Mensos Salurkan Rp 2,3 Miliar Bantuan Pemberdayaan Ekonomi untuk Papua

Bantuan diberikan agar tercipta industri berbasis masyarakat di Sarmi dan Jayapura.

ANTARA/M Risyal Hidayat
Menteri Sosial Tri Rismaharini (kanan) meletakkan batu pertama pembangunan rumah produksi pengolahan ikan saat kunjungan kerja (kunker) di GKI Klasis Barat, Distrik Sarmi Barat, Kabupaten Sarmi, Papua, Selasa (22/3/2022). Dalam kunker tersebut Mensos bertujuan untuk mewujudkan pemberdayaan ekonomi masyarakat Papua guna terciptanya Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Rep: Febryan A Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, SARMI -- Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyalurkan bantuan pemberdayaan ekonomi senilai Rp 2,3 miliar untuk warga Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (22/3/2022). Bantuan berupa peralatan pertanian dan modal usaha itu diberikan untuk menggerakkan perekonomian dua kabupaten di pesisir utara Papua tersebut.

"Bantuan ini untuk ekonomi masyarakat. Jadi tujuannya adalah bagaimana mengangkat kesejahteraan masyarakat," ujar Risma di Distrik Pantai Barat, Kabupaten Sarmi, Selasa (22/3/2022).

Untuk Kabupaten Sarmi, Risma menyerahkan bantuan kepada warga di Distrik Pantai Barat dan warga sekitar Distrik Sarmi Kota. Di Pantai Barat, dia menyerahkan bantuan berupa alat-alat pertanian, alat-alat pengairan, serta sejumlah bibit pisang dan alpukat senilai Rp 451 juta. Bantuan diterima Gereja Kristen Indonesia (GKI) Klasis Apawer Pantai Barat.

Sedangkan di Distrik Sarmi Kota, Risma menyerahkan bantuan berupa pendirian Rumah Produksi Olahan Hasil Laut dan sembako untuk GKI Klasis Sarmi Barat. Lalu, bantuan diserahkan berupa sumur bor, genset, bibit sapi dan budidaya padi kepada GKI Klasis Sarmi Timur.

Baca Juga

Diserahkan pula bantuan berupa alat budidaya pertanian, budidaya perikanan tangkap, pengairan dan genset kepada GKI Klasis Bonggo. Total bantuan untuk tiga kalsis GKI di Sarmi Kota ini mencapai Rp 516 juta.

Setelah dari Kabupaten Sarmi, Risma bertolak ke Kabupaten Jayapura. Di sana, Risma menyalurkan bantuan bahan isian kios sembako, genset, bantuan pembangunan rumah produksi hasil pertanian dan perkebunan senilai Rp 188 juta.

Risma juga memberikan bantuan dua unit truk logistik dan satu unit mobil operasional senilai Rp 1,2 miliar di Kabupaten Jayapura. Dua truk itu akan digunakan untuk mengangkut hasil produksi dari Kabupaten Sarmi dan Jayapura ke Kota Jayapura.

Jalur Distribusi

Risma mengatakan, bantuan diberikan agar terciptanya industri berbasis masyarakat di Sarmi dan Jayapura. Hasil produksinya bisa dijual ke daerah lain dengan mengoptimalkan jalan penghubung antarkabupaten.

Untuk diketahui, Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Jayapura adalah dua kabupaten di sisi barat Kota Jayapura, Ibu Kota Provinsi Papua. Sarmi berjarak sekitar 300 kilometer dari Kota Jayapura.

Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, dan Sarmi dihubungkan Jalan Trans Jayapura-Sarmi. Namun, akses jalan dari Sarmi Kota ke Apawer Distrik Pantai Barat (berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan) masih buruk karena didominasi jalanan tanah.

Menurut Risma, meski kondisi jalan masih buruk di sejumlah titik, tapi keberadaannya sudah bisa dimanfaatkan untuk memajukan perekonomian warga setempat. "Sebenarnya sudah ada jalur yang bisa digunakan untuk akses ekonomi masyarakat. Jadi, kita ingin ekonomi masyarakat terhubung mulai dari Jayapura hingga Apawer," kata Risma.

Untuk Distrik Pantai Barat, Risma mendorong agar wilayah itu menjadi penghasil buah-buahan. Masyarakat setempat bisa membagi pemanfaatan hasil perkebunan itu dalam beberapa klasifikasi.

Buah dengan kualitas terbaik bisa langsung dijual ke daerah lain. Sedangkan buah dengan kualitas nomor dua, bisa diolah agar nilai jualnya bertambah. Adapun buah dengan kualitas nomor tiga bisa dikonsumsi masyarakat setempat. "Jadi bukan semuanya dijual karena ada perbedaan grade-nya," ujarnya.

Hasil laut

Untuk wilayah sekitar Distrik Sarmi Kota, Risma mendorong kawasan tersebut menjadi tempat produksi makanan olahan hasil laut sekaligus pertanian.

Ketua GKI Klasis Sarmi Barat, Pendeta Yermias Adrian Mofu mengatakan, Rumah Produksi Olahan Hasil Laut yang berlokasi di halaman kantornya itu akan menampung berbagai hasil tangkapan masyarakat daerah sekitar. Mulai dari tangkapan ikan hingga siput. Tangkapan segar itu lalu diolah menjadi makanan setengah jadi sehingga nilai jualnya meningkat.

"Ini adalah sebuah reformasi bagi kami dalam memanfaatkan hasil laut," kata Yermias.

Mensos Risma menyebut, apabila perkebunan dan pengolahan hasil laut itu sudah berproduksi, maka produknya akan diangkut menuju Kota Jayapura untuk dipasarkan. "Jadi kita berikan bantuan bukan hanya dari sisi pertaniannya, tapi juga alat angkutnya," ujar Risma.

Risma bilang, dua truk yang diserahkan di Kabupaten Jayapura akan bolak balik menjemput hasil produksi di Kabupaten Sarmi. "Jadi nanti akan ada truk yang menjemput hasil produksi Apawer, lalu dibawa ke Sarmi Kota. Selanjutnya ada truk lain yang akan mengangkut semuanya ke Jayapura," ujarnya.

Ia menambahkan, ke depan pihaknya akan berupaya menghubungkan perekonomian Kabupaten Mambramo Raya dengan jalur distribusi tersebut. Untuk diketahui, Mambramo Raya merupakan tetangga Kabupaten Sarmi di sisi barat.

“Mambramo bisa berhasil (perekonomiannya) kalau koridornya sampai ketemu ke Jayapura,” ujar Risma. Selain itu, pihaknya juga berencana memberikan bantuan kapal karena wilayah Mambramo Raya dibelah oleh sebuah sungai.

 

 
Berita Terpopuler