Seputar Hasil Undian 16 Besar Liga Champions: Benfica Vs Ajax

Benfica hanya sekai menang dalam tujuh pertemuan melawan Ajax di Liga Champions.

EPA-EFE/MAURICE VAN STEEN
Para pemain Ajax (ilustrasi). Ajax akan menghadapi Benfica pada babak 16 besar Liga Champions.
Rep: Fitriyanto Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Undian babak 16 besar Liga Champions akhirnya berjalan lancar pada Senin (13/12) pukul 21.00 WIB setelah pengundian tiga jam sebelumnya dibatalkan UEFA akibat kesalahan teknis. Benfica yang awalnya terundi menghadapi Real Madrid, kini akan berhadapan dengan Ajax, tim yang tak bisa dibilang lebih lemah dari Los Blancos.

Benfica dipastikan berstatus underdog mengingat rekor pertemuan dan performa terbaru musim ini. Benfica dan Ajax sudah bertemu tujuh kali di kompetisi ini. Benfica hanya sekali menang, dua kali imbang, dan empat kali kalah melawan Ajax. Pertemuan terakhir kedua tim terjadi babak penyisihan Grup E musim 2018/19 di kandang Benfica yang berakhir imbang 1-1.

Berikut tinjauan singkat kedua tim ini, dikutip dari laman UEFA:

Benfica

Peringkat UEFA: 29

Grup E: runner-up (Menang 2, Imbang 2, Kalah 2, Gol Memasukkan 7, Gol Kemasukan 9) 

Musim lalu: babak kualifikasi ketiga (Kalah 1-2 vs PAOK)

Pencapaian terbaik di Liga Champions: juara (1960/61, 1961/62)

Benfica memulai musim sebagai underdog dalam tim yang disi Bayern Muenchen dan Barcelona. Namun Benfica akhirnya mampu menyingkirkan Barcelona dengan bantuan kemenangan mengesankan 3-0 di Lisbon.  Gol Darwin Nunez, kecepatan Rafa Silva, dan ketahanan Nicolas Otamendi di lini belakang memastikan Eagles menyelesaikan tugasnya.

Selama periode tugas pertamanya, dari 2009 hingga 2015, Jorge Jesus menjadi pelatih paling sukses dalam sejarah klub dengan memenangkan sepuluh trofi: tiga gelar Liga, satu Piala Portugal, satu Piala Super, dan lima Piala Liga.  Dia kembali pada 2020 untuk memulai periode keduanya.

Pemain kunci: Joao Mario

Pemain berusia 28 tahun itu memenangkan gelar Portugal musim lalu bersama Sporting CP saat dipinjamkan dari Inter Milan.  Dia baru tiba di Benfica pada bulan Juli tetapi telah membuat dampak instan dengan keterampilan organisasi, visi, dan kemampuannya untuk mendikte kecepatan permainan.  "Dia menambahkan kelas ke dalam tim," kata pelatih Jorge Jesus tentang gelandang pemenang Piala Erpa 2016 bersama Portugal.

Tahukah Anda?

Benfica telah mencapai tujuh final Liga Champions tetapi kalah dalam lima final terakhir mereka, terakhir melawan AC Milan pada 1990.

Ajax

Peringkat UEFA: 17

Grup C: juara (Menang 6, Imbang 0, Kalah 0, Gol Memasukkan 20, Gol Kemasukan 5) 

Musim lalu: penyisihan grup (perempat final Liga Europa)

Pencapaian terbaik di Liga Champions: juara (1970/71, 1971/72, 1972/73, 1994/95)

Satu lagi tim Ajax yang dibentuk dalam filosofi permainan menyerang. Setiap pemain dalam tim, termasuk penjaga gawang, merasa nyaman dalam penguasaan bola dan dapat mengambil si kulit bundar bahkan ketika berada di bawah tekanan yang ekstrem. Mereka berpindah posisi dengan mudah, unggul dalam menciptakan dan memanfaatkan ruang, dan berkomitmen untuk memainkan sepak bola yang mengalir dan kreatif. Ajax musim ini salah satu dari 10 tim dalam sejarah Liga Champions yang menyapu bersih pertandingan fase grup dengan kemenangan.

Pelatih Erik ten Hag telah melakukan pekerjaan yang luar biasa dengan skuad yang terus berkembang.  Setelah membawa Ajax ke ambang final Liga Champions pada 2018/19, ia kehilangan banyak pemain kunci musim panas itu, tetapi dengan cepat membangun kembali tim tangguh dengan para pemain yang berbeda. Tak heran ia menjadi incaran Manchester United.

Pemain kunci: Sebastien Haller

Pemain pertama yang mencetak sepuluh gol dalam enam pertandingan pertamanya di Liga Champions. Striker Pantai Gading telah naik ke level atas sepak bola Eropa dengan penuh percaya diri.

Tahukah Anda?

Haller mengikuti jejak Cristiano Ronaldo pada musim 2012/2016 yang mencetak gol dalam semua enam pertandingan grup dalam satu musim.

 

 

 
Berita Terpopuler