WHO Perbarui Informasi tentang Varian Omicron 'Siluman', Kenali Gejala Infeksinya

WHO sebut varian omicron 'siluman' perlu tetap diawasi oleh otoritas kesehatan.

Pixabay
Ilustrasi varian omicron dari virus penyebab Covid-19. Varian omicron siluman dapat menyebabkan gejala penyakit Covid-19 yang lebih parah.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski ditetapkan sebagai strain virus penyebab Covid-19 yang dominan secara global, omicron BA.1 bukan lagi varian terbaru. Ada subvarian anyar BA.2 berjulukan stealth (siluman) omicron yang tampaknya lebih menular dan memicu kasus parah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperbarui informasi terkait "varian siluman" tersebut. Penularan yang tinggi di beberapa bagian Eropa serta Inggris membuat omicron BA.2 diawasi dengan ketat oleh para ilmuwan.

WHO menyoroti bahwa varian siluman berbeda dari pendahulunya dalam banyak aspek. Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengamini itu, menyebut BA.2 lebih menular dibandingkan dengan strain yang menyebar cepat.

Penelitian di Jepang telah menemukan bahwa varian siluman juga dapat menyebabkan penyakit Covid-19 yang lebih parah. Selain itu, omicron BA.2 disinyalir dapat menangkis beberapa metode perawatan dan lebih tahan terhadap vaksin.

Berdasarkan sejumlah bukti ilmiah yang ada, WHO memperingatkan agar BA.2 harus terus dianggap sebagai varian yang mengkhawatirkan. Menurut WHO, BA.2 juga perlu tetap diawasi oleh otoritas kesehatan masyarakat.

Perbedaan BA.2 dengan pendahulunya terutama terletak pada urutan genetiknya, serta beberapa perbedaan pada spike protein. Istilah ini merujuk pada area yang menjadi pintu masuk virus corona tipe baru (SARS-CoV-2) menginfeksi manusia.

Bukti ilmiah juga telah membuktikan bahwa BA.2 memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan galur aslinya. Ada lebih banyak penelitian yang terus dilakukan untuk memahami subvarian ini dengan lebih baik.

Terdapat pula peningkatan laporan kasus terkait subvarian itu dalam beberapa pekan terakhir, dengan salah satu titiknya terdeteksi di Denmark. Kabar baiknya, kasus Covid-19 secara global telah menunjukkan tren penurunan.

Baca Juga

Hingga kini, tidak ada informasi resmi mengenai gejala yang terhubung langsung ke omicron BA.2. Akan tetapi, beberapa ahli menyebutkan kemungkinan subvarian baru ini menunjukkan gejala yang tidak berbeda dengan omicron BA.1.

Berdasarkan laporan pakar dan pasien, gejala yang terkait dengan omicron asli termasuk tenggorokan gatal, sakit otot ringan, kelelahan yang luar biasa, batuk kering, dan berkeringat di malam hari. Pasien juga bisa mengalami pilek, sakit kepala, mialgia, diare, dan kehilangan selera makan.

Infografis Gejala Omicron Muncul Setelah 48 Jam - (republika.co.id)

Aplikasi studi Covid-19, Zoe, menginformasikan bahwa omicron diyakini menyebabkan gejala yang berbeda dari tiga tanda klasik penyakit versi awal. Menurut Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), tiga tanda klasik Covid-19 adalah batuk, demam, serta kehilangan atau perubahan fungsi indra pengecap dan penciuman, dikutip dari laman Express.co.uk, Jumat (25/2/2022).

 
Berita Terpopuler