WHO Terima Laporan 3.200 Kasus Cacar Monyet dari 48 Negara

Mayoritas kasus cacar monyet yang dikonfirmasi berjenis kelamin laki-laki.

AP/Denis Balibouse/Reuters Pool
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terima laporan lebih dari 3.200 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi dan satu kematian.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terima laporan lebih dari 3.200 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi dan satu kematian. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Kamis (23/6/2022) mengatakan, ada kebutuhan untuk pengawasan intensif di masyarakat yang lebih luas.

Baca Juga

Tedros menambahkan bahwa, kasus di negara-negara non-endemik masih didominasi oleh laki-laki yang berhubungan seksual dengan sesama jenis atau homoseksual. “Penularan dari orang ke orang sedang berlangsung dan banyak yang mengabaikan,” kataTedros pada pertemuan Komite Darurat Peraturan Kesehatan Internasional.

Pertemuan para ahli diselenggarakan oleh WHO untuk memutuskan apakah wabah cacar monyet akan ditetapkan sebagai darurat kesehatan global. Keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional adalah tingkat kewaspadaan tertinggi WHO. 

Sebanyak 48 negara telah melaporkan kasus wabah cacar monyet, yang dimulai pada Mei. Tedros mengatakan, terdapat hampir 1.500 kasus yang diduga cacar monyet tahun ini di Afrika Tengah dan 70 kematian. Tedros meminta negara-negara anggota untuk berbagi informasi tentang virus cacar tersebut, karena akan membantu WHO mencegah penularan.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan memperluas kapasitas pengujian cacar monyet ke lima perusahaan laboratorium komersial. Langkah ini diambil di tengah meningkatnya kasus cacar monyet.

Hingga Selasa (21/6/2022), terdapat 142 kasus cacar monyet yang dilaporkan di 24 negara bagian, termasuk Washington, DC. Kasus pertama cacar monyet di AS dilaporkan pada 17 Mei.

"Semua orang Amerika harus peduli dengan kasus cacar monyet. Saat ini kami memiliki alat untuk memerangi dan mengobati kasus di Amerika. Dengan  memperluas jumlah lokasi pengujian di seluruh negeri, kami memungkinkan siapa saja yang perlu diuji untuk melakukannya," ujar Sekretaris Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan (HHS), Xavier Becerra.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengirimkan tes cacar monyet ke lima perusahaan laboratorium komersial yaitu Aegis Science, Labcorp, Mayo Clinic Laboratories, Quest Diagnostics, dan Sonic Healthcare. HHS mengatakan, penyedia layanan kesehatan dapat menggunakan laboratorium komersial ini pada awal Juli.

"Laboratorium komersial akan memperluas kapasitas pengujian secara nasional, dan membuat pengujian lebih nyaman serta dapat diakses oleh pasien dan penyedia layanan kesehatan," kata HHS.  

 

Wabah cacar monyet telah menyebar di lebih dari 40 negara non-endemik. Sejauh ini kasus cacar monyet yang dikonfirmasi melebihi 3.000 kasus. Menurut CDC, cacar monyet dapat menyebar melalui transmisi cairan tubuh atau luka pada orang yang terinfeksi. Termasuk melalui bahan yang mereka sentuh seperti pakaian atau sprei. Virus ini juga dapat ditularkan dari ibu ke bayi dalam kandungan.

Gejala cacar monyet meliputi sakit kepala, demam, nyeri otot, kelelahan, dan ruam yang khas pada kulit. Kebanyakan orang yang terkena penyakit ini sembuh dalam beberapa minggu. Penyakit cacar monyet memiliki tingkat kematian sekitar 10 persen.

Dr Neema Madhusoodanan Nambiar dari Bareen International Hospital mengatakan, infeksi cacar monyet dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi, misalnya gigitan atau cakaran. Cacar monyet juga dapat ditularkan langsung oleh orang yang terinfeksi melalui kontak langsung melalui ruam kulit, cairan tubuh, dan tetesan pernapasan.

“Orang yang terinfeksi dapat menular dari 1 hari sebelum timbulnya ruam hingga 21 hari setelah gejala pertama, atau sampai semua lesi kulit menjadi koreng dan gejala lainnya hilang,” ujar Namibia.

 

Organisasi Keaehatan Dunia (WHO) mengatakan, Monkeypox atau cacar monyet pertama kali diidentifikasi pada manusia di Republik Demokratik Kongo pada 1970. WHO membentuk komite ahli darurat untuk menentukan apakah wabah cacar monyet harus dianggap sebagai darurat kesehatan global. Wabah cacar monyet yang menjadi endemik di Afrika, kini telah menyebar luas ke negara non-endemik seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.

 
Berita Terpopuler