Militer AS Siapkan Rencana Keamanan Jika Pelosi ke Taiwan

Kunjungan Pelosi ke Taiwan akan membutuhkan tingkat keamanan ekstra.

AP/Jacquelyn Martin
Para pejabat Amerika Serikat (AS) khawatir bahwa China akan menyerang pesawat Ketua House of Representative, Nancy Pelosi jika dia terbang ke Taiwan.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para pejabat Amerika Serikat (AS) khawatir bahwa China akan menyerang pesawat Ketua House of Representative, Nancy Pelosi jika dia terbang ke Taiwan. Oleh karena itu, Pentagon sedang mengembangkan rencana untuk menghadapi segala kemungkinan.

Para pejabat mengatakan kepada The Associated Press, jika Pelosi pergi ke Taiwan maka militer akan meningkatkan pergerakan pasukan dan asetnya di kawasan Indo-Pasifik. Mereka menolak untuk memberikan perincian terkait pengamanan tersebut, tetapi militer AS akan mengerahkan jet tempur, kapal, aset pengawasan dan sistem militer lainnya untuk memberikan perlindungan terhadal penerbangan Pelosi ke Taiwan.

Setiap perjalanan ke luar negeri oleh seorang pemimpin senior AS memerlukan keamanan tambahan. Tetapi para pejabat mengatakan, kunjungan Pelosi ke Taiwan akan membutuhkan tingkat keamanan ekstra.

Ketika ditanya tentang rencana militer untuk melindungi Pelosi jika dia berkunjung ke Taiwan, Kepala Staf Gabubungan AS, Jenderal Mark Milley, mengatakan, masih terlalu dini untuk mendiskusikan rencana perjalanan tersebut. "Jika ada keputusan bahwa Pelosi atau siapa pun akan bepergian dan mereka meminta dukungan militer, kami akan memastikan keamanan kunjungan mereka," ujarnya.

Para pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim menggambarkan perlunya membuat zona penyangga di sekitar Pelosi dan pesawatnya. Amerika Serikat sudah memiliki kekuatan besar yang tersebar di seluruh wilayah, sehingga setiap peningkatan keamanan dapat ditangani oleh aset yang sudah ada.

 

Selain itu, militer juga harus bersiap untuk setiap insiden bahkan kecelakaan  di udara maupun di darat. Termasuk kemampuan penyelamatan. Hingga saat ini, Pelosi, belum secara terbuka mengkonfirmasi rencana perjalanannya ke Taiwan. Awalnya Pelosi menjadwalkan kunjungan ke Taiwan pada April. Tetapi perjalannya tertunda setelah dia dinyatakan positif Covid-19.

Pekan lalu, Presiden Joe Biden menyuarakan keprihatinan tentang wacana perjalanan Pelosi ke Taiwan. Biden mengatakan, militer AS menganggap perjalanan Pelosi bukan ide yang baik saat ini.

Para pejabat AS mengatakan, pemerintah meragukan bahwa China akan mengambil tindakan langsung terhadap Pelosi atau mencoba menyabotase kunjungan tersebut.  Tetapi mereka tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa China dapat meningkatkan penerbangan pesawat militer yang provokatif di atau dekat wilayah udara Taiwan dan patroli angkatan laut di Selat Taiwan, jika Pelosi melakukan perjalanan ke Taipei. 

"Risiko terbesar selama perjalanan Pelosi adalah unjuk kekuatan China yang salah arah, atau beberapa jenis kecelakaan yang muncul dari demonstrasi tindakan provokatif. Bisa jadi tabrakan udara. Itu bisa menjadi semacam uji coba rudal, dan, sekali lagi, ketika Anda melakukan hal-hal semacam itu, Anda tahu, selalu ada kemungkinan bahwa ada sesuatu yang salah," ujar penjabat direktur asosiasi Pusat Kebijakan Keamanan dan Pertahanan Internasional di Pusat Kebijakan Keamanan dan Pertahanan Internasional, Mark Cozad. 

Sementara itu, Direktur Pusat Strategi dan Keamanan Scowcroft di Dewan Atlantik, Barry Pavel, meragukan pertimbangan yang dilaporkan pejabat AS tentang kapal induk dan pesawat tempur untuk mengamankan keselamatan Pelosi. Menurutnya kehadiran militer AS yang ditingkatkan untuk melindungi Pelosi berisiko meningkatkan ketegangan.

 

"Jelas, Gedung Putih tidak ingin Pelosi pergi dan saya pikir itu sebabnya Anda mendapatkan beberapa saran ini. Dia tidak akan pergi dengan armada," katanya.

 
Berita Terpopuler