Kremlin: Keanggotaan NATO Finlandia dan Swedia Ancam Keamanan Rusia

Bergabungnya Finlandia dan Swedia sebagai anggota NATO akan mengancam Rusia

AP Photo
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, bergabungnya Finlandia dan Swedia sebagai anggota NATO akan menimbulkan ancaman bagi keamanan Rusia
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, bergabungnya Finlandia dan Swedia sebagai anggota NATO akan menimbulkan ancaman bagi keamanan Rusia. Selain itu, ekspansi NATO ke arah timur tidak akan berkontribusi pada keamanan di Eurasia.

Ketika ditanya apa yang mungkin dilakukan Rusia sebagai tanggapan atas bergabungnya Finlandia dan Swedia menjadi anggota NATO, Peskov mengatakan, tindakan tersebut akan tergantung pada tingkat kemajuan infrastruktur militer NATO ke perbatasan Rusia. Diketahui Finlandia dan Rusia berbagi perbatasan sepanjang 1.300 kilometer.

"Kami akan menganalisis situasi dengan (kemungkinan) aksesi Finlandia ke NATO, dan akan mengembangkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan keamanan," kata Peskov, dilansir Anadolu Agency, Jumat (13/5/2022).

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis (12/5), para pemimpin Finlandia mengatakan mereka berencana untuk mengajukan keanggotaan NATO dalam waktu dekat. Langkah diperkirakan akan diikuti oleh Swedia.

Rusia telah lama memperingatkan agar Finlandia dan Swedia tidak bergabung dengan NATO. Moskow berulang kali memperingatkan bahwa ada "ancaman keamanan" jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO.

Presiden dan perdana menteri Finlandia pada Kamis (12/5) mendukung pengajuan keanggotaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Hal ini membuka jalan bagi NATO untuk berkembang di tengah perang Rusia di Ukraina.

 “Finlandia harus mengajukan keanggotaan NATO tanpa penundaan.  Kami berharap langkah-langkah nasional yang masih diperlukan untuk membuat keputusan ini diambil dengan cepat dalam beberapa hari ke depan," ujar pernyataan bersama Presiden Sauli Niinisto dan Perdana Menteri Sanna Marin.

Melalui pernyataan tersebut, berarti Finlandia hampir pasti akan mendaftar keanggotaan NATO meskipun masih ada beberapa langkah sebelum proses pengajuan aplikasi dimulai. Dalam pernyataan bersama, Niinisto dan Marin mengatakan, keanggotaan NATO akan memperkuat keamanan Finlandia.

“Sebagai anggota NATO, Finlandia akan memperkuat seluruh aliansi pertahanan,” kata Niinisto dan Marin.


Sejak Rusia melancarkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari, Finlandia mulai memikirkan perubahan kebijakan besar. Finlandia secara bertahap meningkatkan kerja sama dengan NATO sebagai mitra, sejak Rusia mencaplok Krimea pada 2014. Namun sejak invasi Rusia ke Ukraina, negara-negara Nordik  telah menahan diri dari untuk bergabung dengan NATO, demi menjaga hubungan persahabatan dengan negara tetangga di wilayah timurnya.  

Pandangan orang Finlandia tentang NATO telah berubah dengan cepat setelah Rusia memulai operasi khusus di Ukraina. Dukungan publik Finlandia untuk bergabung dengan NATO telah meningkatselama beberapa bulan terakhir.

Jajak pendapat terbaru oleh penyiar publik YLE menunjukkan 76 persen orang Finlandia mendukung keanggotaan NATO. Sementara 12 perse  menentang keanggotaan NATO. Sebelum perang di Ukraina, dukungan untuk keanggotaan Finlandia untuk NATO hanya bertahan di angka sekitar 25 persen.

Hubungan non-blok militer telah lama mendapatkan dukungan dari orang Finlandia sebagai cara untuk menghindari konflik. Namun invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan sebagian besar orang Finlandia menilai hubungan persahabatan dengan Rusia sebagai ungkapan kosong belaka. Pergeseran cepat Finlandia menuju keanggotaan NATO kemungkinan akan diikuti oleh negara tetangganya, Swedia.

 
Berita Terpopuler