Mengerikan, Letusan Gunung di Bulan Jupiter Memunculkan Aurora Raksasa

Aurora Jupiter dipicu oleh letusan gunung berapi paling aktif di tata surya kita.

network /Ilham Tirta
.
Rep: Ilham Tirta Red: Partner

Gambar komposit aurora di Jupiter, diambil menggunakan Spektrograf Pencitraan Teleskop Luar Angkasa Hubble. Gambar: NASA/ESA/J. Nichols

ANTARIKSA -- Pesawat ruang angkasa Juno NASA dan Teleskop Luar Angkasa Hubble telah mengungkapkan bukti baru rotasi cepat Jupiter dan pelepasan belerang dan oksigen dari gunung berapi di Io. Nama terakhir adalah salah salah satu bulan di Jupiter yang merupakan wilayah vulkanik paling aktif di tata surya kita.

Menurut ilmuwan dari University of Leicester, besarnya letusan dari 'bulan neraka' itu menciptakan sistem arus listrik yang mendorong aurora kuat. Saking kuatnya, aurora itu bisa diamati di sekitar kutub Jupiter. Oh ya, aurora adalah cahaya yang menari-nari, di Bumi biasanya muncul di langit kutub selatan dan kutub utara.

"Kami telah memiliki teori yang menghubungkan arus listrik ini dan aurora kuat Jupiter selama lebih dari dua dekade, dan sangat menarik bahwa akhirnya dapat mengujinya dengan mencari hubungan ini dalam data," kata Jonathan Nichols, penulis utama studi tersebut dari University of Leicester.

Temuan para peneliti itu telah dipublikasikan di Journal of Geophysical Research: Space Physics edisi 5 Januari 2022.

Peneliti menjelaskan, raksasa gas Jupiter berukuran lebih dari 11 kali lebar Bumi. Ia menyelesaikan satu kali rotasi hanya dalam 9,5 jam. Mengorbit Jupiter pada jarak rata-rata sekitar 422.000 kilometer, Io memiliki lebih dari 400 gunung berapi aktif yang menembakkan lava setinggi puluhan mil. Emisi itu kemudian jatuh ke orbit Jupiter dalam bentuk bahan bermuatan listrik atau plasma.

Ilustrasi efek tarik menarik yang tercipta saat material yang dikeluarkan dari lo bergerak di sepanjang garis medan magnet Jupiter, lalu kembali ke kutub planet melalui atmosfer atas planet. Gambar: Emma Bunce/Stanley Cowley/Jonathan Nichols/University of Leicester)

Investigasi Medan Magnet Juno, mengukur medan magnet Jupiter dari orbit dan membuat pandangan terperinci tentang lingkungan plasma luar Jupiter serta arus listrik yang melewatinya. Sementara Spektrograf Pencitraan Hubble mengukur kecerahan aurora Jupiter.

"Hasil menarik tentang bagaimana aurora Jupiter bekerja adalah bukti kekuatan menggabungkan pengamatan berbasis Bumi dari Hubble dengan pengukuran Juno," kata peneliti utama untuk misi Juno NASA, Scott Bolton.

"Gambar (Hubble) memberikan gambaran luas, sementara Juno menyelidiki dari dekat. Bersama-sama, mereka menjadi tim yang hebat!" kata dia.

Rotasi cepat Jupiter membuat sebagian besar materi yang datang dari lo tertolak. Saat materi bergerak kembali ke luar, laju rotasinya melambat. Namun, Jupiter berusaha menjaga bahan ini berputar pada kecepatan rotasinya melalui arus listrik atmosfer atas dan magnetosfer. Yang terakhir ini adalah wilayah yang didominasi oleh medan magnet Jupiter.

Pada gilirannya, hal itu menciptakan tarik-menarik elektromagnetik antara sistem arus listrik dan material di magnetosfer. Saat materi bergerak kembali ke kutup Jupiter di sepanjang garis medan magnet, ia berputar melalui atmosfer atas dan berinteraksi dengan gas. Hal itu menciptakan pertunjukan cahaya aurora yang jelas.

"Menyenangkan untuk menemukan hubungan ini karena tidak hanya membantu kita memahami bagaimana medan magnet Jupiter bekerja, tetapi juga planet-planet yang mengorbit bintang lain. Sebelumnya, kami telah menggunakan teori yang sama, dan sekarang dengan keyakinan baru (yang lebih jelas)," kata Nichols dalam jurnal tersebut.

Sumber: Space.com

 
Berita Terpopuler