Sejumlah BUMN Bukukan Lonjakan Laba Pada Kuartal I 2022

BUMN Telekomunikasi Telkom catatkan lonjakan laba bersih capai Rp 6,12 triliun

istimewa
Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah merilis laporan keuangan periode kuartal I 2022. Beberapa diantaranya membukukan kinerja yang cukup memuaskan, terutama dari sektor perbankan. BUMN Telekomunikasi Telkom catatkan lonjakan laba bersih capai Rp 6,12 triliun
Rep: Retno Wulandhari Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah merilis laporan keuangan periode kuartal I 2022. Beberapa diantaranya membukukan kinerja yang cukup memuaskan, terutama dari sektor perbankan. 

Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, PT Telkom Indonesia Tbk. mencatatkan pendapatan mencapai Rp 35,2 triliun, naik 3,7 persen dari Rp 33,9 triliun pada kuartal yang sama tahun lalu. Sementara laba meningkat 1,7 persen menjadi Rp 6,12 triliun.

Laba bersih per saham juga tercatat naik tipis menjadi Rp 61,76, dari sebelumnya Rp 60,71 pada kuartal I 2021. Hingga akhir tahun, kinerja Telkom diprediksi masih akan cerah. 

"Sebenarnya perusahaan tahun ini masih bagus, seperti yang diketahui, secara konsodilasi di industri juga baik, terefleksi dengan semuanya masih bertumbuh," kata Equity Research Analyst Indo Premier Securities Hans Tantio dalam keterangannya dikutip Senin (16/5). 

Menurut Hans, kinerja BUMN infrastruktur telekomunikasi ini akan didukung oleh penggunaan data yang tetap tumbuh stabil. Pertumbuhan penggunaan data akan terus berlanjut meskipun situasi pandemi telah berlalu. 

Selain itu, Hans menilai, langkah Telkomsel sebagai anak usaha Telkom melakukan inovasi sinergi adalah langkah yang tepat. Menurut Hans, investasi yang dilakukan sejak 2020 ini menciptakan banyak sinergi dan paket-paket untuk mitra driver dan juga UMKM.

"Dengan adanya sinergi ini, penetrasi ke pengguna Telkomsel jadi meningkat, bisa dibilang misal mitra Gojek ada 2,5 juta orang dan ini tentu saja positif untuk Telkom," jelas Hans.

Kinerja positif juga dibukukan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Pada kuartal pertama tahun ini, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun, melompat signifikan dari periode tahun lalu sebesar 92,68 persen.

Pada tahun ini, Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Farras Farhan, memperkirakan kinerja PGN akan terus membaik. Farras memprediksi PGN mampu mencatatkan top line sebesar Rp 47,19 triliun atau tumbuh 11,4 persen yoy.

"Pertumbuhan ini juga didorong oleh dua proyek distribusi PGAS yaitu blok Rokan dan jalur pipa Gresik-Semarang," kata Farras.

 

Kinerja tiga bank BUMN juga tercatat cemerlang pada kuartal pertama 2022. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menduduki urutan pertama dengan perolehan laba bersih mencapai Rp 12,22 triliun atau tumbuh 78,8 persen dari periode yang sama 2021.

Pertumbuhan laba pada kuartal pertama ini ditopang oleh peningkatan penyaluran kredit. Kondisi UMKM yang mulai pulih telah mendorong penyaluran kredit BRI tumbuh 7,43 persen yoy menjadi sebesar Rp 1.075,93 triliun. Dari portofolio kredit UMKM saja, penyalurannya mencapai Rp 826,85 triliun, tumbuh 9,24 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Selanjutnya, PT Bank Mandiri Tbk menempati posisi kedua dengan raihan laba bersih sebesar Rp 10,13 triliun, melonjak 70 persen dari periode yang sama tahun lalu. Sama halnya dengan BRI, pertumbuhan laba Bank Mandiri didukung oleh peningkatan penyaluran pinjaman.

Pada kuartal pertama 2022, penyaluran kredit Bank Mandiri mencapai Rp 1.072,9 triliun, atau tumbuh 8,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan penyaluran pinjaman oleh Bank Mandiri ditopang oleh beberapa sektor seperti proyek pemerintah yang tumbuh 19 persen secara tahunan.

Kemudian PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menempati posisi ketiga dengan membukukan laba bersih Rp 3,9 triliun. Angka tersebut meningkat 63,2 persen dari periode yang sama tahun lalu.

 

Hingga Februari 2022, total penyaluran kredit Bank BNI mencapai Rp 575,49 triliun atau meningkat 5,43 persen dari periode yang sama tahun lalu. Perseroan meyakini pertumbuhan kredit pada kuartal I tahun ini bisa lebih tinggi dibandingkan dengan kredit akhir 2021 yang meningkat 5,4 persen yoy.

 
Berita Terpopuler