Bus Kecelakaan di Ciamis Diduga tak Berizin

Bus pariwisata yang kecelakaan di Ciamis tak terdaftar di data Spionam Kemenhub

republika/bayu
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, meninjau TKP bus pariwisata kecelakaan di Kecematan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Ahad (22/5/2022). 
Rep: Bayu Adji P Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah melakukan pemeriksaan terkait bus pariwisata yang mengalami kecelakaan di Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, pada Sabtu (21/5/2022) sore. Hasilnya, bus yang membawa rombongan peziarah usai berkunjung ke Wisata Ziarah Panjalu itu tak berizin.

Baca Juga

Direktur Jenderal (Dirjen) Perhbungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi, mengatakan, peristiwa kecelakaan yang terjadi di Kecamatan Panumbangan itu hampir sama dengan kejadian di Wado, Sumedang, tahun lalu. Sebab, bus yang mengalami kecelakaan sama-sama merupakan bus pariwisata.
 
"Persoalannya, banyak pengusaha bus pariwisata sekarang yang belum mengurus izin Spionam," kata dia, saat meninjau tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan di Kabupaten Ciamis, Ahad (22/5/2022).
 
Ia menyebutkan, bus pariwisata yang mengalami kecelakaan di Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, berasal dari Bali. Namun, berdasarkan pengakuan kondektur bus tersebut, kendaraan itu milik PO Pandawa yang berlokasi di Serang, Banten.
 
Budi mengaku, pihaknya telah melakukan pemeriksaan data Spionam. Namun kendaraan itu tak terdaftar di data Spionam Kemenhub.
 
"Perusahaannya saja tidak terdaftar, apalagi kendaraannya. Kendaraannya masih atas nama perusahaan Pandawa di Bali. Namun mereka beroperasi di sini," kata dia.
 
Terkait masalah itu, Budi mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi bersama aparat kepolisian. Kemenhub akan membenahi masalah perizinan tersebut.
 
"Ini tentunya pembelajaran bagi saya untuk evaluasi regulasi kami. Kami akan lakukan kajian," kata dia.
 
Budi juga meminta kepada seluruh pengusaha bus pariwisata untuk selalu mengecek kondisi kendaraannya. Apalagi, berdasarkan pengakuan kondektur, bus itu mengalami rem blong sebelum kecelakaan terjadi.
 
"Kami tak kurang-kurang mengingatkan para pengusaha supaya mereka menyiapkan kendaraan dengan baik," kata dia.
 
Berdasarkan keterangan kondektur bus pariwisata yang mengalami kecelakaan itu, kendaraan tersebut berangkat dari Tangerang, Banten, pada Jumat (20/5/2022) malam. Kendaraan itu awalnya membawa rombongan peziarah ke makam Sunan Gunung Jati di Cirebon. Setelah itu, kendaraan melanjutkan perjalanan ke Panjalu, Ciamis, pada Sabtu (21/5/2022) pagi.
 
Rombongan kemudian sampai di Panjalu pada Sabtu sore. Setelah beberapa jam di Panjalu, kendaraan kembali melanjutkan perjalanan hendak menuju Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya.
 
 
 
Diduga, sopir tak beristirahat......(bersambung halaman kedua)
 

Namun, saat melintas di wilayah Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, bus mengalami kecelakaan. Diduga, sopir tak beristirahat saat mengemudikan bus pariwisata itu, sehingga kelelahan. Selain itu, rem bus diduga blong.
 
Kondektur bus itu mengatakan, rem bus pariwisata itu masih berfungsi ketika di Panjalu. Namun, melewati Turunan Pari, Kecamatan Panumbangan, rem bus tak berfungsi.
 
"Pas turunan ini rem blong. Direm tangan gak bisa. Sopir sempat ngomong, rem blong," kata kondektur bus itu.
 
Menurut dia, sopir bus itu bukan kali pertama mengemudikan kendaraan ke Panjalu. Ia bersama sopir sudah sering mengantarkan wisatawan ke Panjalu.
 
"Sebelumnya juga bawa rombongan ke sini, libur sehari, berangkat lagi ke sini. Sopirnya sama, busnya sama," kata dia.
 

 

Sebelumnya, sebuah bus pariwisata mengalami kecelakaan di Jalan Nanggeleng-Cirahayu, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, pada Sabtu sore. Sebanyak empat orang meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut. Satu orang merupakan penumpang bus dan tiga orang pengendara motor yang ditabrak bus tersebut. Selain itu, 15 orang lainnya mengalami luka-luka.

 
Berita Terpopuler