Kemenag Nilai Masih Ada Masalah pada Penerbangan Jamaah Haji

Banyak persoalan dalam sepekan terakhir penerbangan jamaah haji Indonesia.

Republika/Thoudy Badai
Calon jamaah haji kloter pertama berjalan menuju pesawat sebelum berangkat ke Madinah di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (12/5/2024) dini hari. Sebanyak 8.700 orang jamaah haji gelombang pertama dari 22 kloter akan diterbangkan ke Madinah untuk melaksanakan ibadah haji. Pada kesempatannya Menag RI Yaqut Cholil Qoumas ikut melepas keberangkatan jamaah haji di Bandara Soekarno Hatta. Selain itu, Gus Men, sapaan akrab Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi layanan fast track yang difasilitasi Pemerintah Arab Saudi dalam memudahkan jamaah sehingga proses pemeriksaan dokumen jamaah haji oleh keimigrasian Pemerintah Arab Saudi dapat dlakukan di bandara Soekarno Hatta sebagai upaya untuk menghemat proses keimigrasian jamaah saat tiba di Bandara tujuan. Untuk diketahui, Jumlah jamaah haji lansia tahun 2024 ini sebanyak 41.000 orang.
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) mencatat masih terjadi sejumlah persoalan penerbangan Garuda Indonesia pada fase pemberangkatan jamaah haji ke Madinah, Arab Saudi.

Meski teguran tertulis sudah dilayangkan pada 16 Mei 2024, Kemenag merasa belum ada perbaikan layanan secara signifikan. Kemenag menilai manajemen Garuda Indonesia gagal dalam memberikan layanan terbaik kepada jamaah haji fase pemberangkatan yang sudah berlangsung sejak 12 Mei 2024.

Baca Juga

“Kami mencatat banyak persoalan yang terjadi dalam sepekan terakhir penerbangan jamaah haji Indonesia. Kami melihat performa Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk. Kami sudah sampaikan teguran tertulis, tapi belum ada perbaikan signifikan,” kata Juru Bicara Kemenag Anna Hasbie di Jakarta, Rabu (24/5/2024).

Anna menegaskan, Kemenag melihat manajemen Garuda gagal dalam memberikan layanan terbaik untuk jamaah haji.

Dijelaskan Anna, Kemenag mencatat ada sejumlah persoalan pada penerbangan jamaah haji Indonesia yang sudah berlangsung sejak 12 Mei 2024. Pertama, kerusakan mesin pesawat.

Kejadian ini terjadi di Embarkasi Makassar... Baca di halaman selanjutnya...

Kejadian ini terjadi di Embarkasi Makassar. Sayap kanan pesawat Garuda Indonesia mengeluarkan api pada saat take off penerbangan jamaah kelompok terbang (kloter) lima Embarkasi Makassar UPG-05.

“Kondisi ini berdampak domino pada keterlambatan sejumlah penerbangan setelahnya,” ujar Anna.

Anna menambahkan, kedua, keterlambatan penerbangan. On Time performance (OTP) Garuda Indonesia juga sangat buruk. Kemenag mencatat persentase keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia sangat tinggi, mencapai 47,5 persen.

“Dari 80 penerbangan, 38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit. Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan,” kata Anna.

Anna menyampaikan, ketiga, pecah kloter. Perencanaan Garuda Indonesia juga meleset.

Pecah kloter yang awalnya diperkirakan hanya akan terjadi satu kali, ternyata terjadi beberapa kali. Salah satu pecah kloter dialami UPG-06 karena Garuda tidak bisa mengganti pesawat yang mesinnya rusak dengan jenis pesawat yang sama.

Sudah ada empat penerbangan pecah kloter... Baca di halaman selanjutnya...

 

“Kami mencatat sampai hari ini sudah ada empat penerbangan yang pecah kloter. Maksudnya, satu kloter jamaah tidak bisa diterbangkan secara bersama-sama,” ujar Anna.

Anna mengatakan, potensi ini masih bisa bertambah jika tidak dimitigasi dengan baik karena masa penerbangan jamaah ke Tanah Suci masih akan berlangsung hingga 10 Juni mendatang.

Keempat, tas kabin dan kursi roda jamaah tidak terbawa. Peristiwa ini dialami oleh penerbangan jamaah kloter 28 Embarkasi Solo (SOC 28).

Ada 11 kursi roda dan 120 koper kabin yang tidak terangkut. Akibatnya jamaah dan petugas mencari-cari setelah mereka mereka mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

“Ini bahkan tidak ada informasi dari Garuda. Padahal petugas haji pontang-panting terus mencarinya. Belakangan kita tahu 11 kursi roda dan 120 koper kabin itu tidak terbawa dan baru diterbangkan bersama pesawat yang memberangkatkan kloter 33 Embarkasi Solo atau SOC 33,” kata Anna.

Anna menegaskan, ini jelas merugikan jamaah haji SOC 28. Garuda harus meminta maaf dan memberikan kompensasi langsung kepada jamaah haji. Di mengatakan Garuda harus segera melakukan perbaikan ke depan.

 
Berita Terpopuler