Luhut: Sistem Kesehatan Indonesia Siap Hadapi Omicron

Puncak kasus Omicron diperkirakan pada pertengahan Februari hingga awal Maret

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Antara/
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan, sistem kesehatan nasional saat ini telah siap menghadapi lonjakan kasus akibat varian Omicron. Namun, ia menekankan langkah preventif dari kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan menjadi kunci utama untuk menekan laju penularan.

Baca Juga

“Perlu saya tegaskan sekali lagi, bahwa pemerintah memastikan sistem kesehatan kita hari ini sudah cukup siap untuk menghadapi Omicron ini,” ujar Luhut saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM pada Ahad (16/1).

Luhut memperingatkan, puncak gelombang kasus varian Omicron di Indonesia akan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret nanti. Prediksi tersebut berdasarkan data perkembangan kasus Covid-19 di Afrika Selatan.

“Puncak gelombang Omicron diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret ini,” kata dia.

Menurut dia, pemerintah melakukan berbagai langkah mitigasi agar peningkatan kasus yang terjadi lebih landai dibandingkan negara lain. Dengan demikian, kenaikan kasus pun tak akan membebani sistem kesehatan nasional.

Ia juga menekankan, upaya penegakan protokol kesehatan dan akselerasi vaksinasi menjadi sangat penting. Selain itu, kata dia, upaya pengetatan mobilitas masyarakat akan menjadi opsi terakhir yang akan dilakukan untuk memperlambat laju penularan kasus.

Baca: Korea Selatan Longgarkan Pembatasan Covid-19

Baca: Gunung Bawah Laut Tonga Meletus, Jepang Hingga Kanada Terbitkan Peringatan Tsunami

Meskipun terjadi peningkatan kasus yang cukup signifikan, namun angka kasus kematian hingga saat ini masih terus terjaga. Bahkan, Luhut menyebut belum tercatat adanya kasus kematian akibat varian itu.

“Namun berkaca dari negara lain, gelombang Omicron dapat meningkat dengan cepat,” ujar Luhut.

Baca: Ukraina Jadi Sasaran Peretas, NATO Gandeng untuk Pertahanan Siber

 
Berita Terpopuler