BREAKING NEWS: Norwegia, Irlandia, dan Spanyol Akui Negara Palestina

Menurut PM Norwegia, beberapa negara lain juga akan ikut mengakui negara Palestina.

EPA-EFE/Shawn Thew
Ribuan aktivis dan pengunjuk rasa pro-Palestina berunjuk rasa di Freedom Plaza, Washington DC, AS. Beberapa negara Eropa pekan ini mengakui negara Palestina. (ilustrasi)
Rep: Lintar Satria Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Norwegia, Irlandia, dan Spanyol pada Rabu (22/5/2024) menyatakan, bahwa mereka akan mengakui negara Palestina. Pemimpin Irlandia menyatakan, negara mereka akan mengakui Palestina sebagai negara namun tidak menentukan kapan waktu tepatnya, sementara pemimpin Norwegia dan Spanyol menyatakan pengakuan mereka akan negara Palestina akan secara resmi diumumkan pada 28 Mei 2024.

Pernyataan resmi atas pengakuan negara Palestina akan digelar secara bergiliran secara terpisah. Perdana Menteri Norwegia, Jonas Gahr Store membuat pengumuman di Oslo, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez di Madrid, dan dan Perdana Menteri Irlandia mengumumkan pengakuan negara Palestina di Dublin.

"Di tengah peperangan, di mana ribuan nyawa tewas dan terluka, kita harus tetap mempertahankan satu-satunya kehidupan yang bisa kita sediakan yakni sebuah rumah yang aman baik bagi warga Israel dan Palestina: dua negara yang bisa hidup damai satu sama lain," ujar Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Stoere dalam pernyataan resminya.

Norwegia adalah sekutu dekat AS, dan dalam beberapa dekade terakhir, negara Nordik itu sudah beberapa kali berupaya membantu menengahi perdamaian antara Israel dan Palestina. Pada bulan lalu, Stoere mengatakan negaranya siap mengambil keputusan untuk mengakui negara Palestina namun belum memutuskan waktunya.

Dikutip dari Aljazirah, Stoere menjawab pertanyaan seorang wartawan tentang apakah negara-negara lain juga berencana untuk mengakui Palestina. Ia mengatakan ia memperkirakan beberapa negara Eropa juga akan membuat pengumuman hari ini.

“Kesan saya adalah ada refleksi yang sedang berlangsung di beberapa negara, tetapi saya tidak akan menjelaskan secara rinci tentang hal itu. Saya pikir mereka akan mengumumkan posisi mereka ketika mereka siap untuk melakukannya,” katanya.

“Amerika Serikat memberikan tanggapan kepada kami mereka tidak dalam posisi atau tidak siap untuk membuat rekomendasi itu. Tetapi mereka telah memahami, dan mereka menghormati keputusan yang telah kami ambil,” tambahnya.

Pada pekan lalu, Pemerintah Spanyol menyatakan tidak berniat mengakui negara Palestina pada 21 Mei 2024. Namun, menurut Perdana Menteri Pedro Sanchez, Spanyol siap mengakui negara Palestina bersama dengan negara lain nantinya.

“Ini tidak akan terjadi pada Selasa depan karena kami sedang berkoordinasi dengan negara-negara lain supaya kami membuat deklarasi dan pengakuan bersama,” katanya dalam wawancara dengan stasiun TV Spanyol La Sexta yang disiarkan, Jumat (17/5/2024).

Pernyataan PM Sanchez itu bergulir setelah pekan lalu, Lembaga Penyiaran Publik Irlandia (RTE) melansir berita bahwa Irlandia, Spanyol, Slovenia dan Malta sedang mempertimbangkan untuk secara resmi mengakui negara Palestina pada 21 Mei. Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares tidak mengonfirmasi laporan tersebut, namun mengisyaratkan bahwa telah ada keputusan yang fundamental.

Saat ini, Palestina telah diakui oleh sembilan negara anggota Uni Eropa yakni Bulgaria, Siprus, Republik Ceko, Hongaria, Malta, Polandia, Rumania, Slovakia, dan Swedia. Bulgaria, Siprus, Republik Ceska, Hongaria, Malta, Polandia, Rumania, dan Slovakia telah mengakui negara Palestina pada 1988 atau sebelum mereka bergabung dengan Uni Eropa, sedangkan Swedia melakukannya pada 2014.

