Tantangan Perusahaan Lokal Australia Kepakkan Bisnis Produk Bersertifikat Halal

Sayangnya, mendapat sertifikat halal tidak mudah dan tiap negara punya aturan beda.

ABC News/Simon Tucci
Pemilik toko produk sehat di komunitas Coolaroo, utara Melbourne, Australia, Betul Turker. Ia hanya menjual produk vegan, organik, dan bersertifikat halal. Produknya menarik konsumen Muslim, terutama ibu Muslim. Tantangan Perusahaan Lokal Australia Kepakkan Bisnis Produk Bersertifikat Halal
Rep: Meiliza Laveda Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Saat ini banyak perusahaan Australia yang mulai beralih mengekspor produk bersertifikat halal ke Asia Tenggara dan Timur Tengah. Dua tahun lalu, ketika pandemi melanda dan Betul Turker kehilangan pekerjaannya, dia mendirikan toko produk sehat di komunitas Coolaroo, utara Melbourne.

Baca Juga

Di sana, terdapat lebih dari 30 persen Muslim. “Kami telah melihat peningkatan besar pada ibu muda yang ingin membeli produk pembersih rendah racun, terutama karena mereka memulai keluarga baru," kata Turker.

Selain itu, banyak ibu muda Muslim yang datang ke tokonya karena tidak ingin menggunakan produk yang mengandung produk hewani tertentu atau alkohol. Oleh karena itu, hampir semua produk yang dia jual di The Nutrition Corner, mulai dari vitamin hingga kosmetik adalah vegan, organik, dan bersertifikat halal.

“Kosmetik halal berarti bahan-bahan yang digunakan bersertifikat halal. Karena sangat umum dalam perawatan kulit dan makeup menggunakan lemak hewani atau menggunakan alkohol sebagai pengawet,” ujar dia.

Menurut data State of the Global Islamic Economy Report terbaru, 1,9 miliar Muslim dunia menghabiskan sekitar 3 triliun dolar AS pada tahun 2021 di sektor makanan, farmasi, kosmetik, mode, perjalanan, dan media serta rekreasi. Jumlah tersebut meningkat hampir sembilan persen dari tahun sebelumnya.

 

Mendapatkan sertifikat halal tidak mudah

Menurut Austrade, Singapura, Indonesia, dan Malaysia termasuk negara eskpor Australia teratas yang memiliki permintaan sertifikat halal. Namun, bisnis lokal juga ingin memperluas area dengan mengekspor ke wilayah lain, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).

Salah satu perusahaan yang ikut berkecimpung adalah perusahaan vitamin Blackmores. Pada tahun 2025, perusahaan menargetkan satu miliar konsumen. Dua tahun lalu, perusahaan mulai mengekspor suplemen bersertifikat halal ke Asia Tenggara.

Kepala eksekutif Blackmores Alastair Symington mengatakan pasar luar negeri adalah pasar yang paling cepat berkembang. “Tahun lalu, Indonesia tumbuh sebesar 37 persen dan kelompok pasar internasional, yang sebagian besar berbasis konsumen ini tumbuh di atas 32 persen," kata Symington.

Sementara itu, manajer keterlibatan global senior di Austrade, Luisa Rust mengatakan pihaknya melihat adanya peluang untuk bisnis produk bersertifikat halal. “Kami melihat peluang untuk produk bersertifikat halal di seluruh dunia. Kami memiliki lebih dari 240 juta pelanggan potensial di Asia Tenggara,” ujarnya.

Sayangnya, mendapat sertifikat halal tidak mudah dan setiap negara memiliki aturan yang berbeda. Blackmores menganggapnya sebagai tantangan. 

“Perusahaan telah berhasil mendapatkan produknya terakreditasi halal untuk beberapa negara di Asia Tenggara, tetapi belum menaklukkan pasar Timur Tengah. Prosesnya memakan waktu cukup lama,” kata Symington.

Tiga pasar teratas Blackmores di Asia Tenggara adalah Indonesia, Malaysia dan Singapura. Pihaknya sedang melanjutkan proses untuk Thailand. “Kami bekerja dengan otoritas makanan halal dunia untuk memahami beberapa proses akreditasi lainnya untuk beberapa pasar lain di negara-negara seperti Pakistan dan komunitas penting berbasis Muslim lainnya,” ujarnya. 

 
Berita Terpopuler