Putin Tuding Biden Beri Informasi Palsu tentang Invasi Ukraina

Putin menuding Joe Biden telah memberikan informasi palsu tentang invasi ke Ukraina.

AP/Alexei Nikolsky/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin.Putin menuding Presiden AS Joe Biden telah memberikan informasi palsu tentang invasi ke Ukraina.
Rep: Rizki Jaramaya Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin menuding Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah memberikan informasi palsu tentang invasi ke Ukraina. Tudingan ini diungkapkan Putin dalam panggilan telepon kepada Biden yang berlangsung selama satu jam.

Baca Juga

Penasihat Presiden Putin untuk Kebijakan Luar Negeri, Yury Ushakov mengklaim, tuduhan AS terkait rencana serangan Rusia ke Ukraina dibuat dengan cara yang "terkoordinasi". Menurutnya, AS telah membesarkan tuduhan palsu tersebut sehingga menimbulkan kepanikan.

"Amerika secara artifisial memperbesar histeria invasi terencana ke Rusia, bahkan memberi tahu tanggal invasi, dan secara paralel membangun kekuatan di Ukraina bersama dengan sekutu mereka, termasuk menyediakan sumber daya keuangan untuk memperkuat tentara Ukraina, dan meningkatkan jumlah pelatih militer yang dikirim ke Ukraina," kata Ushakov, dilansir Anadolu Agency, Ahad (13/2).

"Dengan dugaan invasi, prasyarat dibuat untuk kemungkinan tindakan provokatif angkatan bersenjata Ukraina. Beginilah cara kami mengevaluasi situasi ini," ujar Ushakov menambahkan.

Ushakov mengatakan, dalam panggilan telepon itu, presiden AS mengatakan kepada Putin bahwa Washington dan Moskow harus melakukan yang terbaik untuk mendukung stabilitas dan keamanan di dunia. "Biden menekankan bahwa dalam kerangka masalah Ukraina, semuanya harus dilakukan untuk menghindari skenario terburuk," katanya.

 

 

Ushakiv mencatat bahwa, Biden  menyukai jalur diplomatik. Sementara Rusia akan mempertimbangkan pernyataan yang diungkapkan oleh Biden. 

"Putin menunjukkan bahwa persenjataan Ukraina oleh negara-negara Barat berbahaya. Negara-negara Barat mendorong tindakan provokatif pasukan militer Ukraina di Donbas dan Krimea," ujar Ushakov.

Biden pada Sabtu (12/2) memberikan peringatan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa, invasi ke Ukraina akan menyebabkan penderitaan manusia yang meluas. Biden mengatakan, Barat berkomitmen pada diplomasi untuk mengakhiri krisis dan siap untuk skenario lain.

Biden melakukan pembicaraan dengan Putin melalui telepon untuk membahas krisis Rusia-Ukraina. Pembicaraan yang berlangsung selama satu jam itu tidak membuahkan hasil untuk mengurangi ancaman perang yang akan segera terjadi di Eropa.

"Biden juga mengatakan Amerika Serikat dan sekutunya akan menanggapi dengan tegas dan mengenakan sanksi cepat dan berat jika Kremlin menyerang negara tetangganya," ujar Gedung Putih.

 

 

Sebelumnya penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, memperingatkan, intelijen AS menyatakan bahwa invasi Rusia dapat dimulai dalam beberapa hari. Tepatnya sebelum Olimpiade Musim Dingin di Beijing berakhir pada 20 Februari.

Para pejabat AS meyakini, mereka hanya memiliki beberapa hari untuk mencegah invasi dan pertumpahan darah besar-besaran di Ukraina. AS dan sekutunya NATO, tidak memiliki rencana mengirim pasukan ke Ukraina untuk melawan Rusia.

"Presiden Biden menjelaskan kepada Presiden Putin bahwa, Amerika Serikat tetap siap untuk terlibat dalam diplomasi, dalam koordinasi penuh dengan Sekutu dan mitra kami. Sementara kami sama-sama siap untuk skenario lain,” kata pernyataan Gedung Putih. 

 

Seorang pejabat senior pemerintah AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, panggilan telepon antara Biden dan Putin bersifat substantif. Tetapi tidak ada perubahan mendasar dalam dinamika yang telah berlangsung di perbatasan Rusia-Ukraina. Pejabat itu menambahkan, belum diketahui apakah Putin telah membuat keputusan akhir untuk melanjutkan aksi militer. 

 
Berita Terpopuler