Dampak Pandemi: 1,7 Juta Bayi Indonesia Belum Dapatkan Imunisasi Dasar

Imunisasi rutin tidak berjalan optimal selama pandemi Covid-19.

Antara/Irwansyah Putra
Petugas Puskesmas Ulee Kareng memberikan imunisasi pencegahan campak, difteri, dan tetanus kepada pelajar pada program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SD Negeri 42 Lamteh, Banda Aceh, Aceh, Jumat (29/10/2021). Sebanyak 1,7 juta bayi belum mendapatkan imunisasi dasar selama pandemi Covid-19.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cakupan imunisasi dasar untuk bayi dan anak turun akibat pandemi Covid-19. Kementerian Kesehatan mencatat sekitar 1,7 juta bayi di Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap selama pandemi Covid-19.

"Ada sekitar 1,7 juta bayi yang sampai sampai saat ini belum mendapatkan imunisasi dasar selama masa pandemi Covid-19 periode 2019 sampai 2021," kata Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro saat mengisi konferensi virtual, Senin (30/5/2022).

Baca Juga

Reisa mengungkapkan, pandemi Covid-19 menyebabkan banyak imunisasi rutin tidak berjalan optimal. Sebab, dulu sempat ada aturan pembatasan kegiatan dan orang tua juga takut membawa buah hatinya keluar rumah untuk divaksinasi.

Akibatnya, pihaknya mencatat terjadi penurunan cakupan vaksinasi secara signifikan imunisasi dasar lengkap. Semula, cakupan imunisasi 84,2 persen pada 2020 kemudian turun menjadi 79,6 persen pada 2021.

Reisa mengatakan, hal tersebut sangat berbahaya karena bisa muncul penyakit yang mengakibatkan kefatalan atau menyebabkan wabah. Padahal, penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

"Mulai dari penyakit tuberkulosis, campak, rubella, hepatitis B, pertusis, polio, meningitis, dan banyak lainnya," ujarnya.

Reisa menjelaskan, semua PD3I berbahaya, bisa mengakibatkan kecacatan bahkan kematian apabila menginfeksi anak yang belum mendapatkan imunisasi rutin lengkap. Jadi, ia mengingatkan bahwa imunisasi sangat penting.

"Karena adanya imunisasi tersebut dapat mencegah penyakit yang banyak dan mencegah infeksi berat pada anak," katanya.

Reisa mengatakan, Indonesia punya komitmen untuk mengeliminasi campak dan rubella serta mempertahankan Indonesia bebas polio dan mewujudkan dunia bebas polio 2026. Oleh karena itu, Indonesia harus melakukan percepatan vaksinasi untuk mencegah kejadian luar biasa akibat PD3I.

"Makanya ada bulan imunisasi anak nasional (BIAN) 2022. Kegiatannya adalah imunisasi campak, rubella, dan imunisasi kejar anak yang belum mendapatkannya," katanya.

 
Berita Terpopuler