Fauci: Booster Bisa Lawan Omicron, Tapi Kasus Menyebar Cepat

Gelombang Omicron yang meningkat bisa mencapai puncaknya di AS setelah Januari.

AP/Alex Brandon
Anthony Fauci. Penelitian yang mengamati antibodi penetralisir setelah dosis ketiga secara konsisten menemukan peningkatan perlindungan yang substansial.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan masih berlomba untuk memahami sepenuhnya varian omicron. Meskipun dosis penguat (booster) vaksin Covid-19 bisa melawan Covid-19 varian baru Omicron yang sangat menular, para pejabat mengingatkan, gelombang kasus Omicron yang meningkat dapat mencapai puncaknya di Amerika Serikat (AS) segera setelah Januari 2022.

Baca Juga

Beberapa hal menjadi semakin jelas, varian ini menyebar sangat. Sebagian besar dapat menghindari perlindungan dua dosis vaksin. Namun, orang yang telah menerima dosis vaksin ketiga bisa terlindungi dengan baik dari gejala Covid-19 yang parah.
 
Di konferensi pers gedung putih pada Rabu (15/12) waktu setempat, pakar penyakit terkemuka Anthony Fauci meninjau laboratorium awal dan data tentang efektivitas vaksin. Sejumlah penelitian laboratorium semuanya menunjukkan tingkat antibodi penetralisir dari dua dosis vaksin secara signifikan lebih rendah terhadap Omicron berpotensi sangat rendah sehingga tidak melindungi varian tersebut.
 
Namun, penelitian yang mengamati antibodi penetralisir setelah dosis ketiga secara konsisten menemukan peningkatan perlindungan yang signifikan. Satu studi menemukan peningkatan 38 kali lipat di dalam tingkat antibodi penetralisir terhadap Omicron setelah dosis ketiga vaksin dengan platform messenger RNA (mRNA).
 
Fauci juga mempresentasikan data baru yang tidak dipublikasikan dari National Institustes of Health yang menemukan bahwa dosis ketiga vaksin Moderna memulihkan antibodi penetral dengan baik dalam cakupan penetral Omicron. Fauci juga juga mencatat temuan laboratorium menunjukkan data klinis yang riil.
 
Para peneliti di Afrika Selatan melaporkan pekan ini bahwa kemampuan perlindungan melawan infeksi dari dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech turun dari 70 persen menjadi 33 persen di tengah gelombang Omicron. Namun, data dari Inggris menemukan bahwa mendapatkan dosis booster Pfizer-BioNTech memulihkan perlindungan, meningkatkan efektivitas vaksin hingga 75 persen melawan infeksi simtomatik.

 
Temuan tersebut meredam perlombaan untuk mengembangkan dosis vaksin khusus Omicron, di antaranya Moderna dan Pfizer/BioNTech sedang kerjakan jika diperlukan.
"Regimen vaksin booster kami bekerja melawan Omicron. Di titik ini, tidak perlu booster khusus varian," katanya seperti dikutip dari laman Arstechnica, Kamis (16/12).
 
Gelombang Omicron
Namun, itu tidak akan membantu AS menghindari apa yang para ahli perkirakan menjadi gelombang besar kasus Omicron. Per Rabu (15/12), hanya di bawah 17 persen dari populasi AS yang telah sepenuhnya divaksin dan mendapatkan booster. Kemudian Omicron menyebar dengan cepat.
 
Data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)  menunjukkan bahwa dalam hitungan dua pekan, varian tersebut terhitung setidaknya 3 persen dari kasus secara nasional. Di New York dan New Jersey, kasusnya mencapai 13 persen. 
 
Saat ini, AS mencatat hampir 120 ribu kasus baru per hari dan rawat inap naik 22 persen selama 14 hari terakhir. Pekan ini, jumlah kematian di negara tersebut mencapai 800 ribu.
 
Di tengah gelombang varian Delta, prevalensi Omicron di AS melonjak 7 kali lipat hanya dalam satu pekan. Kemudian CDC memperkirakan naik 2 kali lipat dalam sekitar dua hari. Menurut Washington Post, pejabat kesehatan federal memanggil organisasi massa kesehatan pada Selasa dan mereka memperingatkan organusasi untuk mempersiapkan gelombang besar kasus Omicron dalam beberapa pekan mendatang.
 
Permodelan CDC menunjukkan bahwa gelombang Omicron dapat mencapai puncaknya segera setelah Januari, menghantam sistem kesehatan saat mereka berjuang untuk menangani kasus Delta dan flu musiman. Skenario permodelan kedua memproyeksikan gelombang yang lebih kecil di musim semi. Sejauh ini, belum jelas mana yang lebih mungkin.
 
Para pejabat di tempat lain memperingatkan skenario terburuk yang mirip dengan proyeksi pertama CDC. Pejabat di Uni Eropa mengatakan, pada Rabu bahwa mereka memperkirakan Omicron akan menjadi strain dominan di Uni Eropa pada pertengahan Januari 2022.
 
Seorang penasehat kesehatan senior untuk Inggris memperingatkan pejabat pemerintah pada Selasa bahwa kasus baru Covid-19 dapat mencapai 1 juta per hari di akhir Desember. 

 
Berita Terpopuler