Mengapa Orang Kurus Juga Berisiko Terkena Diabetes?

Orang mengira diabetes hanya identik dengan orang obesitas.

www.freepik.com.
Pengidap diabetes (ilustrasi). Orang kurus juga berisiko diabetes.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang sering berasumsi bahwa jika mereka tidak berisiko terkena diabetes kalau tidak kelebihan berat badan. Pandangan itu berkembang sebagian besar karena prevalensi diabetes tipe 2 berhubungan langsung dengan berat badan.

Saat berat badan naik, risiko terkena diabetes tipe 2 juga meningkat. Namun, diabetes tidak selalu terkait dengan penampilan Anda. Walaupun kurus tetapi memiliki resistensi insulin, gula darah Anda dapat meningkat.

Baca Juga

Dilansir dari laman The Indian Express, Ketua dan Kepala Endokrinologi dan Diabetes, Max Healthcare, menjelaskan beberapa orang mungkin merasa sehat jika Indeks Massa Tubuh (IMT) mereka di bawah 25. Tapi, timbangan bisa memberikan rasa aman yang salah.

Individu dengan berat badan normal tetapi dengan peningkatan proporsi lemak tubuh dan massa otot yang rendah sering mengalami resistensi insulin. Mereka sama-sama berisiko terkena diabetes tipe 2.

Pemicu penting diabetes adalah kurangnya aktivitas fisik. Banyak orang menghabiskan sepanjang hari di depan komputer atau televisi dan hanya sedikit yang melakukan olahraga.

Aktivitas fisik yang rendah menghasilkan massa otot yang rendah (juga disebut sarkopenia) dan resistensi insulin bahkan pada individu yang kurus. Individu kurus seperti itu, yang memiliki massa otot rendah dan proporsi lemak tubuh yang tinggi, mengalami efek metabolik yang sama dengan mereka yang mengalami obesitas (obesitas metabolik).

Terkadang, massa otot lebih penting daripada lingkar pinggang. Jadi, mengukur rasio pinggang dan pinggul itu penting.

Mereka yang memiliki lemak visceral dan kolesterol tinggi juga rentan. Jika ada riwayat keluarga diabetes, risiko ini meningkat secara eksponensial.

Pasien tersebut biasanya dikelola dengan obat anti-diabetes oral pada awalnya. Mereka mungkin memerlukan insulin lebih awal dalam perjalanan penyakitnya daripada pasien diabetes tipe 2 yang kelebihan berat badan atau obesitas.

Orang dewasa ini juga bisa terkena diabetes tipe lain. Diabetes tipe 1, yang ditandai dengan defisiensi insulin yang parah secara tradisional dianggap terjadi terutama pada anak-anak.

Jenis diabetes ini juga disebut diabetes tergantung insulin karena pasien yang membutuhkan insulin untuk pengobatan sejak mereka didiagnosis. Ini terjadi karena reaksi autoimun di dalam tubuh mereka di mana mereka mengembangkan antibodi terhadap sel pankreas mereka.

Pasien tersebut menunjukkan penurunan berat badan, peningkatan buang air kecil dan rasa haus dan gejala klasik diabetes lainnya. Terkadang, diabetes tipe ini berkembang perlahan dan menyamar sebagai diabetes tipe 2 pada tahap awal. Bentuk diabetes tipe 1 yang berkembang perlahan pada orang dewasa ini disebut latent autoimmune diabetes of adults (LADA).

Banyak pasien seperti itu kurus. Gambaran klinis dan tes darah khusus seperti tingkat C-peptida dan antibodi GAD 65 dapat membantu membedakan LADA dari diabetes tipe 2 pada orang dewasa.

Jenis diabetes lainnya juga dapat memengaruhi orang dewasa kurus. Misalnya, diabetes yang mengikuti pankreatitis atau operasi pankreas. Pasien-pasien ini biasanya kurus dan mungkin juga memerlukan insulin untuk pengobatan.

Jenis-jenis tes gula darah. - (Republika)

Ada juga beberapa jenis diabetes yang diklasifikasikan sebagai diabetes monogenik, di mana cacat gen tunggal dapat menyebabkan diabetes. Pasien tersebut berbeda dari diabetes tipe 2 yang khas dan tidak selalu kelebihan berat badan atau obesitas.

Jadi, berat badan ideal dan IMT normal tidak bisa menjadi satu-satunya indikator risiko diabetes pada orang dewasa. Diabetes dapat memengaruhi orang dewasa kurus juga.

 
Berita Terpopuler