Sebelum Citayam Fashion Week Viral, Kampung Citayam Sudah Beken Sejak Zaman Kolonial

Sejak era kolonial, Kampung Citayam terkenal sebagai penghasil perkebunan, salah satunya karet.

network /Kurusetra
.
Rep: Kurusetra Red: Partner

Stasiun Citayam. Wilayah Citayam adalah tanah pribadi yang dikuasai tuan tanah di era kolonial. Foto: IST.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Citayam kini kian populer menyusul ramainya pemberitaan tentang Citayam Fashion Week di wilayah Sudirman oleh remaja Citayam dan sekitarnya. Bicara Citayam tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang tentang sebuah situ atau danau yang menjadi ikon wilayah di pinggir Kota Depok dan berbatasan dengan Kabupaten Bogor tersebut.

Dari letak geografis, dulu Citayam adalah sebuah kampung yang bersebelahan dengan Kampung Cipayung. Namun Citayam saat ini terletak di Kecamatan Cipayung, Kota Depok. Sementara nama asal usul nama Citayam memiliki banyak versi sehingga belum diketahui secara pasti. Namun berdasarkan tuturan masyarakat, Citayam berasal dari dua suku kata, Cit yang artinya Peucit dan Ayam berarti Ayam. Dalam bahasa Sunda bila digabungkan menjadi Pameuncitan Ayam yang artinya pemotongan ayam. Namun ada juga yang sembarang yang menyebut Citayam diambil dari kata Ci dan Ayam yang artinya Sungai Ayam.

Di masa kolonial atau penjajahan bangsa Eropa, Citayam adalah daerah penghasil karet. Komoditi ini tersohor hingga Batavia sebagai pusat bisnis dan pemerintahan kala itu. Di landhuis (rumah peristirahatan) Citayam terdapat rumah tuan tanah dan properti lainnya, termasuk pabrik penggilingan karet.

BACA JUGA: Humor Pinggir Jurang Gus Dur: Bulu Kuduk Presiden Berdiri Setiap Ditanya Tukang Cukur Kapan Mundur

Citayam adalah tanah partikelir milik Belanda. Tanah partikelir adalah bentuk kepemilikan tanah bersistem feodal yang diterapkan di sebagian Hindia Belanda. Dalam hukum Belanda, tanah partikelir sebagai ‘daulat’ dan status hukumnya mirip dengan Vorstenlanden yang berada di bawah Kerajaan Belanda.

Pemilik tanah partikelir disebut sebagai "tuan tanah" atau dalam Bahasa Belanda disebut landheer. Para tuan tanah ini memegang "hak-hak ketuanan" atas penduduk di tanah tersebut, yang biasanya dipegang oleh pemerintah. Biasanya para tuan tanah juga mempekerjakan para pribumi yang dijadikan budak.

BACA JUGA: Cara Download Video YouTube Jadi Lagu (MP3) Pakai MP3 Juice, Cepat, Mudah, Gratis


Setu Citayam tahun 1930.

Pusat kegiatan tanah partikelir di Citayam berada di dua lokasi. Untuk rumah pemilik atau tuan tanah lokasinya berada di sisi barat pinggir setu (danau kecil) yang disebut Setu Citayam. Sementara pabrik penggilingan, gudang, dan tempat para pekerja lokasinya berada di sebelah barat setu (sekarang jadi Perumahan Atsiri).

Nama Citayam semakin tersohor dengan dibangunnya stasiun kereta api yang diberi nama Stasion Tjitajam pada 1922. Letak stasiun ini tepat berada di sisi timur setu. Stasiun itu dibangun sebagai bagian dari pembangunan jalur kereta Batavia menuju Buitenzorg (Bogor).

BACA JUGA: Sejarah Museum Wayang, Harga Tiket Masuk, dan Lokasi

Hasil-hasil perkebunan Citayam, termasuk karet, dibawa melalui Jalan Pos Polisi dan Pasar Citayam yang sekarang menuju Stasiun Citayam. Lalu dibuat alternatif melalui setu yang sekarang disebut Jalan Pos (kereta api) Citayam. Perempatan yang terbentuk karena pembuatan jalan alternatif tersebut di sekitar Setu Citayam ini kemudian sering disebut sebagai simpang (perempatan) Hek.

Sehingga wilayah Citayam jika dirangkum meliputi setu, area tanah partikelir (landhuis), dan stasiun kereta api. Setu Citayam juga sudah dipetakan dalam peta ‘Tjipajoeng: herzien in de jaren 1899-1900’ yang diterbitkan oleh Topographisch Bureau pada 1901.

Peta Landhuis Land Citayam, 1900 (peta: kitlv.nl)

Berdasarkan peta ‘Tjipajoeng: herzien in de jaren 1899-1900’ yang diterbitkan oleh Topographisch Bureau pada 1901, sudah disebutkan nama Citayam yang ditulis dengan Tjitajam. Dalam peta tersebut terlihat area Citayam meliputi kampung Bojong, Pondok Terong, Rawa Geni, Ratu Jaya, Pabuaran, dan Citayam (Tjitajam) sendiri. Sementara Kampung Citayam yang terletak di barat Kali Pesanggrahan, dengan beberapa kampung lain yang berdekatan, membentuk sebuah desa yang diberi nama Desa Citayam.

Sejumlah tuan tanah juga menguasai wilayah di sekitar Citayam, seperti Landhuis Depok, Cilangkap, Sawangan, Ciseeng, dan Bojong Gede. Saat itu Citayam masuk dalam bagian

Residentie (Provinsi) Batavia (Jakarta), Afdeeling (Kabupaten) Buitenzorg (Bogor), District (Kewedanaan) Paroeng. Saat ini area tersebut masuk ke dalam Kecamatan Cipayung, yang terdiri dari lima desa (kini menjadi kelurahan), yakni Kelurahan Pondok Terong, Ratu Jaya, Pondok Jaya, Cipayung, dan Cipayung Jaya.

Pada 1999 lima kelurahan tersebut dipisahkan dari Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor dan menjadi bagian Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Lalu pada 2011 lima kelurahan itu melebur menjadi Kecamatan Cipayung.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:

> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

 
Berita Terpopuler