Sebanyak 143 dari 193 negara anggota PBB sebelumnya juga sudah mengakui negara Palestina.

Respons Israel

Israel langsung merespons dengan memanggil perwakilan mereka di negara-negara tersebut untuk 'konsultasi mendesak'. "Hari ini, Saya mengirim pesan yang tajam kepada Irlandia dan Norwegia: Israel tidak akan diam," kata Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz.

Kementerian Luar Negeri Israel pada hari ini mengungah pesan video di X, yang mengingatkan Irlandia, bahwa, "Pengakuan negara Palestina akan meningkatkan risiko membuat Anda berada di tangah Iran dan Hamas," sambil menambahkan, langkah Irlandia mengakui negara Palestina, "Hanya akan menambah bahan bakar ekstremisme dan instabilitas."

Menurut pemerintah Israel, rencana pengakuan terhadap negara Palestina adalah sebuah "harga untuk terorisme", yang akan mengurangi peluang negosiasi perang di Gaza. 

Serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober seperti dilaporkan AFP, mengakibatkan kematian lebih dari 1.170 orang, kebanyakan warga sipil. Hamas juga menyandera 252 warga Israel, yang mana hingga kini 124 di antaranya berada di Gaza, termasuk 37 tentara yang sudah dinyatakan tewas. Serangan balasan Israel ke Gaza kemudian telah menewaskan setidaknya 35 ribu warga, yang sebagian besar adalah warga sipil Palestina.

 

 

Setengah tahun genosida di Gaza - (Republika)

 

Di tengah tekanan dunia internasional, pasukan Israel terus merangsek masuk ke kamp pengungsian Jabalia di sebelah utara Gaza. Seperti dilaporkan Reuters, Rabu, mereka menyerang rumah sakit dan daerah pemukiman dengan tank dan bom udara.

Sementara itu serangan udara Israel menewaskan setidaknya lima orang di Rafah. Serangan bersamaan Israel ke utara dan selatan Jalur Gaza pada bulan ini memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka, membatasi aliran bantuan dan menimbulkan resiko kelaparan.

Jabalia merupakan kamp pengungsian yang dibangun untuk pengungsi Palestina 75 tahun yang lalu. Warga mengatakan Israel menggunakan buldoser untuk menghancurkan toko-toko dan properti lainnya dalam operasi yang dimulai hampir dua pekan yang lalu.

Beberapa bulan yang lalu Israel mengklaim sudah membersihkan pejuang Hamas di Jabalia. Tapi mereka kembali ke kamp pengungsian dengan alasan untuk mencegah Hamas yang menguasai Gaza membangun pasukannya lagi.

Dalam ringkasan aktivitasnya dalam beberapa terakhir, militer Israel mengatakan mereka menghancurkan "70 target teror" di seluruh Jalur Gaza. Termasuk komplek militer, gudang senjata, peluncur rudal dan pos-pos observasi.

Petugas medis Palestina mengatakan, rudal Israel menghantam departemen unit gawat darurat Rumah Sakit Kamal Adwan di Jabalia. Serangan ini menimbulkan kepanikan di antara staf yang berusaha mengeluarkan pasien yang masih berbaring di ranjang dan membawa mereka dengan tandu ke jalanan yang penuh puing-puing.

"Saat rudal pertama menghantam, rudal itu menghantam pintu departemen gawat darurat, kami mencoba masuk, dan kemudian rudal kedua menghantam dan ketiga menghantam bangunan terdekat," kata kepala rumah sakit Hussam Abu Safia, Selasa (21/5/2024).

"Kami tidak dapat masuk kembali ke dalam, departemen unit gawat darurat memberikan pelayanan pada anak-anak, orang lanjut usia dan orang-orang di dalam departemen rumah sakit," tambahnya.

Titik Masuk Serangan Israel ke Gaza - (Republika)

 

 
Berita Terpopuler