Gara-Gara Invasi Rusia, Misi Mars Eropa Mundur Hingga 2028

ExoMars Eropa dijadwalkan lepas landas menuju Planet Mars pada September 2022

AP/AOES medialab M.Thiebaut/European Space Ag
Ilustrasi yang disediakan oleh Badan Antariksa Eropa ini menunjukkan penjelajah ExoMars Eropa-Rusia. ExoMars Eropa dijadwalkan lepas landas menuju Planet Mars pada September 2022 namun dipastikan mundur setidaknya hingga 2028.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani  Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjelajah (rover) ExoMars Eropa, yang dijadwalkan lepas landas menuju Planet Mars pada September 2022, sekarang tidak mungkin diluncurkan sebelum 2028. Penyebabnya adalah Badan Antariksa Eropa (ESA) harus mengganti platform pendaratan buatan Rusia. 

Baca Juga

ESA secara resmi menghentikan kerja sama dengan Rusia pada Maret setelah negara-negara Eropa menjatuhkan sanksi atas invasi kepada Ukraina. Berbicara pada pertemuan Kelompok Analisis Program Eksplorasi Mars pada Selasa (3/5/2022), ilmuwan proyek ExoMars ESA, Jorge Vago mengatakan bahwa badan tersebut saat ini akan segera mempresentasikan rencana yang layak kepada negara-negara anggotanya.

Proyek ExoMars, yang dikembangkan dalam kemitraan dengan Rusia, akan membutuhkan peningkatan dana yang signifikan jika penjelajahnya yang bernama Rosalind Franklin, ingin mencapai Planet Merah. Peningkatan dana ini disebabkan karena sistem pengganti  diutuhkan untuk beberapa teknologi buatan Rusia.

Misi penjelajah, yang diperkirakan menelan biaya 1,37 miliar dolar Amerika Serikat (AS) jika diluncurkan pada September 2022 bersama dengan Rusia, akan membutuhkan platform pendaratan baru, roket baru, dan beberapa teknologi lain yang awalnya disediakan oleh badan antariksa Rusia Roscosmos.

“Pada bulan Juli, kami akan pergi ke negara-negara anggota dengan cara yang direkomendasikan ke depan,” kata Vago pada pertemuan itu, dilansir dari Space, Kamis (5/5/2022).

“Rekomendasi ini akan memiliki perkiraan keuangan untuk berapa biaya untuk menempatkan rover Rosalind Franklin di Mars,” ujarnya.

 

 

Rencana awalnya, Rusia akan meluncurkan penjelajah dengan roket Proton dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan. Roscosmos juga membangun platform pendaratan Kazachok, yang tidak hanya seharusnya mengantarkan rover ke permukaan planet, tetapi juga memiliki program ilmiahnya sendiri di lokasi pendaratan.

Vago mengatakan bahwa sementara ESA dapat membangun sebagian besar platform pendaratannya sendiri, ia akan berusaha untuk mendapatkan dari Badan Antariksa Amerika (NASA) beberapa teknologi yang saat ini tidak dapat diproduksi di dalam negeri.

“Kita perlu menggunakan jet yang digunakan untuk mengirimkan Curiosity atau Perseverance, mungkin lebih sedikit mesin tetapi jenisnya sama. Hal lain yang perlu kita ganti adalah unit pemanas radioaktif, yang juga tidak kita miliki di Eropa.”

Membangun kembali platform pendaratan dan mengonfigurasi ulang misi akan memakan waktu. Jika misi itu dilanjutkan, peluncuran tidak mungkin dilakukan sebelum 2028.

Baca juga : Ketua Komisi Uni Eropa Desak Anggota Setop Ketergantungan pada Gas Rusia

“Kami dapat meluncurkan pada 2024 dengan Roscosmos di Proton, tetapi dengan cara geopolitik, saya pikir ini menjadi semakin kecil kemungkinannya,” katanya.

“2026 secara teoritis mungkin, tetapi dalam praktiknya, kami pikir akan sangat sulit untuk mengkonfigurasi ulang diri kami sendiri dan memproduksi pendarat kami sendiri. Jadi secara realistis, kami akan melihat peluncuran pada 2028, tetapi bahkan itu membutuhkan bantuan dari NASA,” ujar Vago.

Jendela peluncuran untuk misi Mars hanya terbuka setiap 26 bulan, saat Bumi dan Mars berada pada posisi sejajar. NASA adalah mitra asli ESA dalam program ExoMars, tetapi badan Amerika itu mundur pada 2012 menyusul pemotongan anggaran oleh pemerintahan Presiden Barack Obama. Pada saat itu, misi diselamatkan oleh Rusia, yang masuk untuk mengisi mundurnya NASA.

Tanggal peluncuran 2028 berarti penjelajah ExoMars akan sampai ke Mars dengan rencana semula. Misi ini awalnya dijadwalkan untuk lepas landas pada tahun 2018 tetapi ditunda karena masalah dengan parasut pendaratan.

 
Berita Terpopuler