Ilmuwan Temukan Covid-19 Menyebar di Populasi Rusa

Dari hasil studi, 360 ekor rusa liar positif Covid-19 berdasarkan tes usap hidung.

ANTARA/Budi Candra Setya
Dari hasil studi, 360 ekor rusa liar positif Covid-19 berdasarkan tes usap hidung.
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, 

Baca Juga

Oleh: Gumanti Awaliyah

Sebuah studi baru menemukan bukti bahwa virus corona telah menyebar di antara rusa liar di beberapa negara bagian AS. Para ilmuwan melakukan tes swab di hidung rusa berekor putih di Ohio dan diketahui bahwa manusia telah menyebarkan virus corona ke rusa setidaknya enam kali.

Dalam studi peer-review Ohio State University, 35,8 persen dari 360 rusa liar di tes positif melalui usap hidung. Para peneliti dapat membiakkan virus untuk dua sampel, yang berarti mereka dapat menumbuhkan virus hidup.

Setelah mereka meninjau hubungan genetik di antara virus pada rusa, peneliti memiliki bukti terkait penularan dari rusa ke rusa. Menurut peneliti, manusia telah menyebarkan virus corona ke Rusa setidaknya enam kali.

“Kami menemukan enam mutasi pada rusa yang jarang terjadi pada manusia,” kata Andrew Bowman, professor of veterinary preventive medicine di Ohio State University.

Penelitian serupa yang dipimpin oleh Kuchipudi dari Penn State University menemukan virus corona di kelenjar getah bening 94 dari 283 rusa yang diburu/dibunuh di Lowa pada tahun 2020. Kedua penelitian menunjukkan bahwa virus menyebar dari manusia ke rusa beberapa kali di beberapa tempat. Sejauh ini, tidak ada kasus penyebaran Covid-19 dari rusa ke manusia yang dilaporkan, namun menurut para ilmuwan kasus seperti itu mungkin terjadi.

Fakta ini menjadi alarm bahwa kesehatan manusia terkait dengan kesehatan hewan, dan kurangnya perhatian terhadap spesies lain dapat memperpanjang pandemi serta mempersulit upaya untuk mengendalikan Covid-19. Peredaran virus yang meluas dan berkelanjutan pada rusa dapat menimbulkan risiko bagi manusia jika mutasi pada rusa menciptakan varian baru. 

Populasi hewan liar yang menyimpan virus juga dapat mempertahankan varian yang tidak lagi beredar di antara manusia, lalu memungkinkan mereka untuk kembali lagi nanti. 

“Hal ini bisa terjadi tapi tidak diketahui, membuatnya sangat meresahkan. Kita bisa terkejut dengan varian yang sama sekali berbeda,” kata Ahli Virologi di Pennsylvania State University, Surech Kuchipudi seperti dilansir dari NBC, Selasa (4/1/2022).

 

Di awal pandemi, para ilmuwan semakin khawatir bahwa virus dapat berpindah dari manusia ke hewan lain. Sebuah studi menemukan banyak mamalia termasuk rusa dengan reseptor yang memungkinkan sel mereka mengikat virus.

Para peneliti kini mulai melakukan studi lanjutan. Dalam penelitian laboratorium, para peneliti menyemprot empat hidung rusa dengan virus corona yang menular untuk menguji apakah virus tersebut dapat menginfeksi mereka. Mereka juga membawa dua rusa yang tidak terinfeksi ke dalam ruangan yang sama, memisahkan mereka dengan penghalang kaca plexiglass yang tidak mencapai langit-langit.

“Kami memiliki empat hewan yang diinokulasi dan dua hewan kontak. Semua rusa terinfeksi dan melepaskan sejumlah besar virus menular. Itu mengejutkan,” kata Diego Diel, seorang profesor virologi di Cornell University.

Diego mengatakan, rusa kemungkinan besar menyebarkan virus melalui sekresi hidung yang melewati penghalang melalui udara. Rusa yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala yang nyata.

Rusa sering berkelana secara bergerombol dan kerap menyentuh hidung, membuat penularan menjadi perhatian. Jadi ilmuwan federal menguji sampel darah rusa liar di Illinois, Michigan, New York dan Pennsylvania. Mereka akhirnya menguji 624 sampel, menemukan bahwa sekitar 40 persen sampel yang dikumpulkan tahun lalu memiliki antibodi yang menunjukkan adanya infeksi di masa lalu.

 
Berita Terpopuler