Indeks Massa Tubuh Bukan Tolak Ukur Akurat Berat Badan Sehat?

Pengukuran waist-to-hip ratio dinilai lebih baik daripada indeks massa tubuh.

www.freepik.com
Menimbang berat badan (ilustrasi). Peneliti menilai penghitungan berat badan yang sehat akan lebih akurat bila dilakukan dengan metode waist-to-hip ratio (WHR).
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Metode penghitungan indeks massa tubuh (IMT) kerap digunakan untuk mengategorikan berat badan yang sehat dan kurang sehat. Akan tetapi, saat ini sebagian ahli sudah mulai meninggalkan penghitungan IMT dan beralih ke metode pengukuran yang lebih akurat.

Studi terbaru dalam European Association for the Study of Diabete/ (EASD) mengungkapkan bahwa metode pengukuran yang lebih baik dari IMT adalah rasio pinggang dan pinggul atau waist-to-hip ratio (WHR). Melalui studi ini, tim peneliti dari Irlandia dan Kanada mengungkapkan bahwa WHR memiliki akurasi yang lebih baik dalam memprediksi perkembangan penyakit dan kematian dini.

WHR dinilai lebih baik dari IMT karena bisa memberikan informasi mengenai seberapa banyak lemak yang ada di dalam perut. Seperti diketahui, lemak di dalam perut atau lemak visceral yang berlebih bisa meningkatkan risiko beberapa masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung dan diabetes.

Informasi serupa tak bisa diberikan oleh IMT. Alasannya, IMT hanya memperhitungkan keseluruhan berat badan dan tak mempertimbangkan di area tubuh mana kelebihan lemak banyak tersimpan.

"Seseorang yang memiliki lemak berlebih di sekitar perutnya bisa memiliki IMT yang sama dengan orang lain dengan usia dan tinggi serupa yang menyimpan kelebihan lemak mereka di sekitar pinggul," jelas peneliti Irfan Khan dari University College Cork, seperti dilansir The Sun, Kamis (22/9/2022).

Meski kedua orang tersebut memiliki IMT yang sama, mereka sebenarnya memiliki risiko kesehatan yang berbeda. Orang pertama yang memiliki lemak berlebih di sekitar perut cenderung lebih berisiko bila dibandingkan orang kedua yang cenderung menyimpan lemak berlebih di sekitar pinggul.

"Hasilnya, IMT tak bisa memprediksi risiko penyakit atau kematian secara akurat," jelas Khan.

Berkaitan dengan temuan terbaru ini, Khan penghitungan berat badan yang sehat akan lebih akurat bila dilakukan dengan metode WHR. Berdasarkan hal ini, Khan menilai badan-badan kesehatan perlu lebih memprioritaskan penghitungan WHR dibandingkan dengan IMT.

"Sudah sejak lama rasio pinggang-pinggul memiliki kaitan yang lebih erat dengan kematian dibandingkan indeks massa tubuh," kata Prof Nik Finer dari UCL.

Baca Juga

Oleh karena itu, Prof Finer mengatakan penghitungan WHR telah dilibatkan dalam panduan untuk memeriksa dan mengelola kasus kegemukan serta obesitas. Namun, di sisi lain, Prof Finer juga menilai bahwa penghitungan WHR memiliki kekurangan.

Berapa ukuran lingkar pinggang Anda? - (Republika)


"Karena penurunan berat badan yang sedang hanya menyebabkan sedikit perubahan angka (WHR), sehingga tak dapat merefleksikan perbaikan kesehatan yang dicapai melalui pengobatan obesitas," kata Prof Finer.

Prof Finer tak menampik bahwa risiko kematian merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Namun, bagi orang-orang yang hidup dengan obesitas, ada beragam hal lain yang bisa memengaruhi kualitas hidup mereka di samping distribusi penyimpanan lemak berlebih di dalam tubuh.

"Gejala sehari-hari seperti nyeri sendi, sesak napas, perubahan suasana hati, hingga stigma sangat berdampak pada kualitas hidup mereka," ujar Prof Finer.

Studi berbeda juga sempat menyoroti soal bentuk tubuh dan WHR dengan risiko kesehatan. Studi menemukan bahwa orang dengan WHR yang tinggi lebih berisiko untuk terkena kanker payudara ER-negatif. Ini merupakan jenis kanker payudara yang sulit diobati karena tak merespons terapi hormon.

 
Berita Terpopuler