Haji 2022, Bisnis di Makkah Menggeliat Kembali Usai Pandemi

Pedagang di Makkah optimistis bisnis membaik tahun ini.

Republika/Ani Nursalikah
Jamaah haji Indonesia menyerbu toko bahan makanan usai shalat subuh di kawasan Syisyah, Sektor 5, Makkah, Arab Saudi, Senin (28/8/2017). Haji 2022, Bisnis di Makkah Menggeliat Kembali Usai Pandemi
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Bisnis di Makkah perlahan-lahan kembali pulih. Kondisi ini terjadi seiring dengan persiapan Kerajaan Saudi mengoperasikan pelaksanaan musim haji 2022 dalam jumlah besar, setelah sempat dibatasi akibat penyebaran Covid-19.

Baca Juga

Pembatasan drastis jumlah jamaah yang bisa menunaikan ibadah haji selama dua tahun terakhir otomatis mengosongkan toko dan hotel di seluruh kota Makkah, Arab Saudi. Tetapi, pemilik bisnis berharap pemulihan bisa berlangsung dengan cepat mengingat ratusan ribu jamaah berduyun-duyun datang ke wilayah itu minggu ini.

“Kami memiliki sedikit pelanggan (selama dua musim haji terakhir), tetapi hari ini bisnis kembali, alhamdulillah. Ini sama seperti sebelumnya, dan bahkan lebih baik," kata salah satu pedagang sajadah di Makkah Abdullah Mekhlafi, dikutip di Digital Journal, Selasa (5/7/2022).

Satu juta orang, termasuk 850.000 jamaah dari luar negeri, diizinkan melaksanakan ritual haji tahun ini. Ibadah haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilakukan oleh semua Muslim yang mampu, setidaknya sekali dalam hidup mereka.

Pada 2019, tercatat sekitar 2,5 juta orang mengambil bagian dalam ritual tersebut. Kegiatan ibadah ini meliputi mengitari Ka'bah di Masjidil Haram Makkah, berkumpul di Gunung Arafat dan melempar jumrah di Mina.

Tahun berikutnya setelah pandemi terjadi, orang asing dilarang masuk dan total jumlah jamaah dibatasi hanya 10.000, untuk menghindari ibadah ini menjadi penyebar super global. Angka itu naik menjadi 60.000 warga dan penduduk Saudi yang divaksinasi penuh pada satu tahun setelahnya.

Pelaksanaan haji, yang menelan biaya setidaknya 5.000 dolar AS per-orang, serta ibadah umroh yang terjadi pada waktu lain dalam setahun, biasanya merupakan penghasil pendapatan yang signifikan bagi Arab Saudi, terutama sektor pariwisatanya. Dalam waktu normal, mereka menghasilkan sekitar 12 miliar dolar AS setiap tahun, menjaga agar ekonomi tetap berjalan di Makkah.

Kota ini telah menyaksikan ledakan konstruksi dalam beberapa tahun terakhir, yang membawa pusat perbelanjaan baru dan gedung apartemen. Sejumlah hotel mewah pun hadir, dengan beberapa menawarkan pemandangan Ka'bah suci.

 

Tetapi, proyek-proyek ini kekurangan klien selama pandemi. Pemilik dari usaha-usaha ini akhirnya merasa terhibur melihat pemandangan yang berlangsung di Makkah pada Senin (4/7/2022), beberapa hari sebelum ibadah haji 2022 secara resmi dimulai.

Jamaah dengan pakaian putihnya berbondong-bondong datang ke toko suvenir dan tukang cukur di seluruh kota yang berpenduduk dua juta jiwa itu. Pusat perbelanjaan utama di dekat Masjidil Haram, di mana banyak hotel berada kembali ramai oleh para peziarah dan kondisi ini jauh berbeda dari tahun lalu ketika daerah itu tampak hampir ditinggalkan.

Seorang pemilik toko parfum, Amin, merasa optimistis tentang prospek meningkatnya bisnis tahun ini. Ia juga merasa yakin kerugiannya di tahun-tahun kemarin dapat dipulihkan tahun ini.

“Ada perbedaan besar antara tahun ini dan tahun lalu. Tahun ini kita bisa melihat banyak peziarah yang membawa kembali kejayaan Masjidil Haram. Kerugiannya besar, tetapi sekarang segalanya lebih baik,” ucap dia.

Perubahan yang terjadi di Makkah mengikuti nasib ekonomi Arab Saudi baru-baru ini. Selama pandemi, Kerajaan menghadapi penurunan tajam harga minyak karena jatuhnya permintaan global.

Kondisi ini memicu langkah-langkah penghematan, termasuk tiga kali lipat pajak pertambahan nilai dan pemotongan tunjangan pegawai negeri. Terutama setelah invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari, segalanya tampaknya telah berubah.

Pada awal Mei, Arab Saudi melaporkan tingkat pertumbuhan ekonomi tercepat dalam satu dekade. Saat itu, sektor minyak mengalami lonjakan yang memicu kenaikan 9,6 persen pada kuartal pertama, dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

"Dampak kerugian selama dua tahun terakhir signifikan, tetapi kami mulai melihat pemulihan di tingkat bisnis, dan (haji) tahun ini adalah kabar baik. Jumlahnya saat ini sudah mencapai 40 persen dari level 2019. Kami berharap untuk jumlah yang lebih besar di tahun-tahun mendatang,” ujar manajer operasi di jaringan hotel terbesar di Makkah, Salem Ali Shahran.

PDB Arab Saudi diperkirakan akan tumbuh sebesar 7,6 persen pada 2022. Hal ini disampaikan oleh International Monetary Fund (Dana Moneter Internasional) pada April yang lalu.

Pengekspor minyak terbesar dunia ini sedang mencoba mendiversifikasi ekonominya, sesuai dengan pilar utama agenda reformasi Visi 2030 yang didorong oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto.

Pariwisata menjadi komponen penting dari rencana itu, yang membuat lonjakan di sektor haji menjadi lebih penting. Menteri Pariwisata Saudi, Ahmed Al Khatieb, menyebut tujuan Kerajaan saat ini adalah agar Arab Saudi melipatgandakan pariwisata asing tahun ini, karena pembatasan pandemi telah mereda.

Dari 100 juta turis asing dan domestik yang ditargetkan untuk 2030, sebanyak 30 juta diperkirakan akan melakukan perjalanan keagamaan. Puluhan ribu orang ini sebagian besar akan ke Makkah dan Madinah, dua situs paling suci umat Islam. 

 

https://www.digitaljournal.com/world/mecca-businesses-see-hajj-boom-ending-pandemic-slump/article#ixzz7Y8JiGTUa

 
Berita Terpopuler