Lisa Marie Presley Kecanduan Opoid Setelah Diresepkan Dokter

Seperti ayahnya dulu, Lisa Marie Presley pernah berjuang melawan kecanduan obat.

EPA/JIMMY MORRIS
Putri mendiang Raja Rock n Roll Elvis Presley, Lisa Marie Presley. Seperti ayahnya dulu, Lisa Marie juga pernah berjuang melawan kecanduan terhadap obat.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi dan anak dari Elvis Presley, Lisa Marie Presley tumbuh menjadi satu-satunya pewaris peninggalan ayahnya, Graceland. Lisa Marie memiliki kehidupan yang bergejolak, menghadapi kehilangan memilukan pada usia sembilan tahun dan pertempuran kesehatan, termasuk keracunan merkuri dan opioid.

Membuka diri tentang kecanduannya di masa lalu dalam sebuah buku tentang bahaya opioid, Lisa Marie menyatakan bahwa dia bersyukur masih hidup. Dia menjelaskan bahwa kondisi kecanduannya dimulai tak lama setelah kelahiran putri kembarnya, Harper dan Finley pada 2008.

Baca Juga

Sementara itu, Elvis yang dijuluki "King of Rock 'n Roll" meninggal pada 16 Agustus 1977 akibat serangan jantung yang ada kaitannya dengan kecanduan narkoba. Setelah kehilangan ayahnya, Lisa Marie mengembangkan ketergantungan berbahaya pada obat resep.

Mantan suami Lisa Marie, Michael Jackson, juga mengalami komplikasi akibat penggunaan narkoba. "King of Pop" itu meninggal pada 25 Juni 2009 setelah.

"Anda mungkin membaca ini dan bertanya-tanya bagaimana, setelah kehilangan orang-orang yang dekat dengan saya, saya juga menjadi mangsa opioid. Saya mulai pulih dari kesedihan setelah kelahiran putri saya (2008), ketika seorang dokter meresepkan saya opioid untuk pereda nyeri," kata Lisa Marie, dilansir Express, Kamis (11/8/2022).

Lisa Marie mengatakan obat resep jangka pendek itu membuatnya merasa perlu terus meminumnya. Karena sifat opoid yang sangat adiktif itulah, Lisa Marie mendapati dirinya bergantung pada obat-obatan, bahkan setelah mengonsumsinya dalam waktu yang singkat.

Walaupun mencoba merahasiakan kecanduannya, dokumen hukum tentang terbebasnya Lisa Marie dari kecanduan mengemuka saat perceraiannya dari suami keempatnya, musisi Michael Lockwood. Berbicara lebih banyak tentang masa-masa sulit dalam hidupnya pada tahun 2018, bintang itu berbagi bahwa sulit untuk mengatasi ketergantungan itu.

"Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, saya telah melihat terlalu banyak orang yang saya cintai berjuang melawan kecanduan dan meninggal secara tragis karena epidemi ini," ujar Lisa Marie.

Anak Lisa Marie, Benjamin Keough, juga kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang. Benjamin meninggal pada 12 Juli 2020 dengan bunuh diri.

Benjamin Keough mengapit mantan istri mendiang Elvis Presley, Priscilla Presley, bersama saudarinya Riley Keough. - (EPA)


Menurut Lisa Marie, orang tidak boleh malu mengakui kecanduan. Ia menyerukan orang-orang agar tidak menyalahkan dan menghakimi diri sendiri dan orang di sekitar. Lisa Marie mengatakan bahwa keempat anaknya adalah motivasi di balik kemenangannya melawan ketergantungan.

"Saat saya menulis ini, saya memikirkan keempat anak saya, yang memberi saya tujuan untuk sembuh. (Setelah mempertimbangkan) banyak orang tua yang kehilangan anak karena opioid dan obat-obatan lain. (Saya) bersyukur masih hidup hari ini, dan memiliki empat anak cantik yang telah memberi saya tujuan melewati masa-masa kelam," kata Lisa Marie.

Sebelum kecanduannya pada opioid dimulai, Lisa Marie juga menderita keracunan merkuri setelah menjalani perawatan gigi pada 2007. Bintang itu mendapat perawatan di rumah sakit, dengan banyak gejala termasuk serangan panik.

"Tubuh saya mulai memburuk. Saya mulai mengalami serangan panik. Satu pekan itu asma, hipoglikemia, candida, refluks. Saya berakhir di rumah sakit. Semuanya terjadi, tubuh saya benar-benar hancur," ujar Lisa Marie.

National Health Service (NHS) menjelaskan bahwa opioid sangat baik untuk mengatasi nyeri akut, tetapi hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa opioid membantu untuk nyeri kronis jangka panjang. Meskipun demikian, opioid banyak diresepkan untuk alasan ini.

Bahkan, peresepan opioid lebih dari dua kali lipat dalam periode antara 1998 hingga 2018. Ini telah disebut sebagai epidemi opioid di Inggris.

Sejak itu, pemerintah dan Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan (MHRA) telah menyadari bahaya yang dapat terjadi sebagai akibat dari peresepan obat. Mereka memastikan bahwa paket obat opioid disertai peringatan jelas tentang risiko kecanduan dan ketergantungan.

Profesional medis juga disarankan berdiskusi dengan pasien tentang risiko dan ciri-ciri toleransi, ketergantungan, dan kecanduan, yang bersama-sama menyepakati strategi pengobatan dan rencana untuk mengakhiri pengobatan. Pada September 2020, lebih dari 20 obat opioid yang berbeda (opioid) diizinkan untuk digunakan dalam pengobatan nyeri di Inggris dan potensi kecanduan relatif berbeda antara obat-obatan ini.

Situs web resmi pemerintah Inggris telah menyatakan individu dengan riwayat gangguan penggunaan zat saat ini atau masa lalu (termasuk penyalahgunaan alkohol) atau gangguan kesehatan mental (misalnya, depresi berat) berada pada risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan ketergantungan pada obat. Tanda-tanda kritis bahwa seseorang mungkin menderita kecanduan meliputi, ekspresi keinginan untuk mendapatkan obat, bahkan jika itu menyebabkan efek buruk pada kesehatan secara keseluruhan.

Selain itu, ada ekspresi kebutuhan untuk lebih, atau melaporkan penggunaan tambahan obat pereda nyeri lainnya. Orang yang kecanduan juga akan minum obat untuk alasan selain pereda nyeri.

Mereka yang kecanduan akan mengalami efek samping ketika opioid dihentikan tiba-tiba. Ketergantungan dan kecanduan opioid dikaitkan dengan reaksi yang merugikan pada penghentian pengobatan secara tiba-tiba, yang membuat lebih sulit berhenti minum obat-obatan ini.

Efek penghentian konsumsi opioid ditandai dengan, demam, diare, sulit tidur (insomnia), berkeringat dan nyeri tubuh (mialgia), nyeri yang meluas atau meningkat, iritabilitas dan agitasi, mual dan muntah.

 
Berita Terpopuler