Pengadilan Muenchen Perintahkan Tesla Ganti Kerugian Masalah Autopilot

Pengacara Tesla berpendapat Autopilot tidak dirancang untuk lalu lintas kota.

SIGID KURNIAWAN/ANTARA
Pengunjung memotret mobil listrik Tesla Model X yang dipamerkan dalam IIMS Hybrid 2021 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Ahad (18/4/2021). Sebuah laporan teknis menunjukkan kendaraan itu tidak dapat mengenali rintangan seperti penyempitan lokasi konstruksi.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengadilan Muenchen telah memerintahkan Tesla untuk mengganti sebagian besar uang 112 ribu euro (Rp1,7 miliar) kepada pelanggan untuk SUV Model X. Kasus itu bermula dari masalah pada fungsi Autopilot, demikian laporan Der Spiegel, dikutip Reuters pada Ahad (17/7/2022).

Baca Juga

Sebuah laporan teknis menunjukkan kendaraan itu tidak dapat mengenali rintangan seperti penyempitan lokasi konstruksi. Kadang-kadang, SUV Model X Tesla juga akan mengaktifkan rem secara tidak perlu.

Hal itu dapat menyebabkan "bahaya besar" di pusat kota dan menyebabkan tabrakan, pengadilan memutuskan. Menurut Der Spiegel, pengacara Tesla berpendapat Autopilot tidak dirancang untuk lalu lintas kota, yang menurut pengadilan tidak layak bagi pengemudi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan fitur secara manual dalam pengaturan yang berbeda karena akan mengalihkan perhatian dari mengemudi.

Tesla tidak segera dapat dimintai komentar dan menolak berkomentar kepada Der Spiegel. Pengadilan tidak segera tersedia untuk dimintai komentar.

Regulator keselamatan Amerika Serikat juga sedang menyelidiki fungsi Autopilot Tesla setelah laporan 16 kecelakaan, termasuk tujuh insiden cedera dan satu kematian. Tesla mengatakan Autopilot memungkinkan kendaraan mengerem dan menyetir secara otomatis di jalurnya, tetapi tidak membuat mereka mampu mengemudi sendiri.

CEO Tesla Elon Musk mengatakan pada Maret bahwa Tesla kemungkinan akan meluncurkan versi uji perangkat lunak "Full Self-Driving" baru di Eropa akhir tahun ini. Namun, itu tergantung pada persetujuan peraturan.

"Cukup sulit untuk melakukan self-driving penuh di Eropa," katanya kepada pekerja di pabrik Berlin pada saat itu sekaligus menyebut banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menangani situasi mengemudi yang rumit di Eropa di mana jalan sangat bervariasi di setiap negara.

 

 
Berita Terpopuler