Rusia Bantah Produksi Film Rekaan untuk Jadi Dalih Serang Ukraina

AS klaim punya bukti Rusia akan bikin film rekaan diserang Ukraina buat serang balik.

AP/Russian Defense Ministry Press S
Tentara Rusia mengikuti latihan militer di Yurginsky di wilayah Kemerovo, Rusia, di tengah ketegangan dengan Barat atas Ukraina, Rabu, 2 Februari 2022. Amerika Serikat tuduh Rusia siapkan film rekaan yang menggambarkan negaranya seolah-olah diserang Ukraina. Film fabrikasi itu akan dijadikan dalih untuk serang Ukraina, menurut Pentagon.
Rep: Kamran Dikarma Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia membantah tudingan Amerika Serikat (AS) yang menyebut Moskow memiliki rencana memproduksi film rekaan atau fabrikasi yang menggambarkan serangan Ukraina terhadap negara tersebut. Film itu nantinya bakal dijadikan dalih oleh Rusia untuk menyerang Kiev.

"Saya akan merekomendasikan untuk tidak mempercayai siapa pun dan terutama Departemen Luar Negeri (AS), ketika menyangkut masalah ini (Ukraina)," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada awak media, Jumat (4/2/2022).

Terkait tudingan AS soal film fabrikasi, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyebut Barat telah mengada-ada. "Sifat delusi dari pemalsuan semacam itu, dan jumlahnya semakin banyak setiap hari, jelas bagi ilmuwan politik yang kurang lebih berpengalaman," ujar Lavrov.

Baca Juga

Pada Kamis (3/2/2022) lalu, Pentagon mengklaim memiliki bukti rencana Rusia memfilmkan serangan palsu Ukraina terhadapnya. Produksi film itu bertujuan membenarkan langkah Moskow melancarkan agresi terhadap negara tetangganya tersebut.

Saat ini, ketegangan tengah membekap perbatasan Rusia-Ukraina. Moskow dilaporkan telah mengerahkan lebih dari 100 ribu tentaranya ke dekat garis perbatasan. AS dan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menuding Rusia memiliki intensi untuk menyerang Kiev. Namun, Rusia membantah tuduhan itu.

AS dan NATO telah menyatakan dukungannya terhadap Ukraina. Kiev sebenarnya bukan anggota NATO. AS telah mengumumkan akan mengerahkan 3.000 tentaranya ke Eropa Timur. Menurut Rusia, langkah Washington tersebut tidak ditujukan untuk meredakan ketegangan, tapi sebaliknya.

 
Berita Terpopuler