Yunani Siap Terima Finlandia dan Swedia di NATO

Finlandia dan Swedia ingin bergabung dengan NATO.

EPA-EFE/CLEMENS BILAN
Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias tiba di Berlin, Jerman, untuk menghadiri menghadiri pertemuan informal para menteri NATO pada 14 hingga 15 Mei 2022. Dendias menyebut, Yunani siap menyambut Finlandia dan Swedia di NATO.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Yunani mendukung penuh rencana Swedia dan Finlandia untuk bergabung menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Hal itu dinyatakan Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias, Sabtu (14/4/2022).

Baca Juga

"Yunani memiliki hubungan yang sangat baik dengan dua negara ini, yang juga merupakan anggota Uni Eropa," kata Dendias di Berlin, Jerman, tempat ia akan menghadiri pertemuan informal para menteri NATO.

"Sikap Yunani sangat jelas (menyangkut perkara itu), kami siap menyambut Swedia dan Finlandia ke dalam keluarga NATO, kami yakin mereka punya banyak hal yang bisa ditawarkan," ujarnya.

Satu hari setelah Finlandia --tetangga Rusia di timur laut-- berkomitmen untuk menyampaikan permohonan sebagai anggota NATO, Swedia menekankan tekad serupa. Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde mengatakan, keanggotaan negaranya di NATO akan membantu stabilisasi dan menguntungkan negara-negara di kawasan Laut Baltik.

Jika terjadi, penggabungan Finlandia dan Swedia ke aliansi militer Barat itu --yang beranggotakan 30 negara-- akan mengakhiri sikap netral yang selama ini dianut kedua negara tersebut selama menjalani Perang Dingin. Penggabungan Finlandia dan Swedia akan memperluas cakupan NATO, situasi yang berusaha dicegah Presiden Rusia Vladimir Putin dengan melakukan invasi ke Ukraina.

Moskow mengatakan keanggotaan Finlandia di NATO akan menjadi ancaman yang akan membuatnya bertindak. Tidak disebutkan tindakan seperti apa yang akan diambil Rusia.

Kremlin menyebut, dalam percakapan dengan Presiden Finlandia Sauli Niinisto, Putin menekankan bahwa meninggalkan kebijakan tradisional berupa netralitas militer akan keliru karena tidak ada ancaman keamanan yang dihadapi Finlandia. Kremlin mengatakan, perubahan dalam kebijakan luar negeri negara tersebut bisa membawa dampak negatif pada hubungan Rusia-Finlandia.

 

 
Berita Terpopuler