Prediksi, Peringatan dari IDI dan Alarm dari DKI Jakarta

Anies menyebut kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta mulai mengalami kenaikan.

Republika/Prayogi
Juru Bicara Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) Erlina Burhan. PB IDI memprediksi akan terjadi kenaikan kasus Covid-19 pada pertengahan Januari 2022.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Dessy Suciati Saputri, Zainur Mashir Ramadhan

Kasus harian Covid-19 di Indonesia menunjukkan tren kenaikan. Dikutip dari laporan Kementerian Kesehatan RI pada Kamis (6/1) terdapat penambahan kasus baru sebanyak 533.

Jumlah tersebut telah melampaui angka penambahan pada 2 Desember 2021 sebanyak 311 kasus. Juru Bicara Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) Erlina Burhan memperkirakan tren kenaikan kasus Covid-19 akan meningkat pada pertengahan Januari ini.

Baca Juga

"Akan ada kenaikan kasus mulai pertengahan Januari," ujar Erlina kepada Republika, Kamis (6/1).

Namun, berbeda dengan kasus Covid-19 pada Juni-Juli 2021 lalu, mayoritas pasien saat ini bergejala ringan. Sehingga, pada umumnya hanya menjalani karantina atau isolasi terpusat.

"Sebagian yang dirawat di RS terutama lansia atau ada komorbid," kata Erlina

Tren kenaikan kasus Covid-19 ini, lanjut Erlina disumbang dari adanya mobilitas pascalibur Nataru, serta sudah mulai masuknya varian Omicron di Indonesia. Tercatat hingga saat ini ada kasus Omicron sebanyak 254 kasus terdiri dari 239 kasus dari pelaku perjalanan internasional (imported case) dan 15 kasus transmisi lokal.

Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Prof. Zubairi Djoerban menekankan Indonesia tidak punya alasan untuk tidak waspada terhadap Omicron. "Lekas bercermin dari situasi di Amerika Serikat, Inggris, dan Eropa. Indonesia tidak punya alasan untuk tidak waspada terhadap Omicron, " tegas Zubairi.

 

Pada Selasa (4/1), Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, kasus positif Covid-19 nasional mengalami kenaikan selama satu pekan terakhir, yakni dari 1.215 menjadi 1.409 kasus mingguan. Kenaikan kasus nasional ini dikontribusikan oleh dua provinsi yang mengalami kenaikan kasus selama empat minggu berturut-turut, yakni DKI Jakarta dan Kepulauan Riau (Kepri).

“Perlu menjadi perhatian bahwa ternyata pada satu minggu terakhir terdapat kenaikan kasus nasional dari 1.215 menjadi 1.409 kasus mingguan,” kata Wiku saat konferensi pers, Selasa (4/1).

Untuk DKI Jakarta, kasusnya terus meningkat dari 212 kasus menjadi 254 kasus, kemudian meningkat lagi menjadi 348 kasus dan terakhir mencapai 526 kasus. Sedangkan Kepulauan Riau meningkat cukup tajam dari yang awalnya hanya 2 kasus, meningkat menjadi 93 kasus, kemudian meningkat lagi menjadi 140 kasus dan terakhir mencapai 168 kasus.

"Kenaikan kasus 4 minggu berturut-turut disaat kasus di provinsi lainnya terus mengalami penurunan serta kasus positif nasional yang rendah menunjukkan alarm yang perlu untuk segera ditindaklanjuti," tegasnya.

Untuk itu, Wiku mengingatkan kembali kepada Gubernur DKI Jakarta dan Kepulauan Riau untuk menindaklanjuti hal ini dengan segera melakukan perbaikan dalam 2 minggu kedepan.

"Mohon pastikan satgas/posko di fasilitas umum dan tingkat desa atau kelurahan telah dibentuk dan berfungsi seluruhnya agar pengawasan protokol kesehatan dapat dilakukan dengan maksimal," kata Wiku.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, Rabu (5/12) mengatakan, jumlah kasus aktif Covid-19 di DKI mulai naik. Dia menyebut, masyarakat perlu menekankan lebih jauh protokol kesehatan demi mengekang penyebaran.

“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih meningkatkan kesadarannya dalam melaksanakan protokol kesehatan, di mana pun, kapan pun,” kata Anies dalam keterangannya, Rabu petang.

Anies menambahkan, sejauh ini Pemerintah Pusat memang telah menetapkan kenaikan level PPKM di Jakarta menjadi level 2. Hasil tersebut, jelas mantan Mendikbud itu, menjadi peringatan agar semua pihak tidak terlena dan menambah kewaspadaan.

Sebagai informasi, Pemprov DKI Jakarta telah menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2 selama 14 (empat belas) hari, mulai 4 hingga 17 Januari 2022. Hal tersebut ditetapkan dalam Keputusan Gubernur Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 2 Coronavirus Disease 2019.

Kebijakan tersebut merupakan tindak lanjut dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 01 Tahun 2022 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, Level 2, dan Level 1 Coronavirus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengkonfirmasi memang ada kenaikan kasus Covid-19 pascalibur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Namun demikian, peningkatan tersebut, kata dia, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Tidak seperti masa libur dari dua tahun belakangan. Alhamdulillah, tapi kita belum tahu, kita akan lihat satu atau dua pekan ke depan,” kata Riza saat ditemui awak media di DPRD DKI, Rabu (5/1).

Dia menambahkan, pada masa libur tersebut memang belum terlalu banyak yang kembali dari perjalanan ke luar kota atau luar negeri. Oleh sebab itu, dia menegaskan dampak dari Nataru akan mulai terlihat dalam satu atau dua pekan ke depan.

“Mudah-mudahan nanti saudara kita yang kebetulan bepergian ke luar negeri kembali ke Jakarta tidak membawa virus,” jelas Ketua DPD Gerindra DKI itu.

Riza mengatakan, khusus varian Omicron ada penambahan 90 kasus dalam 24 jam terakhir. Jumlah total sekitar 252 orang itu, kata dia, seluruhnya kini berada di Wisma Atlet dan RSPI Sulianti Saroso.

“Dari kasus impor 239 kasus, transmisi lokal 13 kasus. Seluruhnya berada di Wisma Atlet, dan RSPI Soeroso,” kata Riza.

Infografis Gejala Omicron Muncul Setelah 48 Jam - (republika.co.id)

 
Berita Terpopuler