Perbaikan Nutrisi Pasien Rawat Inap Bisa Turunkan Risiko Komplikasi Penyakit

Pasien rawat inap kerap mengalami malanutrisi.

Yogi Ardhi/Republika
Pasien rawat inap (Ilustrasi). Malanutrisi dapat meningkatkan durasi rawat inap.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malanutrisi merupakan hal yang sering terjadi pada pasien rawat inap di rumah sakit. Malanutrisi dapat meningkatkan durasi rawat inap dan frekuensi pasien untuk perlu dirawat kembali di rumah sakit, bahkan bisa menyebabkan risiko kematian.

Persoalannya, kondisi tersebut sering tidak diketahui. Menurut dr Nurhayat Usman SpB-KBD dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia, hubungan penyakit pasien dan malanutrisi selama ini belum menjadi fokus optimal.

"Padahal, dukungan nutrisi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh dari pasien," ungkap dr Nurhayat dalam acara media briefing "Perbaikan Nutrisi Turunkan Risiko Komplikasi Kesehatan dan Biaya Pengobatan", dikutip dari siaran pers, Selasa (24/5/2022).

Kejadian malanutrisi pasien rawat inap memang masih banyak terjadi di berbagai negara, seperti pada banyak rumah sakit di Asia. Kondisi ini didapat dari hasil riset yang dilakukan di tujuh negara Asia yang didukung oleh Fresenius Kabi Deutschland GmbH, Jerman.

Malanutrisi adalah kondisi yang merujuk pada kekurangan gizi seperti protein, karbohidrat, mineral atau zat mikronutrisi. Malanutrisi disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya kondisi medis pasien.

Baca Juga

Berdasarkan penelitian mengenai malanutrisi pada pasien rawat inap yang dilakukan di Indonesia, Korea Selatan, India, Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Thailand, terungkap bahwa 76 persen pasien di sembilan rumah sakit Indonesia mengalami risiko malanutrisi sedang hingga tinggi. Ini berarti tiga dari empat pasien bedah berpotensi akan mengalami malanutrisi dalam kondisi sedang hingga tinggi.

Penelitian tersebut menegaskan bahwa perbaikan nutrisi pada pasien perlu menjadi perhatian. Dr Nurhayat pun mengingatkan pentingnya melakukan pemeriksaan status nutrisi pasien sebelum operasi dan penentuan nutrisi yang optimal. "Pemenuhan nutrisi sangat penting untuk mencegah malanutrisi, terutama pada pasien rawat inap di rumah sakit," ujarnya.

Dukungan nutrisi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh dari pasien. Nutrisi yang diberikan pada pasien rawat inap bisa berupa makanan atau minuman, nutrisi enteral, maupun nutrisi parenteral.

Dr Nurhayat menjelaskan, pasien yang tidak bisa menerima makanan dan minuman bisa menerima nutrisi berupa enteral dan parenteral. Nutrisi enteral bisa diberikan secara langsung lewat mulut maupun lewat NGT (tabung nasogastrik), sementara nutrisi parenteral diberikan melalui infus.

Perbaikan nutrisi, menurut dr Nurhayat, bisa menurunkan risiko komplikasi kesehatan dan biaya pengobatan. Komplikasi yang dimaksud termasuk infeksi, ulkus dekubitus (luka baring), patah tulang, serta komplikasi paru, ginjal, dan hati.

 
Berita Terpopuler