Olahraga Terbaik untuk Kuatkan Otot Jantung-Cegah Gagal Jantung

Berapa menit olahraga yang diperlukan untuk kuatkan otot jantung?

ANTARA/Fakhri Hermansyah
Warga berolahraga menggunakan sepeda di Kanal Banjir Timur (KBT), Jakarta, Selasa (30/8/2022). Olahraga membantu membakar kelebihan lemak visceral dan lemak lain di dalam tubuh yang berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, sehingga mengurangi kondisi yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau strok.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gagal jantung menjadi salah satu penyakit kronis yang perlu diwaspadai karena bisa mengancam jiwa. Sama dengan kondisi kardiovaskular lainnya seperti penyakit jantung koroner, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi, salah satu cara terbaik bagi orang untuk mengurangi risikonya adalah dengan berolahraga.

Namun, yang belum banyak dipahami adalah tentang berapa durasi, frekuensi dan intensitas olahraga yang harus dilakukan. Kini, sebuah studi baru dari American Heart Association (AHA) yang diterbitkan di jurnal Circulation menemukan jawabannya.

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data dari Biobank Inggris terhadap 94 ribu peserta yang semuanya orang Inggris. Data ini digunakan untuk mengukur tingkat aktivitas secara objektif untuk menarik kesimpulan tentang risiko gagal jantung.

Hasilnya ditemukan bahwa lebih banyak olahraga dapat mengurangi risiko gagal jantung seseorang. Anggota penulis studi Frederick Ho mengatakan, ada banyak cara potensial bahwa aktivitas fisik secara teratur dapat mengurangi risiko gagal jantung. Misalnya, aktivitas fisik membantu mencegah penambahan berat badan dan kondisi kardiometabolik terkait, seperti tekanan darah tinggi dan Diabetes tipe 2, yang semuanya merupakan faktor risiko gagal jantung.

Baca Juga

Ho mengatakan bahwa olahraga teratur dapat membantu menguatkan otot jantung, yang pada gilirannya dapat mencegah berkembangnya gagal jantung. Semakin kuat jantung semakin banyak darah yang dapat dipompa ke seluruh tubuh ke organ dalam.

"Selain itu, olahraga membantu membakar kelebihan lemak visceral dan lemak lain di dalam tubuh yang berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, sehingga mengurangi kondisi yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau strok," kata Ho, seperti dilansir laman Express, Rabu (31/8/2022).

Berkenaan dengan cara kerja penelitian, para peneliti mengambil 94.739 peserta yang semuanya berusia antara 37 hingga 73 tahun. Dari data yang peserta serahkan, peneliti menarik kesimpulan tentang hubungan antara gagal jantung dan olahraga.

Selama periode tindak lanjut enam tahun,ditemukan bahwa mereka yang melakukan aktivitas fisik sedang antara 150 hingga 300 menit sepekan, 63 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami gagal jantung. Sementara itu, peserta yang melakukan aktivitas fisik berat selama 75 hingga 150 menit per pekan 66 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami gagal jantung dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukan olahraga sedang atau berat.

Temuan ini menunjukkan bahwa setiap gerakan fisik penting. Jalan santai 10 menit lebih baik daripada duduk dan tidak ada aktivitas fisik.

Peneliti juga menemukan bahwa aktivitas fisik sedang berpotensi meningkatkan manfaat risiko kardiovaskular hingga 500 menit/pekan, yang sesuai untuk setiap individu. National Health Service (NHS) di Inggris merekomendasikan setidaknya 150 menit aktivitas fisik sedang hingga intens per pekan.

Temuan ini menunjukkan bahwa angka minimum tersebut harus ditingkatkan untuk membantu mengurangi risiko gagal jantung nasional Inggris. Ho Mengatakan, profesional perawatan kesehatan mungkin menyarankan lebih banyak aktivitas fisik berdasarkan gaya hidup dan status kesehatan pasien.

Umumnya, aktivitas fisik sedang lebih mudah dimasukkan ke dalam rutinitas sehari-hari, dan umumnya lebih aman. Sementara itu, merujuk catatan NHS, gejala gagal jantung meliputi sesak napas setelah aktivitas atau saat istirahat, sering merasa lelah, merasa pusing atau pingsan, pergelangan kaki dan kaki bengkak, batuk terus-menerus, detak jantung yang cepat dan lainnya.

 
Berita Terpopuler