Kisah Zubair bin Awwam, Sang Hawari Nabi Muhammad

Nabi Muhammad mengatakan Zubair adalah salah satu tetangganya di surga.

Republika
Kisah Zubair bin Awwam, Sang Hawari Nabi Muhammad. Sahabat Nabi (Ilustrasi)
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama lengkapnya Zubair bin Awwam bin Khuwailid Al-Qurasyi Al Asadi, biasa dipanggil Abu Abdillah dan digelari Hawari Rasulullah (teman setia Nabi Muhammad SAW). la lahir tahun 28 sebelum hijrah.

Baca Juga

la berpostur tubuh tinggi, jenggotnya tipis, dan warna kulitnya cokelat. Nasabnya bertemu dengan Nabi pada Qushai. Bibinya, Khadijah binti Khuwailidas, ummul mukminin, adalah istri Rasulullah.

Ibunya pernah memukulnya, tiba-tiba salah seorang anggota keluarganya lewat sambil menegur ibunya. Ibunya menjawab dengan melantunkan sya'ir berikut:

Aku memukulnya agar la tangkas menunggang kuda, memimpin prajurit, dan menjadi orang yang berguna.

Harapan ibunya menjadi kenyataan. Zubair as akhirnya menjadi seorang penunggang kuda yang hebat. la adalah orang pertama yang menghunus pedangnya setelah mendapat berita bahwa Nabi SAW terbunuh dalam perang Uhud.

Karena ia masuk Islam, pamannya pernah mengurungnya di sebuah rumah yang dipanasi dengan api. Ia mengatakan kepada pamannya, "Aku tidak akan murtad dari Islam untuk selama-lamanya."

 

Zubair adalah putra bibi Nabi. Ibunya adalah Shafiyah binti Abdul Muthalib. la termasuk salah satu di antara 10 orang sahabat yang diberitakan Rasulullah masuk surga.

Tentang Zubair a, Rasulullah mengatakan, "Thalhah dan Zubair; keduanya adalah tetanggaku di surga." (HR. At-Tirmidzi)" la termasuk sahabat Nabi yang kaya raya dan berprofesi sebagai pedagang. Ia meninggalkan harta senilai 40 juta dirham.

Di dadanya terdapat bekas luka tusukan tombak dan anak panah yang bentuknya seolah seperti mata. la ikut berhijrah ke Habasyah, yang pertama dan yang kedua. Ia tidak pernah absen mengikuti semua peperangan bersama Nabi.

Rasulullah pernah mendelegasikannya dan Abu Bakara bersama 70 orang dari kaum muslimin untuk mengusir orang-orang musyrik pascaperang Uhud. Ia menamai semua anaknya dengan nama para syuhada.

Mereka adalah Mundzir, Urwah, Hamzah, Ja'far, Abdullah, Mush'ab, dan Khalid. la tidak pernah menjabat sebagai gubernur. Ia hanya pernah menjabat sebagai panglima perang di jalan Allah.

la pernah berhasil mencerai-beraikan antara pasukan Malik ibn 'Auf, pemimpin wilayah Hauzan, dengan penglima tentara orang-orang musyrik dalam perang Hunain. Pada gilirannya, kekuatan mereka menjadi kacau-balau dan akhirnya ia berhasil memukul mundur pasukan mereka.

 

Tentang Zubair, Rasulullah pernah mengatakan, "Setiap Nabi mempunyai hawari (sahabat setia), dan sahabat setiaku adalah Zubair." (HR. Al-Bukhari)

la menikah dengan Asma' binti Abu Bakaras. Dan di antara anaknya adalah Abdullah bin Zubair, amirul mukminin, dan Urwah bin Zubair, salah satu di antara 7 ahli fiqih Madinah di masanya.

Rasulullah mempersaudarakannya dengan Salamah bin Salamah. Dirawikan dari Abdullah bin Zubair a, ia berkata, "Pada perang Al Ahzab aku melihat Zubair dengan menunggang kudanya mondar-mandir masuk ke barisan pasukan Bani Quraizhah dua atau tiga kali. Setelah pulang saya bertanya, "Wahai ayahku, dalam perang Al-Ahzab aku melihatmu membuntuti pasukan Bani Quraizhah." "Apakah kamu melihatku, wahai anakku?" tanya Zubair. Abdullah mengiyakan. Zubair mengatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Siapa yang menyelidiki berita tentang Bani Quraizhah, hendaklah ia menyampaikan kepadaku berita tentang mereka." Aku pergi menyelidikinya. Ketika aku kembali, Rasulullah menghimpun untukku kedua orang tuanya dan berkata, "Ayah ibuku menebusmu (fadaka abi wa Ummu)" (HR. Al-Bukhari)

Zubair adalah salah satu di antara enam orang (ashhab asy-syura) yang ditunjuk Umar untuk memilih salah satu di antara mereka menjadi khalifah sepeninggalnya. Tatkala pasukan kaum muslimin sudah berada di depan benteng Babilonia saat pembebasan wilayah Mesir dan pengepungan telah berlangsung selama tujuh bulan, Zubair menyampaikan kepada Amr bin Asha, "Wahai Amr bin Ash, aku serahkan diriku untuk Allah. Dengan itu aku berharap Allah memberikan kemenangan kepada kaum muslimin."

Amr menyetujui tindakan Zubair. Zubair maju dan meletakkan tangga lalu naik ke atas benteng seraya mengumandangkan takbir. Takbir menggema dan diikuti seluruh pasukan kaum muslimin dan akhirnya benteng dapat dibuka.

 

Tercatat tujuh orang sahabat Nabi yang pernah berwasiat kepada Zubair untuk memelihara anak-anak mereka. Di antaranya Utsman, Abdurrahman bin Auf, dan bin Mas'ud. Zubair memelihara anak-anak mereka dan menafkahi mereka dari hartanya sendiri.

la meriwayatkan 38 hadits dari Nabi. Di antaranya, Abdullah bin Zubair berkata, "Aku pernah mengatakan kepada ayahku, Zubair, "Aku tidak mendengar ayah meriwayatkan hadits dari Nabi sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat lain." Zubair menjawab, "Aku adalah sahabat yang selalu menyertai Nabi dan aku pernah mendengar Beliau bersabda, "Siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia menyiapkan tempatnya di neraka." (HR. Al-Bukhari)

Dalam perang Al-Jamal (perang unta), ia mengundurkan diri dari barisan pasukan Mu'awiyah setelah ia diingatkan Ali dengan sabda Rasulullah, "Wahai Zubair, tidakkah kamu mencintai Ali?"Zubair menjawab, Tidakkah aku mencintai putra pamanku sendiri (dari pihak ibu dan bapak) dan orang yang seagama denganku?" Beliau mengatakan, "Wahai Zubair, demi Allah, kelak kamu akan memeranginya (Ali) dan kamu berlaku aniaya terhadapnya." Mendengar hadits Nabi ini, ia langsung mengundurkan diri dari pasukan Mu'awiyah dan tidak mau memerangi Ali.

Setelah menarik diri dari perang Al-Jamal, Amr ibn Jurmuz membuntutinya, lalu membunuhnya pada saat Zubair sedang sholat. Kejadian ini terjadi pada tahun 36 H.

 
Berita Terpopuler