660 meter. Mengingat vitalnya keberadaannya, kereta gantung ini selalu mendapat perawatan rutin verifikasi keamanan dan layak operasi langsung dari vendor yang berasal dari Swiss. Juga harus mendapat izin operasional dari pemerintah. Juga setiap pekan dilakukan cek rutin lintasan.

Para pekerja tambang Freeport Indonesia.

Suasana di dalam trem yang berjalan.

Di dalam kereta gantung ada dua orang karyawan PTFI yang mengoperasikannya dan berkomunikasi dengan operator jika terjadi kendala. Kenyamanan dan keselamatan penumpang kereta gantung sangat menjadi perhatian perusahaan tambang yang kini 51 sahamnya milik Pemerintah Indonesia. Jika terjadi pemadaman listrik atau kerusakan disiapkan generator cadangan dengan kereta penyelamat. Kereta gantung saat hujan turun tetap beroperasi dan berhenti beroperasi jika kecepatan angin mencapai 12 m/s.

Kereta gantung bergerak naik dengan perlahan dengan kecepatan 7,5 – 9 meter/ detik. Dari ketinggian dengan pemandangan lepas terbuka jika cuaca cerah ke arah bawah bisa melihat kolam bundar penampungan air konsentrat di terminal Mile 74. Karyawan PTFI menyebutkan “Bundaran HI-nya” Tembagapura. Obyek ini selalu menjadi bidikan kamera para pengunjung Grasberg.

Bundaran HI-nya Tembagapura terlihat dari ketinggian di atas trem.

Perjalanan dengan kereta gantung ini mengingatkan pada perjalanan dengan kereta ganting ke Mount Titlis di Swiss yang tingginya hanya 3.020 mdpl. Jika di Swiss untuk mencapai puncaknyanya yang bersuhu 0 derajat celcius harus berganti dua kali kereta gantung.

Setelah bergantungan di atas kereta gantung sekitar 20 menit tibalah di terminal EB. Dari sini perjalanan dilanjutkan menggunakan bus ke area bibir tambang terbuka Grasberg yang disebut Overlook Bunaken yang berada pada ketinggian 4.230 mdpl. Selama dalam perjalan akan berselisih jalan dengan truk-truk tambang berukuran raksasa atau big jumbo.

Setiba di Overlook Bunaken jika bernasib baik dan cuaca cerah maka dikejauhan akan terlihat salju abadi Puncak Jaya Wijaya pada puncuk tertinggi Pegunungan Tengah. Itulah salju yang ada di wilayah khatulistiwa dengan warna putihnya menyapa langit yang berwarna biru.

Juga terlihat tambang terbuka Ertsberg yang merupakan tambang pertama dikelola Freeport Indonesia mulai 1972 dan berakhir 1989. Erstberg (atau Gunung Bijih) ditemukan Jean-Jacques Dozy seorang geolog Belanda tahun 1936 dalam ekspedisinya ke Cartenz.

Truk tambang atau Haul Truck.

Saat berada di berdiri di dekat truk tambang raksasa, terlintas pertanyaan, “Bagaimana kendaraan dan alat berat seperti haul truck Caterpillar 797 dan Shovel Bucyrus bisa sampai ke puncak Grasberg yang tinggi lebih dari 4.000 mdpl?”

Jawabannya, ternyata kendaraan besar tersebut di bawah ke atas bukan dalam kesatuan utuh melainkan terpisah-pisah baru setelah tiba di atas dirangkai menjadi satu unit kendaraan utuh.

Dari Overlook Bunaken pada ketinggian lebih dari 4.000 mdpl tersebut dengan suhu di luar ruangan berkisar 8 – 10 derajat celcius bisa melihat operasional tambang terbuka Grasberg Mine di area berbentuk cekungan seperti kuali dengan diameter 4 kilometer dan kedalaman vertikal ke bawah tanah 1 kilometer dan dikeliling jalan yang menempel ke dindingnya membentuk seperti spiral. Grasberg adalah tambang terbuka terbesar di dunia. Kini PTFI sudah tidak lagi mengoperasikan tambang tersebut.

Haul truck di Grasberg.

Grasberg adalah destinasi wisata Indonesia yang tertinggi, terindah dan penuh sensasi untuk mencapainya. Ada pesona Indonesia yang diukir dari keelokan bumi Papua. Jika sudah tiba di Papua saatnya menikmati mine tour ke Grasberg dan Tembagapura.

Setelah puas berada di Grasberg dan bermalam di Tembagapura maka perjalanan di bumi Papua saat kembali tiba di Timika dari Tembagapura maka perjalanan dilengkapi dengan berkunjung ke Institut Pertambangan Nemangkawi, lingkungan dan budaya seperti bertemu Suku Kamoro, suku asli di kawasan Freeport dan menanam pohon di area reklamasi Pusat Reklamasi dan Keanekaragamanhayati MP21.

Jadi sayang sekali jika ada kesempatan ke bumi Papua tapi tidak berkunjung ke Grasberg destinati wisata tertinggi di Nusantara. (maspril aries)

 
Berita Terpopuler