Ubi Jalar Kaya Nutrisi, Mengapa Masih Terkesan Inferior?

Ubi jalar dapat dibuat menjadi pasta, produk bakeri, biskuit, hingga es krim.

ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Peneliti tanaman ubi jalar Febria Cahya Indriani melihat bibit ubi jalar varietas unggul hasil inovasinya yang diberi nama Antin 3 di Balai Penelitian Aneka Kacang dan Biji-Bijian (Balitkabi) -Kementerian Pertanian, Malang, Jawa Timur, Rabu (3/8/2022). Ubi jalar varietas unggul tersebut memiliki ketahanan terhadap penyakit kudis, memiliki kadar senyawa antioksidan berupa antosianin sebesar 150 miligram per 100 gram serta mempunyai potensi panen hingga 30,6 ton per hektare.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan diperlukan olahan modern dari bahan pangan ubi jalar agar lebih diminati oleh masyarakat. Dengan begitu, ubi jalar dapat digunakan sebagai subtitusi atau makanan pengganti tepung terigu.

Peneliti Ahli Utama Organisasi Riset Pangan dan Pertanian BRIN Erliana Ginting mengatakan pengolahan ubi jalar menjadi produk olahan masih banyak dalam bentuk makanan tradisional. Itulah yang membuatnya kurang diminati generasi muda.

Menurut Erlina, citra produk ubi jalar juga sering dianggap rendah atau inferior. Apalagi, ubi jalar sering disebut dengan "telo".

Baca Juga

"Itu kurang menarik, apalagi bagi generasi muda," kata Erlina dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (19/9/2022).

Infografis Makanan Sehat Ubi Jalar - (Indira Rezkisari)


Menurut Erlina, untuk menarik minat generasi muda agar mau mengonsumsi ubi jalar yang kaya manfaat baik bagi tubuh dibutuhkan diversifikasi produk olahan. Ubi jalar dapat diolah menjadi makanan kekinian, seperti pasta, produk bakeri, biskuit, es krim, dan makanan ringan lainnya.

"Oleh karena itu, perlu dilakukan diversifikasi penggunaan bahan baku ubi segar, tepung, maupun pati. Tentunya dengan teknologi sederhana untuk meningkatkan konsumsi, kemudian citra, sekaligus nilai tambah olahan ubi jalar," ujarnya.

Erliana mengungkapkan gizi ubi jalar tidak kalah jika dibandingkan dengan pangan sumber karbohidrat lainnya, seperti beras, jagung, dan terigu. Karbohidrat yang terkandung dalam ubi jalar memiliki indeks glikemik rendah hingga sedang dalam menaikkan kadar gula darah dalam tubuh.

"Ubi jalar baik untuk pencegahan dan terapi bagi pengidap diabetes maupun obesitas," kata dia.

Selain karbohidrat, ubi jalar mengandung vitamin seperti vitamin A, C, dan E, serta mineral yang memadai bagi tubuh. Selain itu, ubi jalar juga mengandung fenol yang bermanfaat sebagai antioksidan dan serat pangan yang dapat menurunkan kolesterol dalam tubuh. Kadar nutrisi ini berbeda jumlahnya di tiap jenis ubi jalar.

"Ubi jalar memang sangat baik untuk kesehatan dalam kaitannya untuk serat pangan dan pati resistennya, karena dapat berfungsi sebagai prebiotik dan dapat menurunkan kadar kolesterol dan gula darah," kata Erliana.

 
Berita Terpopuler