Baru Lagi, Subvarian Omicron BA.4.6 Muncul di Inggris

Subvarian omicron BA.4.6 saat ini mulai menyebar di Inggris.

Pixabay
Ilustrasi SARS-CoV-2 varian omicron. Belum bisa dipastikan apakah peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi didorong oleh subvarian omicron BA.4.6.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Varian baru Covid-19, subvarian omicron BA.4.6, terdeteksi di Inggris dalam beberapa pekan ke belakang. Subvarian omicron BA.4.6 merupakan/sublineage atau turunan dari subvarian omicron BA.4 yang sebelumnya cukup banyak ditemukan selama pandemi Covid-19, ketika subvarian omicron lain, yaitu BA.5, mendominasi.

"Sublineage omicron BA.4.6 teridentifikasi dalam program pemindaian cakrawala (horizon scanning) pada 15 Agustus 2022," jelas United Kingdom Health Security Agency (UKHSA), seperti dikutip dari laman Express, Jumat (16/9/2022).

UKHSA mengungkapkan bahwa varian baru ini pertama kali menjadi sorotan pada 1 September 2022 karena mengalami pertumbuhan yang signifikan. Kala itu, subvarian omicron BA.4.6 masih disebut dengan nama sementara, V-22SEP-01.

Berdasarkan data yang dihimpun UKHSA, subvarian omicron BA.4.6 saat ini mulai menyebar di Inggris. Sekitar tiga persen dari sekuen genom virus SARS-CoV-2 yang dianalisis di Inggris pada pekan ini merupakan subvarian omicron BA.4.6.

Tak hanya itu, per 5 September 2022, UKHSA juga menemukan bahwa subvarian omicron BA.4.6 memiliki laju pertumbuhan sebesar 36 persen. Sedangkan varian yang masih mendominasi di Inggris saat ini adalah omicron BA.5.

Melihat laju pertumbuhannya yang terus meningkat, ahli menilai bahwa subvarian omicron BA.4.6 berpotensi menjadi masalah yang lebih besar. Terlebih, saat ini aktivitas sekolah tatap muka di Inggris sudah kembali diterapkan.

Menurut studi Zoe Covid yang dipimpin oleh Prof Tim Spector dari King's College London, kasus Covid-19 juga mulai mengalami kenaikan yang signifikan. Berdasarkan data, ada 112 ribu kasus Covid-19 baru yang terdeteksi pada 8 September 2022. Ini berarti satu dari 44 warga Inggris mengalami Covid-19. Angka ini bertambah menjadi 122.823 kasus pada 11 September 2022.

"Angka Covid-19 mulai meningkat lagi, dengan BA.5 yang masih menjadi varian dominan," ujar Prof Spector.

Prof Spector mengungkapkan bahwa, seperti gelombang-gelombang sebelumnya, peningkatan kasus Covid-19 saat ini mulai terlihat di kalangan masyarakat berusia muda. Selanjutnya, peningkatan kasus akan terlihat pula di kelompok usia yang lebih tua. Untuk saat ini, Prof Spector belum bisa memastikan apakah peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi didorong oleh subvarian omicron BA.4.6.

Baca Juga

Mengenali gejalanya
Mengingat bahwa subvarian omicron BA.4.6 baru saja ditemukan, belum ada banyak informasi yang diketahui mengenai kecenderungan gejala yang ditimbulkan. Namun, tren gejala Covid-19 yang muncul belakangan ini tampak mengalami perubahan yang signifikan bila dibandingkan dengan tiga tahun lalu.

Gejala Covid-19 pada orang yang sudah divaksinasi. - (Republika)


Di awal pandemi, gejala utama Covid-19 adalah kehilangan indra penciuman dan pengecap, batuk berkelanjutan, dan kelelahan. Saat ini, gejala utama Covid-19 adalah nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala, batuk tanpa dahak, dan hidung berair atau beringus.

Gejala-gejala utama yang dipicu varian Covid-19 orisinal mulai semakin jarang ditemukan. Sebagai perbandingan, gejala hidung beringus saat ini dialami oleh setidaknya 50 persen pasien Covid-19. Sedangkan gejala kehilangan indra penciuman atau sesak napas hanya dialami oleh sekitar 13 persen pasien.

Seiring dengan terus berkembangnya pandemi Covid-19, tren gejala yang muncul juga mungkin mengalami perubahan di masa mendatang. Gejala yang umum ditemukan saat ini mungkin akan menjadi langka di kemudian hari. Kemunculan subvarian omicron BA.4.6 bisa saja menjadi varian baru yang akan mendorong perubahan tersebut, namun bisa juga tidak.

 
Berita Terpopuler